LaNyalla : Anak Muda Harus Persiapkan Diri Songsong Indonesia Emas di Tahun 2045

SIJUNJUNG – Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menegaskan bahwa generasi muda Indonesia harus mempersiapkan diri dalam menyambut Indonesia Emas di tahun 2045.

Hal itu dikatakan oleh LaNyalla secara virtual dalam acara Indonesia Youth Festival 2021
Melompat Maju yang bertema “Menyongsong Indonesia Emas 2045”, pada Jumat, malam (26/11/2021) dari Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.

“Peran pemuda dan mahasiswa menjadi sangat penting, karena merekalah yang akan menjadi garda terdepan dalam
menyukseskan Indonesia Emas ini agar dapat meraih bonus demografi, ” ujar LaNyalla.

Indonesia Emas, atau Indonesia Tahun 2045 yang dimaksud LaNyalla adalah pada tahun 2045, ada beberapa momentum penting bagi bangsa Indonesia. Pertama, usia Republik Indonesia genap 100 tahun. Kedua, pada tahun itu terjadi ledakan jumlah penduduk usia produktif. Ketiga, pada tahun itu, jika sesuai rencana,
indonesia termasuk dalam negara berpenghasilan tinggi dan masuk dalam urutan negara 5 besar di dunia.

“Untuk menghadapi hal itu, Indonesia harus mempersiapkannya dengan matang,” ucapnya.

Lanjut LaNyalla, Pemerintah sebenarnya telah menyusun roadmap menuju Indonesia 2045, dengan 4 pokok pembangunan prioritas. Pertama, pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan Teknologi. Kedua, pembangunan ekonomi berkelanjutan. Ketiga, pemerataan pembangunan di luar Jawa dan keempat yakni pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.

Keempat prioritas itu dirangkum dalam satu kalimat, yaitu; “Indonesia 2045: Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur”.

“Namun situasi global terkadang membuat sesuatu tak berjalan sesuai rencana. Seperti misalnya turbulensi akibat Pandemi Covid-19 yang tidak pernah kita duga. Sehingga beberapa rencana menjadi gagal dan terhambat,” tukasnya.

Saat ini pun, menurut LaNyalla, Indonesia belum mendekati pada visi besar “Indonesia 2045: Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur”.

“Hari ini kita melihat
sendiri ketimpangan penguasaan kekayaan, dimana kurang dari 2 persen
penduduk Indonesia menguasai hampir separo kekayaan Indonesia. Jika ini dibiarkan, tentu akan sulit untuk mewujudkan 4 kata dalam visi Indonesia Emas 2045 itu,” tegasnya.

Oleh karena itu, ditambahkannya, arah perjalanan bangsa harus dikoreksi. Dengan tujuan, agar roadmap yang telah disusun pemerintah dapat terwujud, dan Indonesia ke depan lebih baik.

“Kami, di DPD RI memandang, koreksi yang bisa dilakukan adalah dengan meninjau ulang Amandemen Konstitusi di tahun 1999 hingga 2002 lalu. Karena hasilnya membuat Indonesia menjadi negara liberal kapitalistik,” lanjutnya.

Bila tidak ada koreksi, katanya, bonus demografi tahun 2045, dimana pada penduduk usia produktif berusia antara 15 hingga 64 tahun mencapai 71 persen tidak akan tertangani dengan baik.

“Jangan sampai terjadi, saat kita memasuki era ledakan jumlah penduduk usia produktif, tetapi lapangan pekerjaan tidak mampu menyerap. Jika hal itu terjadi, bukan bonus demografi yang kita dapatkan tetapi bencana demografi,” ujar Senator asal Jawa Timur itu.

Selain itu, yang harus dilakukan Indonesia adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, terutama kualitas para pemuda dan para mahasiswa.

“Karena pemuda dan mahasiswa sebagai bagian dari stakeholders generasi terdidik, memiliki peran dan fungsi yang sangat besar dalam aspek moral, sosial dan intelektual,” tegasnya.
Pemuda dan mahasiswa, juga merupakan kelompok masyarakat yang dianggap sudah dewasa, dalam memilih kehidupannya sendiri. Pemuda dan mahasiswa telah memiliki kesadaran ideologi
sebagai bagian dari stakeholder bangsa.

“Artinya tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka. Karena itu, baik buruknya nasib umat kelak, bergantung pada kondisi pemuda dan
mahasiswa sekarang ini,” paparnya.

LaNyalla menyarankan agar negara menyiapkan roadmap dalam
penyiapan infrastruktur pendidikan di Indonesia lewat tiga tahapan terukur. Yaitu;
Tahap Pertama, dimulai dari sekarang hingga tahun 2025 dengan fokus pembangunan pendidikan pada peningkatan kapasitas satuan pendidikan.

Tahap kedua, 2026 hingga 2035, pembangunan pendidikan direncanakan sebagai tahap mewujudkan manusia Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan
di segala bidang, dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif. Untuk mencapai tujuan pendidikan tahap kedua ini pemerintah
harus memprioritaskan Penguatan Pendidikan Karakter.

“Tahap ketiga, di tahun 2036 hingga 2045, pembangunan pendidikan diarahkan pada meningkatnya taraf pendidikan rakyat
Indonesia yang mampu menciptakan Sumber Daya Manusia unggul dan berdaya saing internasional, ” beber dia lagi.

Dengan begitu, kata LaNyalla, di tahun 2045, usia produktif Indonesia yang melimpah mampu mengubah tantangan menjadi peluang di tengah era Dis-rupsi dan percepatan teknologi di segala bidang.
Sehingga bonus demografi benar-benar menjadi berkah bagi Indonesia, sekaligus kita benar-benar mampu menghadirkan Generasi
Emas di tahun 2045.

“Orang-orang muda harus menjadi ujung tombak dalam proses perjuangan, pembaharuan dan pembangunan bangsa. Pemuda
dan mahasiswa sebagai salah satu aktor intelektual, sudah seharusnya mampu membawa bangsa ini bertransformasi menuju ke arah yang lebih baik,” tegasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *