Desa Wisata Pentagen Turut Geliatkan Pariwisata Kerinci
KERINCI – Kekayaan pariwisata Kabupaten Kerinci tidak hanya sebatas potensi alam. Ada juga Desa Wisata Pentagen yang membuat kekayaan pariwisata Kerinci semakin beragam.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kerinci, Juanda Sasmita, mengatakan transformasi Desa Pentagen menjadi Desa Wisata dimulai tahun 2017.
“Meski demikian, Desa Pentagen berhasil masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022,” katanya.
Desa Wisata Pendung Talang Genting (Pentagen) terletak di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi dengan unggulan daya tarik berupa wisata buatan berbasis taman wisata air (Taman Pertiwi) yang dibalut dengan sejuknya nuansa alam.
Juanda menjelaskan keberhasilan Desa Wisata Pentagen menembus 50 besar desa wisata terbaik ADWI 2022 tidak lepas dari kreativitas dan soliditas pengelola BUMDes Taman Pertiwi dalam melakukan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan mengubah rawa menjadi destinasi wisata.
“Area wisata di Desa Wisata Pentagen yang disebut sebagai Taman Pertiwi ini dulunya merupakan rawa seluas 1,8 hektare yang tidak terurus. Namun sejak 2017, oleh BUMDes Taman Pertiwi yang dikelola warga setempat, area ini dikembangkan sehingga dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat,” terang Juanda.
Desa wisata yang berada di ketinggian 800 mdpl ini, mengembangkan pariwisatanya secara khusus dilakukan sejak 2017 dengan memanfaatkan dana desa, dengan anggaran dana fisiknya difokuskan pada rawa yang dikembangkan menjadi embung desa.
Pengembangan desa wisata yang berada di Desa Pendung Talang Genting, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, ini akhirnya menciptakan sebuah embung yang juga difungsikan untuk penyimpanan air bagi petani.
“Para petani sebelumnya memang kerap menghadapi masalah kesulitan air terutama di musim kemarau. BUMDes Taman Pertiwi kemudian juga mengembangkan unit usaha budidaya ikan di kolam tersebut,” jelas Juanda.
Melihat potensi yang ada, pengelola BUMDes juga mulai mengembangkan unit usaha pariwisata. Hal ini tidak lepas dari ketertarikan masyarakat yang mulai berdatangan untuk melihat daya tarik embung desa ini. Sehingga dilakukan berbagai penambahan fasilitas dan sarana prasarana penunjang kegiatan wisata. Di tahun 2018 Taman Pertiwi baru dibuka untuk publik.
Daya tarik utama dari Desa Wisata Pentagen adalah sebuah taman air buatan yang berasal dari embung desa, Taman Pertiwi. Beragam aktivitas dan wahana di Desa Wisata Pentagen berpusat di Taman Pertiwi, seperti sepeda air, bermain sepeda gantung, flying fox, juga memberi makan ikan.
Di sekitar taman air juga disediakan fasilitas-fasilitas untuk pengunjung yang ingin beristirahat atau berkumpul. Di sekeliling areal Taman Pertiwi terdapat pohon-pohon berukuran besar yang bisa dijadikan sebagai wahana untuk pemasangan hammock. Terdapat juga gazebo di pinggiran taman yang bisa disewa oleh pengunjung.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, juga memberi apresiasi untuk desa ini.
“Alhamdulillah Desa Wisata Pentagen berhasil menembus 50 besar desa terbaik di Indonesia. Kita sudah melihat bagaimana inisiasi kreasi anak bangsa dalam mengubah rawa-rawa yang tidak bernilai ekonomi menjadi sebuah situ atau di sini disebut embung. Bukan hanya untuk irigasi, perikanan, tapi juga untuk taman wisata,” kata Menparekraf Sandiaga Uno.
“Ini adalah bentuk bagaimana dana desa dikelola dengan baik dan menjadi nilai ekonomi yang membuka peluang usaha dan lapangan kerja. Dana desa pada tahun 2017 digunakan tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu secara seratus persen mengubah rawa-rawa yang tidak bernilai ekonomi menjadi embung yang bisa mengairi, menjadi tempat budidaya ikan, dan juga menjadi tempat wisata,” kata Sandiaga.
“Saya salut Kerinci bisa tembus 50 besar desa wisata dan ini bagian dari pada penciptaan 1,1 juta lapangan kerja baru tahun ini dan 4,4 juta lapangan kerja baru di tahun 2024,” kata Sandiaga.
Selain taman wisata air, Desa Wisata Pentagen juga memiliki ragam potensi pariwisata dan ekonomi kreatif. Diantaranya adalah kesenian berupa ragam tarian. Salah satunya Tari Rangguk yang merupakan tarian tradisional dari Kabupaten Kerinci.
Awalnya Tari Rangguk digunakan untuk berdakwah menyebarkan agama Islam dan hanya dilakukan oleh kaum pria. Namun sejak tahun 1950-an, Tari Rangguk mulai dipentaskan oleh kaum wanita. Kata Rangguk sendiri artinya mengangguk.
Selain itu ada Tari Asek Inak Kaco. Tarian ini mengandung unsur magis berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang pada zaman dulu untuk meminta perlindungan sesuai kepercayaan saat itu. Tari ini menunjukkan kekebalan yang konon merupakan perlindungan dari nenek moyang.
Selain ragam seni, Desa Wisata Pentagen juga memiliki ragam budaya. Beberapa diantaranya adalah Menjalan Pemimpin, yakni tradisi yang dimaksudkan untuk halal bihalal antara rakyat dengan pemimpinnya dengan cara diarak keliling kampung. Tujuannya ingin menunjukkan keadaan desa dan warganya pada para pemimpin.
Selain itu juga ada Kenduri Seko. Upacara ini dilaksanakan 3 tahun sekali untuk melantik Depati Ninik Mamak. Dalam upacara ini dilakukan serah terima jabatan dari pemangku adat lama pada pemangku adat yang baru dengan menyerahkan alat pusaka di desa yang berupa Alquran yang ditulis tangan oleh nenek moyang yang pertama kali tinggal di Desa Pentagen.
Desa Wisata Pentagen juga memiliki produk ekonomi kreatif mulai dari kuliner, fesyen, juga kriya. Kulinernya seperti Gulai Dayek, Sambal Lokan, Keripik Ubi Ungu, Rebung Tumbuk, dan tidak ketinggalan kopi khas Kerinci.
Bupati Kerinci, Adirozal. Ia mengatakan Kerinci memiliki potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang tinggi. Namun aksesibilitas dikatakannya menjadi salah satu hambatan dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kerinci.
“Dan kami yakin Pak Gubernur dan Pak Menteri dapat mendorong agar pesawat cepat kembali mendarat di Kerinci sehingga wisatawan bisa terus hadir di wilayah kami,” ujar Adirozal lagi.(*)