Antusiasme Luar Biasa Peserta di Hari Ke-2 Pelatihan Sejuta Petani Penyuluh

Malang – Pelatihan penyuluh dan petani Adaptasi dan Mitigasi Pertanian Terhadap Perubahan Iklim yang digelar Kementerian Pertanian, mendapat sambutan luar biasa. Khusus di wilayah Jawa Timur sendiri tercatat 335.786 orang ambil bagian dalam kegiatan ini.

Jawa Timur menjadi provinsi dengan alokasi peserta tertinggi di seluruh Indonesia yang mengikuti pelatihan ini. Yaitu sebanyak 626 titik yang tersebar di Balai Penyuluh Pertanian (BPP), Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S), Ikatan Alumni Magang Jepang (IKAMAJA), Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA), dan Perhimpunan Penyuluh Pertanian (PERHIPTANI). Antusiasme peserta yang ikut melebihi dari target 308.292, menjadi 335.786 dari unsur petani, penyuluh dan lainnya.

Capaian ini sungguh luar biasa. Apalagi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, sebagai UPT penyelenggara wilayah Jawa Timur di bawah BPPSDMP, menargetkan peningkatan kompetensi SDM pertanian untuk adaptasi dan mitigasi pertanian terhadap perubahan iklim (climate change). 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dalam masa pemulihan dari pandemi Covid-19, negara-negara G20 sepakat mengusung mandat zero hunger di tengah-tengah dampak perubahan iklim.

“Apa yang kita buat ini adalah sesuatu yang hebat, sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang sangat penting bagi negara bangsa dan rakyat. Menghadapi suatu tantangan yang ada dan kondisi yang unpredictable seperti climate change dan tentu dampak pandemi Covid-19, climate change seperti ini baru kita hadapi, oleh karena itu ini luar biasa, kondisi ini tidak bisa dispekulasi,” ujarnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menambahkan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh merupakan program reguler maksimum, agar petani mengerti dan memahami perubahan iklim, dampak perubahan iklim, dan cara mengatasinya.

Dedi berharap petani mampu mengimplementasikan teknologi adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

“Kami harap poktan, gapoktan, P4S, petani milenial, petani andalan peka terhadap climate change kita harus meneliti, memahami dan peka terhadap perubahan iklim yang semakin masif,” katanya. 

“Sasaran peserta ditargetkan sekitar 1.568.483 orang bahkan lebih, yang terdiri dari petani dan insan pertanian lainnya. sejumlah 1.500.000 orang serta penyuluh pertanian sebanyak 68.483 orang,” imbuh Dedi Nursyamsi.

Materi utama yang disampaikan pada pelatihan sejuta petani dan penyuluh ini antara lain perubahan iklim dan kebijakan di tingkat nasional dan internasional yang disampaikan oleh Kepala BPPSDMP, dilanjutkan dengan dampak  perubahan iklim terhadap tanah dan tanaman, serta teknologi adaptasi dan co-benefit mitigasi. Selain itu, teknologi pengelolaan sumber daya iklim dan air untuk adaptasi perubahan iklim sektor pertanian, serta dampak perubahan iklim terhadap sub sektor peternakan yang disampaikan oleh tim widyaiswara dari BBPP Ketindan serta BBPP Batu.

Menurut Nadira Novianti, salah satu peserta dari P4S Bumi Malang Lestari, yang mengikuti pembelajaran secara offline di BBPP Ketindan, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi petani  ditengah kekhawatiran akan dampak perubahan iklim yang terjadi saat ini.

“Materi pelatihan yang kami terima sangat bermanfaat sekali. Hal ini bisa menjadi solusi yang tepat dan benar karena kebutuhan akan informasi yang akurat tentang dampak perubahan iklim. Sebagai petani dengan basic dari bidang ekonomi, materi-materi dari pelatihan sangat mudah terima, dan kami juga bisa memahami dengan cepat,” jelas Nadira.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *