Pertanian Indonesia Makin Berotot, Kementan Perbesar Serapan KUR Petani 2022

CIAWI – Industri Pertanian Indonesia dijamin semakin berotot pada 2022. Sebab, Kementan terus memperbesar optimalisasi serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian. Muaranya tentu produktivitas ekonomi pertanian dari hulu hingga hilir. Optimalisasinya didorong melalui program Training of Trainer Sistem Pengelolaan Taxi Alsintan (TOT-SPTA) Widyaiswara, Dosen, Guru, dan Penyuluh Pertanian, Rabu (23/3).

“Serapan KUR secara menyeluruh harus naik tahun ini. Pemerintah sudah memberikan support besar berupa permodalan melalui KUR. Kami optimistis manfaat ekonomi yang akan diterima petani akan semakin besar, selain realisasi ketahanan pangan nasional,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

TOT-SPTA dilaksanakan di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Bogor, Jawa Barat, 23-25 Maret 2022. Formatnya melalui online dan offline. Secara offline, program ini bisa diakses melalui 10 LMS termasuk PPMKP Ciawi. Untuk PPMKP Ciawi mengakomodir peserta dari DKI Jakarta dan Jawa Tengah. SYL menambahkan, postur pertanian Indonesia harus tumbuh berkelanjutan.

“Kondisi perekonomian saat ini kondusif, apalagi kasus Covid-19 terkendali dan terus ditekan. Situasi ini tentu menjadi momentum yang bagus untuk mengembangkan usaha pertanian. Dengan sinergi solid seluruh stakeholder pertanian, kami optimistis postur pertanian Indonesia akan tumbuh berkelanjutan signifikan,” lanjut SYL.

Menggelembungkan produktivitas ekonomi pertanian, Kementan mengalokasikan KUR pertanian hingga Rp90 Triliun. Angka tersebut naik signifikan seiring kepercayaan kreditur kepada debiturnya. Sebab, kredit macet tahun lalu hanya 0,03% dari serapan dana KUR senilai Rp55 Triliun. Adapun jumlah debitur mencapai 2,6 Juta nama dengan realisasi kredit Rp85,61 Triliun pada 2021. Jumlah tersebut naik 122,31%. Lalu, secara umum produktivitas ekonomi pertanian juga tinggi.

“Performa pertanian sangat luar biasa. Untuk itu, komitmen besar memajukan pertanian terus diberikan terutama di lini permodalan petani. Kami terus dorong petani untuk mendapatkan kemudahan akses terhadap KUR,” terang Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi

Ada banyak kebijakan yang diberikan oleh pemerintah melalui KUR pertanian. Plafon KUR naik menjadi Rp373,17 Triliun pada 2022. Suku bunganya berada pada level 6%. Adapun subsidi untuk Suku bunga KUR turun sekitar 1% untuk Super Mikro, lalu 0,5% bagi KUR Mikro. Bagi pekerja migran Indonesia diberikan penurunan nya 0,5%. Plafon KUR Mikro tanpa agunan berkisar Rp10 Juta hingga Rp100 Juta.

Lalu, bagaimana persyaratan mendapatkan KUR pertanian? KUR pertanian bisa diajukan bila usaha berjalan sudah 6 bulan. Posisi petani juga tidak sedang menerima kredit dari perbankan, kecuali kredit konsumtif. Adapun kredit konsumtif terdiri dari KPR, KKB, hingga Kartu Kredit. Untuk identitas pribadi yang harus disiapkan, seperti KTP, Kartu Keluarga, hingga Surat Izin Usaha. Dedi menegaskan, petani idealnya mengajukan program KUR sejak awal.

“Kondisinya saat ini masih di awal tahun. Segera saja mengajukan permohonan KUR. Persyaratannya mudah dan plafonnya besar dengan suku bunga rendah. Petani tentu akan diberikan banyak kemudahan. Semoga dukungan permodalan ini bisa optimalkan oleh petani untuk produktivitas dan kesejahteraan,” tutup Dedi.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *