Gencarkan P4S, Kementan Maksimalkan Kakao
LUWU – Kakao dapat tumbuh dengan baik di Indonesia. Sebagian besar perkebunan kakao merupakan perkebunan rakyat. Apabila dikelola dengan baik, kakao akan memberikan dampak yang baik juga untuk masyarakat.
Untuk memaksimalkan komoditas kakao, Kementerian Pertanian melakukan Perubahan sistem pertanian tradisional ke pertanian modern. Kementan melakukan perubahan pertanian di pedesaan.
Kementerian Pertanian dan PT. Mars memiliki berkomitmen dalam pengembangan SDM Pertanian, khususnya di bidang kakao, melalui pelatihan untuk meningkatkan kapasitas SDM petani, penyuluh, widyaiswara dan fasilitator desa.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengungkapkan perlunya perencanaan yang matang serta juga edukasi terhadap petani agar produksi kakao bisa terus meningkat.
Menurut Mentan Syahrul, apabila hal itu terwujud, bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi kekuatan kakao baru di dunia.
“Coklat kita ini berbeda dengan coklat yang dihasilkan Negara lain seperti di Afrika. Karena itu coklat kita ini masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Cokelat adalah bisnis yang tidak pernah terpengaruh oleh apapun termasuk adanya pandemi ini. Jadi jangan khawatir,” tutur Mentan SYL.
“Untuk bisa meningkatkan produksi kakao ada sejumlah cara yang bisa dilakukan antara lain penanaman yang baik serta perluasan tanaman kakao di daerah yang potensial. Karena, hampir seluruh wilayah di Indonesia berpotensi untuk ditanami kakao,” tambahnya.
Salah satu kerja sama tersebut adalah penguatan kelembagaan pertanian di pedesaan melalui transformasi Cocoa Doctor menjadi P4S.
Modalitas MARS melalui Cocoa Doctor sebagai model wirausaha Kakao di desa memiliki peran dan tujuan serupa dengan peranan P4S sebagai modalitas kelembagaan petani di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).
Hal ini diharapkan dapat memberikan solusi peningkatan produktivitas tanaman yang akan berpengaruh pada pendapatan, dan produksi kakao yang berkualitas serta berkelanjutan.
Rural Empowerment And Agricultural Development Scaling Up Initiative (READSI) berupaya mendukung program Kementerian Pertanian menjadikan petani maju, mandiri, modern.
Dalam kurun waktu empat tahun, Program READSI dan MARS berkomitmen untuk melatih 555 orang dengan berbagai macam pelatihan, diantaranya pelatihan teknis Agronomi Kakao, Bisnis Kakao, Master TOT dan Monitoring dan Evaluasi (Adoption-Observation).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyampaikan peningkatan kualitas SDM selalu diupayakan secara maksimal.
“Kementerian Pertanian dalam hal ini BPPSDMP terus berupaya agar skill, pengetahuan, kemampuan, juga kapasitas SDM pertanian Indonesia meningkat, baik penyuluh, petani, petani milenial, poktan maupun gapoktan,” kata Dedi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Pusat Pelatihan Pertanian (Program Readsi) bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menyelenggarakan Pelatihan Teknis Kakao P4S Cacao Doctor Program Readsi Angkatan I, 24-28 Februari, di 2 Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara . Jumlah peserta kegiatan ini sebanyak 30 orang di setiap P4S.
Kegiatan ini serentak dilaksanakan di 8 P4S binaan BBPP Batangkaluku, yaitu Pelatihan Teknis Kakao P4S Cacao Doctor Program READSI Angkatan II di P4S Tunas Harapan Kab. Luwu, Angkatan III di P4S Benteng Kakao Kab. Luwu Timur, Angkatan IV di P4S Buah Harapan Kab. Luwu, Angkatan V di P4S Sina Bosso Baru Kab. Luwu Timur, dan 3 Angkatan yakni Angkatan VI di P4S Serli Tani, Angkatan VII di P4S Meohai, Angkatan VIII di P4S Tanindo Global yang semuanya dilaksanakan di Kab. Kolaka Utara.
Tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan kompetensi peserta dalam mengelola dan membudidayakan tanam kakao sehingga dapat mendorong peningkatan produktivitas tanaman kakao.
Perwakilan dari PT. Mars, Kisman, mengatakan READSI merupakan program nasional dari Kementan yang tidak main-main menggelontorkan dana yang begitu besar. Sehingga peserta yang diundang ke tempat ini betul-betul memanfaatkan kesempatan yang sangat penting ini.
“Kami dari PT. Mars senantiasa terus mendampingi petani dalam peningkatan produksi kakao dan dalam hal pembelian biji kakao langsung ke petani ataupun melalui pedagang yang ada di daerah,” ungkapnya.
“PT Mars berharap kakao tetap akan berkelanjutan dan tetap mendapatkan produksi dari petani diwaktu yang akan datang. Pelatihan ini tidak hanya sekedar dilaksanakan tetapi hasil dari pelatihan ini agar diimplementasikan dan diaplikasikan untuk mendorong produksi kakao yang di wilayah masing,” jelasnya.
Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian, Dinas Pertanian Kab. Luwu Utara, Made Sudana, menyampaikan bahwa kegiatan ini selaras dengan salah satu visi pemerintah Luwu Utara yang saat ini adalah Kakao Lestari.
Oleh karena itu, hal utama yang harus ditingkatkan adalah sumber daya manusia, sebagaimana pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementan tersebut.
“Peserta diberikan kepercayaan mengikuti pelatihan ini selama 5 hari ke depan, maka ilmu yang diperoleh nantinya dapat diimplementasikan mulai dari kebunnya sendiri kemudian memberitahukan, mengajak dan memotivasi kepada petani lainnya untuk melakukan hal yang sama. Mari kita bangkit dan yakin bahwa kakao ini memiliki masa depan yang cerah,” harapnya.