Kementan Dorong Petani Olah Hasil Panen dan Tingkatkan Nilai Produk
JAKARTA – Untuk meningkatkan kesejahteraan, Kementerian Pertanian mendorong para petani untuk mengolah hasil panen sekaligus meningkatkan nilai produk pertanian.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menjelaskan Kementan akan terus mendukung peningkatan produktivitas Pertanian. Mentan juga menekankan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Pertanian selama 2021 mengalami penumbuhan. Selain itu SYL juga menjelaskan bahwa ekspor pertanian memperlihatkan angka yang positif.
“Pertanian bisa terus tumbuh sehingga masalah pangan dan perekonomian nasional bisa baik-baik saja. Pertanian memegang peran penting dalam pemulihan ekonomi, di tengah pandemi,” tutur Mentan SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyatakan pentingnya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya bagi penyuluh dan petani.
“Oleh karenanya, Program Rural Empowerment Agricultural Development Scaling Up Initiative (READSI) digelar mendukung penuh kegiatan pelatihan serta peningkatan keterampilan bagi petani di wilayah program, tidak terkecuali kaum wanita yang terkumpul di Kelompok Wanita Tani (KWT),” katanya.
Hadir di 342 desa sasaran di 18 Kabupaten yang tersebar di 6 Provinsi, READSI mendorong peningkatan produktivitas, kelembagaan kelompok, serta dalam pemenuhan gizi keluarga.
Adriana Buangin, Fasilitator Desa Latowu, menyampaikan dengan pendampingan yang dilakukannya, petani mengolah hasil panen menjadi keripik pisang dan keripik India untuk meningkatkan nilai.
“Untuk memudahkan poktan dalam melakukan Pengolahan hasil pertanian program READSI memberikan bantuan berupa gilingan keripik, alat pengiris keripik, cetakan keripik India, alat pres dan kompor gas yg sangat menunjang kegiatan mereka,” katanya.
Fasilitator Desa dan Penyuluh terus hadir memberikan semangat, support untuk pengembangan kelompok serta memberikan pemahaman cara menghitung pendapatan usaha dan mengajak kelompok tani untuk memasarkan secara lokal maupun online di media sosial seperti FB dan WhatsApp.
“Untuk pasarnya sendiri saat ini sangat menjanjikan. Harapan saya sebagai Fasilitator Desa semoga dengan adanya bantuan alsintan berupa alat pengolahan hasil ini dapat meningkatkan pendapatan poktan sehingga menjadi mandiri dan sejahtera,” ucap Adriana.
Ketua Kelompok Wanita Tani Harapan, Murniati, menyampaikan sangat bersyukur dengan adanya Program READSI. Sebab, READSI memberikan banyak perubahan tingkah laku dalam berkelompok seperti administrasi kelompok, cara mengolah tanam yang baik, simpan pinjam, pengolahan hasil pertanian hingga cara packaging dan menjual produk.
“Perbedaan keripik pisang India dan keripik pisang biasa letak di bentuk yang lebih tipis, berbeda rasanya, dan bahan yang digunakan, untuk tahap awal ini ini kami baru memproduksi 20 Kg untuk percobaan dan selanjutnya akan memproduksi lebih banyak lagi. untuk harga jualnya berkisar Rp60.000 – Rp70.000 untuk per 1 Kg,” tutur Murniati.