Turunkan Emisi GRK, Kementan Tegaskan Pentingnya Inovasi Teknologi
PANGANDARAN – Selain meningkatkan produktivitas, Kementerian Pertanian juga turut memperhatikan lingkungan. Penekanan ini disampaikan dalam kegiatan Mentan Sapa Penyuluh dan Petani (MSPP), Jumat (3/12/2021).
Kali ini, MSPP berlangsung di gedung baru BPP Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, yang baru saja diresmikan. Kali ini, MSPP membahas Bumi yang semakin panas.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan menjaga lingkungan juga sangat penting dilakukan dalam aktivitas pertanian.
“Di balik produktivitas pertanian yang akan kita genjot, lingkungan harus diperhatikan. Yang bisa kita lakukan adalah menurunkan emisi gak rumah kaca,” katanya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 29% dengan upaya sendiri di bawah business as usual (BAU) pada tahun 2030 dan sampai 41% dengan dukungan internasional.
“Kita butuh aksi adaptasi. Setiap aksi yang dilakukan, adalah untuk mengantisipasi dampak buruk perubahan iklim serta menjaga kedaulatan pangan. Hal ini menjadi prioritas utama pembangunan pertanian,” katanya.
Dedi Nursyamsi mengatakan, dibutuhkan juga aksi mitigasi, dimana setiap aksi harus bertujuan pada penurunan emisi GRK, tetapi harus mendukung upaya peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.
Ditambahkannya, sudah ada inovasi teknologi mitigasi GRK yang diterapkan petani.
“Seperti menerapkan pengairan berselang, penggunaan bahan organik matang, varietas padi rendah emisi metana paket teknologi Climate Smart Agriculture (CSA / Pertanian cerdas iklim). Ada juga sistem integrasi tanaman dan ternak, Paket CSA, Penggunaan kalender tanam, Olah tanah bajak dalam, Pemberian bahan organik, Penggunaan PUTS dan BWD, juga pemanfaatan bibit unggul bermutu, Bibit usia muda, Jarak tanam legowo, serta Pengairan intermittent,” katanya.
Dedi menjelaskan, inovasi teknologi pertanian dapat menjadi andalan dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman dan ternak serta melestarikan kesuburan tanah.
“Sehingga meningkatkan pendapatan dan nilai tambah petani, ramah lingkungan dan tangguh terhadap perubahan iklim,” katanya.