Perkuat Kemandirian Poktan, Kementan Tingkatkan Pendampingan

KOLAKA – Dalam kondisi apapun, pertanian tidak boleh berhenti. Oleh sebab itu, Kementerian Pertanian memaksimalkan pendampingan. Harapannya, kemandirian kelompok tani (Poktan) bisa diperkuat.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan pertanian menjadi salah satu sektor penentu masa depan bangsa. Oleh karenanya, Mentan meminta kepada seluruh Petani dan Penyuluh khususnya terus meningkatkan kualitas produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan dapat diterima pasar ekspor serta pendampingan penguatan poktan.

“Pertanian kini menjadi sektor yang krusial di tengah Pandemi Covid-19, setelah kebutuhan dalam negeri tercukupi kita siap untuk ekspor. Tetapi untuk ekspor harus ditingkatkan kualitas produksinya. Sebab kita akan bersaing di setiap komoditinya dengan negara lain. Jadi saya mau kita kompak dan saling kerjasama,” ujar Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menyampaikan hal serupa.

“Melalui Program READSI, kita memberdayakan petani dengan pelatihan dan pendampingan, meningkatkan produksi dan produktivitas serta pendapatan petani,” katanya. 

“Ketersediaan pangan tidak kalah penting dari protokol kesehatan. Karena dalam situasi dan kondisi apapun, pangan tidak boleh bersoal. Termasuk aktivitas melatih Petani, Penyuluh, praktisi pertanian, serta UMKM, tidak boleh berhenti. BPPSDMP, Penyuluh, Widyaiswara, tidak boleh berhenti memberikan penyuluhan dan pendampingan poktan,” sambungnya.

Peran Penyuluh dan Fasilitator Desa pendamping memang vital dalam pembinaan kepada petani. Pendampingan berguna untuk memastikan penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan, memfasilitasi penumbuhkembangan kelembagaan petani dan ekonomi petani.

BPPSDMP melalui Program READSI terus memberikan dukungan ke Petani di wilayah sasaran melalui Dinas Pertanian di Kabupaten dan Provinsi, serta Fasilitator Desa di tiap desa sasaran Program.  

Jenis pelatihannya beragam, dari sekolah lapang, bimbingan lanjut, sampai pelatihan simpan pinjam kelompok sesuai dengan fokus utama Program READSI, yaitu Pengembangan Pertanian dan Mata Pencaharian di Perdesaan salah satunya melalui dukungan simpan pinjam dan pengelolaan keuangan kelompok.

Salah satunya dilakukan Fasilitator Desa bersama Penyuluh di Desa Peoho, Kecamatan Watubangga, Kabupaten Kolaka. Kegiatan dilaksanakan di Balai Pertemuan Desa Peoho yang juga dihadiri ketua dan anggota kelompok Tani Karya Mukti.

“Pertemuan kali ini pendampingan kepada Kelompok Karya Mukti untuk memulai agenda Pertemuan Rutin Bulanan & Simpan Pinjam Kelompok. Ada beberapa hasil dari pertemuan sebelumnya pada tahun lalu yang dilakukan, yaitu telah disepakati tiap bulan tanggal satu dilakukan kegiatan pertemuan rutin dan tiap anggota menyetor Simpanan Wajib sebesar Rp.10.000,- tiap bulan,” jelas Syamsul Alam Fasilitator Desa Peoho. 

Tercatat sampai saat ini saldo kas kelompok Karya Mukti per Oktober sebesar Rp.4.988.000. 

“Bagi Anggota yang tidak hadir tanpa pemberitahuan kepada Pengurus Poktan akan didenda Rp.5.000,” jelas Syamsul Alam lagi.

Pembinaan Simpan Pinjam kelompok dilakukan oleh Fasilitator Desa dan Penyuluh melalui Program READSI bertujuan meningkatkan daya keuangan anggota dan meningkatkan kemandirian kelompok agar tidak selalu bergantung tengkulak. 

Melaksanakan prosedur simpan pinjam yang biasa digunakan dalam dunia perbankan, sistem administrasi pembukuan sesuai dengan standar akuntansi secara umum, namun pengelolaanya dilakukan sesederhana mungkin berdasarkan kesepakatan dari anggota. 

Simpan pinjam kelompok tani Karya Mukti dikelola langsung oleh bendahara mulai dari pencatatan pembiayaan atau pengeluaran lainnya dalam buku kas umum sampai dengan angsuran bulanan dari pembiayaan tersebut.

I Made Tinggal Kariasa, selaku Penyuluh setempat menyambut baik dukungan yang diberikan Program READSI yang langsung menyasar ke Petani. 

“Sudah lama bahwa simpan pinjam di kelompok tani itu sangat penting, dimulai dari angka yang tidak memberatkan bagi Petani semoga manfaatnya terlihat jelas. Simpanan tersebut disimpan dan dipercayakan kepada pengurus poktan dengan harapan Kelompok agar bisa lebih maju dan berkembang,” ucap Made.

Sektor pertanian merupakan sektor yang menjanjikan. Dengan manajemen yang baik serta didampingi Fasilitator Desa dan Penyuluh diharapkan membawa dampak perubahan yang signifikan dalam berkelompok bagi petani serta mampu menjadi pemacu semangat kelompok untuk meningkatkan produksi dan menjadi lebih sejahtera.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *