Kementan Maksimalkan Pendampingan ke Petani

KOLAKA – Kementerian Pertanian terus menekankan kepada petani untuk memaksimalkan produk olahan. Untuk itu, pendampingan terus dilakukan. Dengan cara ini, diharapkan pendapatan petani bisa meningkat.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, meminta para penyuluh pertanian untuk secara aktif mengawal dan mendampingi petani. Peran Penyuluh sangat penting dalam meningkatkan produktivitas petani.

“Sesuai dengan arahan Presiden RI, kita harus menjamin ketersediaan pangan seluruh rakyat Indonesia. Ini berarti kebutuhan makanan 270 juta rakyat Indonesia wajib kita kawal, tidak boleh terganggu sama sekali,” katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BBPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan peran penyuluh dan fasilitator desa pendamping memang vital. Terutama dalam pembinaan kepada petani guna memastikan penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan. Juga memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani.

“Coaching dan optimalisasi peran Penyuluh dan Pendamping perlu dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi guna mengoptimalkan kegiatan pembinaan, pengawalan, dan pendampingan kepada petani sampai wilayah pelosok,” katanya.

Untuk mendukung hal tersebut, BPPSDMP, melalui Program READSI yang hadir di 6 provinsi dan 18 kabupaten, mengedepankan pendampingan poktan melalui peran personel Penyuluh dan Fasilitator Desa.

Pendampingan poktan menuju kemandirian menjadi target utama READSI dalam pelaksanaan program di daerah, khususnya daerah remote dengan sasaran petani miskin.

Seperti pertemuan yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani Karya Mandiri  komoditi Pekarangan Desa Peoho, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (16/11/2021).

Kegiatan ini dihadiri oleh Penyuluh,  Fasilitator Desa dan anggota poktan. Pada pertemuan kelompok mendiskusikan rencana kerja  usaha bersama, simpanan kelompok, serta olahan KWT seperti aneka makanan khas kue & keripik hasil kelompok yang menjadi sumber pendapatan kelompok.

Ketua KWT  Karya Mandiri, Komang Widarti, menjelaskan bahwa usaha rumahan seperti aneka makanan khas kue & keripik menjadi sumber pendapatan kelompok. Menurutnya, bulan ini saldo kas sebesar Rp 8.657.000,- Dampak yang menguntungkan ini menjadi  motivasi dan inspirasi bagi Ibu rumah tangga lainya yang ada di Desa Peoho.

“Dengan adanya Program READSI ini seperti pembinaan, sekolah lapang, saprodi, alsintan hingga Infrastruktur sederhana yang telah diberikan. Harapan saya juga diadakan pelatihan pengemasan makanan olahan yang lebih baik lagi agar kualitas hasil olahan yang kita kerjakan meningkat nilainya,” tutur Komang.

Syamsul Alam, Fasilitator Desa, mengungkapkan bahwa banyak perubahan KWT setelah mengikuti pembinaan dari Program READSI.

Menurutnya, banyak kegiatan bermanfaat yang dilakukan, seperti olah tanam di demplot, pertemuan rutin, iuran kas kelompok, simpan pinjam, menentukan arah kelompok hingga produksi produk olahan makanan cemilan ringan.

“Itu semua dilakukan untuk kemajuan kelompok dan peningkatan pemeberdayaan yang di bantu program READSI melalui Fasilitator Desa dan Penyuluh. Besar harapan saya untuk ke depannya poktan harus memaksimalkan program ini sebaik-baiknya,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *