Kementan: Pertanian Butuh Regenerasi dan Korporasi Petani

SULAWESI SELATAN – Salah satu target utama yang akan dicapai Kementerian Pertanian adalah meningkatkan kesejahteraan petani. Selain itu, Kementan juga menargetkan swasembada pangan.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), menargetkan Swasembada Pangan dapat tercapai pada Tahun 2022.

SYL memastikan ketersedian pangan tetap aman meskipun di tengah turbulensi ekonomi dan ancaman krisis pangan dunia akibat pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini.

“Hal yang tidak boleh salah dan terganggu sama sekali adalah menyediakan dan mengawal ketersediaan pangan bagi 270 juta masyarakat Indonesia bukan hanya untuk hari ini saja, tapi seterusnya,” kata Syahrul.

Mendukung hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyampaikan 3 program aksi. 

“Yaitu, Penguatan Kinerja Penyuluh Pertanian dan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Peningkatan Peran Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Pertanian, serta Penumbuhan dan Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani,” katanya.

Menurutnya, pembangunan SDM pertanian merupakan salah satu kunci suksesnya. 

“Penyuluh yang tangguh, pelatihan dan pemanfaatan teknologi yang masif, regenerasi petani, serta pembentukan kelembagaan ekonomi berupa korporasi petani adalah langkah yang akan terus kami upayakan,” terang  Dedi.

Melalui Program Rural Empowerment Agriculture Development Scaling up Initiative (READSI), Kementerian Pertanian (Kementan) juga mendukung peningkatan kelembagaan kelompok,   pertumbuhan produksi pangan, dan peningkatan taraf hidup secara  berkelanjutan.

Berdasarkan arahan Menteri dan Kepala BPPSDMP, Fasilitator Desa Program READSI mengikuti Pelatihan Penyegaran Peningkatan Kapasitas, mulai Kamis 25 November 2021 di Aula Hotel Bukit Indah, Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Kegiatan ini digelar selama empat hari. 

Pelatihan ini dilaksanakan dalam rangka untuk  memberdayakan keluarga petani dengan keterampilan guna membangun  kepercayaan diri, sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga petani. 

Ikut hadir pengelola DPMO, Tenaga ahli Pemberdayaan, Fasilitator Desa dan Bupati Indah Putri Indriani.

Dalam sambutannya, Bupati Luwu Utara dua periode ini berharap banyak kepada seluruh Fasilitator Desa program READSI untuk dapat melakukan transfer ilmu pengetahuan kepada setiap kelompok yang didampingi. 

“Kita juga berharap tidak hanya berdampak pada personal saja, tapi lebih luas berdampak pada Peningkatan kesejahteraan keluarga, dan yang lebih luas lagi, ada peningkatan kesejahteraan komunitas di manapun mereka berada,” tutur Indah.

Tak hanya itu, Indah juga berharap kehadiran Fasilitator Desa Program READSI akan dapat membantu melakukan pendampingan kepada kelompok tani dalam hal penguatan kapasitas kelompok yang sudah dilakukan sejak 2019.

“Yang menjadi tantangan kita adalah keberlanjutannya. Sukses tidaknya kegiatan dilihat dari keberlanjutannya. Jadi, semua potensi harus kita perkuat,” imbuhnya, seraya berharap para peserta mendapatkan banyak pengalaman pada kegiatan ini.

Sebelumnya, Tenaga Ahli Pemberdayaan Program READSI Sulawesi Selatan, Rosmiati, menyebutkan bahwa kegiatan ini diikuti para Fasilitator Desa tingkat kabupaten, tenaga ahli kabupaten dan admin kabupaten yang semuanya berjumlah 60 orang peserta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *