Direktur Pengembangan Destinasi II Kemenparekraf Raih Peringkat 3 Prestasi Istimewa dari LAN
JAKARTA – Direktur Pengembangan Destinasi II Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), Wawan Gunawan meraih penghargaan dengan predikat Prestasi Istimewa dari Lembaga Administrasi Negara (LAN). Dalam pelaksanaan Pendidikan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II angkatan 1 tahun 2022 yang dilaksanakan mulai 8 Februari sampai 31 Mei 2022, dengan diikuti 60 peserta dari berbagai Kementerian dan Lembaga dan Pemda se Indonesia. Ada lima orang dengan kategori prestasi Teristimewa yang meraih penghargaan tersebut. Sementara Wawan Gunawan menduduki peringkat ketiga (III).
Penghargaan diberikan oleh LAN kepada Wawan Gunawan dengan kategori teristimewa ke III dengan nilai sangat memuaskan, mengangkat jargon SINAKODA “Model Sinergitas berbasis Inovasi, adaptasi dan kolaborasi Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Terkait Pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Dalam Pengembangan Destinasi Wisata Berkualitas, Terintegrasi dan Berkelanjutan”.
Dalam kesempatan itu, Wawan mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak atas dirinya hingga bisa mendapat penghargaan dari LAN. “Alhamdulillah Wasyukurillah, terima kasih atas dukungan Bapak Sandiaga Salahudin Uno Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ibu Ni Wayan Giri Adnyani Sesmen Kemenparekraf, Bapak Vinsensius Jemadu Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur sekaligus sebagai Mentor, Ibu Ratna Maulana selaku coach, Pak Brisma selaku Wali Kelas, Tim Efektif, Para Kepala Dinas Pariwisata dan SKP lainnya di wilayah Destinasi II dan Bapak ibu yang banyak membantu proyek perubahan ini. Semoga prestasi ini menambah nutrisi dalam meningkatkan sinergitas kinerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja ikhlas, berkah untuk semuanya, segalanya dan selamanya,” kata Wawan mengomentari penghargaan yang diraihnya, Selasa (31/5/2022).
Proyek Perubahan dengan jargon SINAKODA gambaran sebagai nahkoda dalam menggerakkan percepatan pengembangan destinasi wisata. SINAKODA merupakan akronim Sinergitas Berbasis Inovasi Adaptasi Kolaborasi Pemerintah Pusat dan Daerah. SINAKODA suatu model program nasional berbasis inovasi, adaptasi dan kolaborasi yang dipergunakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam rangka melaksanakan tugas pengembangan destinasi wisata yang berkualitas, terintegrasi dan berkelanjutan. Sinergitas bersama stakeholders terkait, yang tentu didalamnya meliputi Pentahelix (Pemerintahan, Industri, Akademisi, Komunitas dan Media).
Selama ini program kolaborasi antar stakeholders tidak dituangkan dalam satu program pengembangan destinasi yang terpadu, semuanya serba parsial, dan intervensi program yang dilakukan oleh masing-masing K/L tidak terintegrasi dan berkesinambungan, berulang dan cenderung hit and run.
Pembangunan Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) difokuskan pada pembangunan Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas (3A) seperti yang tertuang dalam dokumen Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional (RIPPARNAS).
Salah satu sumber pendanaan pembangunan fisik di destinasi di luar anggaran Kemenparekraf adalah melalui dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang terbagi ke dalam 17 bidang lainnya. Namun demikian, implementasi pengelolaan DAK Fisik tersebut belum disinergikan untuk mendukung pembangunan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) atau Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) di masing-masing daerah.
Dengan semangat GEBER (Gerak Bersama), GERCEP (Gerak Cepat), GASPOL (Gali Semua Potensi Lokal Jadikan Lapangan Pekerjaan).
Proyek perubahan ini memiliki kebaruan inovasi berupa model dan petunjuk teknis sinergitas pengelolaan DAK Fisik di daerah yang diselesaikan dalam jangka pendek. Lalu dengan agile target jangka menengah yaitu Pilot project sinergitas pengelolaan DAK Fisik di Klungkung Provinsi Bali, Lombok Utara NTB dan Biak Numfor Papua telah diselesaikan dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang program SINAKODA akan berlanjut di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP), Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Pengembangan, Destinasi Potensial, & Revitalisasi Bali.
Program SINAKODA mendapat respon dan apresiasi dari berbagai daerah seperti Provinsi Sulawesi Tenggara, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Gorontalo yang antusias melakukan rakoor terkait Sinakoda. Provinsi Papua dan Papua Barat menjadikan Sinakoda sebagai instrumen yang diperlukan untuk percepatan persiapan destinasi penyangga dalam penyelenggaraan Sail Teluk Cendrawasih tahun 2023 di Provinsi Papua & Papua Barat, semangat mereka dengan membuat WhatsApp Group GEBER PAPUA HEBAT sebagai wadah komunikasi aktif yang terdiri dari Kadispar, Bappeda, dan beberapa Kadis OPD lainnya se Tanah Papua.
Output dari proyek perubahan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Kemenparekraf dan masyarakat secara umum dalam rangka mewujudkan destinasi wisata yang berkualitas, terintegrasi dan berkelanjutan. Sehingga dapat meningkatkan sumbangan devisa, PDB, menarik investasi, menarik wisatawan, meningkatkan PAD, meningkatkan indeks TTCI, memberikan ruang dan waktu kepada masyarakat dan membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Selain itu dampak dan manfaat proyek perubahan Sinakoda sebagai simbol pemulihan dan percepatan kebangkitan ekonomi masyarakat melalui sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Dikatakan Wawan, pariwisata merupakan salah satu leading sector dalam perekonomian nasional. Karenanya semua kementerian dan lembaga, pemerintah pusat, dan daerah wajib mendukung untuk percepatan terkait dengan kemajuan daerah dan memberikan nilai tambah terkait terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Kita sama-sama hadir bersinergi dengan basis inovasi, adaptasi, kolaborasi dengan semangat geber, gercep, dan gaspol. Artinya kita harus bergerak bersama, bagaimana kita menyamakan persepsi membangun pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas, terintegrasi, dan berkelanjutan,” ujar Wawan.
Selain kegiatan sinergitas ini, Kemenparekraf juga akan terus memberikan dukungan dengan memberikan pendampingan kepada stakeholder di daerah. “Kita tidak hanya kata-kata tapi bagaimana implementasi DAK fisik dimanfaatkan dan terintegrasi,” kata Wawan.
Dari 17 bidang DAK fisik, terdapat enam bidang tematik yang difokuskan kepada pariwisata, yaitu pariwisata, jalan, industri kecil dan menengah (IKM), lingkungan hidup, serta perdagangan dan UMKM.
Sejauh ini, Wawan selalu mengupayakan tata kelola program sinergitas DAK Fisik yang terintegrasi untuk mewujudkan destinasi yang berkualitas, terintegrasi dan berkelanjutan, sehingga mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menciptakan nilai tambah/PAD daerah dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.(***)