Perkuat Koordinasi, Kementan Pastikan Sektor Pertanian Menjanjikan
SUMATERA BARAT – Pembangunan pertanian di Sumatera Barat akan semakin maksimal. Sebab, para insan pertanian memiliki satu persepsi untuk mendukung pertanian. Termasuk juga mendukung program IPDMIP.
Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) merupakan program pemerintah dibidang irigasi yang bertujuan untuk mencapai keberlanjutan sistem irigasi, baik sistem irigasi yang merupakan kewenangan pusat, provinsi atau kabupaten sebagai wujud kontribusi sistem pertanian bagi ketahanan nasional pada umumnya.
IPDMIP meliputi 16 Provinsi, 72 Kabupaten, 676 Daerah Irigasi (DI), 602 Kecamatan, 571 BPP, 2741 Desa dan 10.415 kelompoktani.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, melalui program-program utama, Kementan bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian.
“Kementerian Pertanian mempunyai sejumlah program untuk mendorong peningkatan produktivitas. Salah satunya melalui IPDMIP yang akan mengajarkan banyak hal kepada para petani,” katanya.
Sumatera Barat, merupakan salah satu provinsi penerima program IPDMIP yang dialokasikan di 5 Kabupaten yaitu Pesisir Selatan, Pasaman, Pasaman Barat, Sijunjung dan Lima Puluh Kota, meliputi 56 DI dengan 34 Kecamatan/BPP, 80 Desa dan melibatkan 549 kelompoktani.
Dalam rangka menyatukan persepsi dan gerak langkah untuk mensukseskan program IPDMIP tahun 2022, Provinsi Sumatera Barat menggelar Rapat Koordinasi IPDMIP Provinsi Sumatera Barat yang dihadiri oleh 72 peserta yang berasal dari Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten pelaksana Program, Bappeda Provinsi dan Bappeda Kabupaten serta Konsultan Pertanian.
Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat, Syafrizal, yang diwakili oleh Sekretaris Dinas pada saat membuka acara Rapat Koordinasi tanggal 22 Februari 2022 di Grand Royal Denai Hotel Bukittinggi, menyampaikan bahwa tujuan utama rapat koordinasi adalah untuk meminimalisir hal-hal yang menghambat pelaksanaan kegiatan berdasarkan analisis dan upaya pemecahan masalah dari evaluasi kegiatan sebelumnya untuk perbaikan pada tahun 2022.
“Selain itu, Rakor juga bertujuan untuk memperkuat koordinasi antar pelaksana Proyek melalui aktualisasi perencanaan untuk mencapai output dan target yang tertuang dalam logical framework pada OWP dan AWPB tahun 2022,” katanya.
Sebelumnya Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, dalam berbagai arahannya selalu menyampaikan bahwa dengan kemajuan teknologi berbasis Internet, pertanian pun harus bertransformasi dari pertanian tradisional menjadi pertanian maju dan modern.
“Hal ini dicirikan dengan produktivitas yang tinggi, dan pertanian harus menguntungkan,” katanya.
Dedi juga menyampaikan pula bahwa Pertanian harus menghasilkan duit dan pertanian harus berorientasi pada bisnis yang menguntungkan.
“Oleh karena itu, kita harus membangun sistem pertanian modern untuk menggenjot produktivitas dengan memanfaatkan inovasi teknologi yang efisien. Melalui program IPDMIP, kita harus mampu memilih metode penyuluhan pertanian dengan penerapan panca usaha yang tepat,” tambah Dedi.
Sementra Kepala Pusat Penyuluhan, Bustanul Arifin Caya, meminta agar IPDMIP tahun 2022 dapat meninggalkan output yang nyata hingga tahun 2022 dan tahun-tahun berikutnya menjadi tahun kualitas.
“Oleh karena itu, diperlukan penajaman output dari setiap kegiatan yang dilaksanakan tahun 2022 sehingga program IPDMIP dapat meninggalkan jejak (legacy) yang akan terus dikenang meskipun program IPDMIP berakhir,” katanya.
Hadir pada pertemuan Rapat Koordinasi IPDMIP tingkat Provinsi Sumatera Barat Narasumber dari Pusat Siti Nurjanah yang menyampai materi tentang Kegiatan IPDMIP tahun 2022 di Provinsi Sumatera Barat dan penajaman outputnya dengan harapan agar tahun 2022 ini IPDMIP tidak hanya sekedar melaksanakan kegiatan tetapi betul-betul kegiatan tersebut mampu meninggalkan jejak yang baik. (SN)