Terima Gelar Adat, LaNyalla Jalani Ritual Adat Buang-buang dan Toana di Kerajaan Mempawah

MEMPAWAH – Gelar kehormatan kembali didapat Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, dalam kunjungan kerjanya di Kalimantan Barat. Kali ini, LaNyalla mendapat gelar kekerabatan saat berkunjung ke Kerajaan Mempawah, Sabtu (30/10/2021). Gelar yang disandang LaNyalla adalah Pangeran Wira Nakha Laksana. 

Penganugerahan gelar dilakukan di Balairung Istana Amantubillah Mempawah dan dibacakan oleh Daeng Datu Ridwan MY.  

“Penganugerahan ini sudah direstui oleh seluruh keluarga besar Kerajaan. Kami harap menerima amanah ini dengan baik,” katanya, Sabtu (30/10/2021).

LaNyalla yang datang ke Kerajaan Mempawah bersama rombongan Senator, disambut Tari Melayu-Bugis Paduppa dan Tari Mandau Dayak. 

Senator asal Jawa Timur itu juga menjalani prosesi ritual adat Buang-buang dan Toana. Yaitu ritual adat untuk pembersihan diri. Hal-hal yang tidak baik dalam diri atas Ridho Allah SWT semua akan dibuang. Nantinya, sarana ritual akan dilarung sungai oleh pemangku adat.

Upacara ini merupakan bagian dari ritual adat penganugerahan gelar bangsawan di lingkungan masyarakat Mempawah.

Dalam sambutannya, YAM Raja Mempawah XIII Pangeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim, Karaeng To Manuru Patileka Patikenag I Lagaligo menjelaskan, sejauh ini Kerajaan Panembahan Mempawah selaras kepada alam dan sesama manusia. 

“Adat dan budaya harus kita pertahankan demi kelanggengan NKRI. Ketahanan budaya itu sangat penting, jangan sampai dipecah belah. Itu yang kami pertahankan dengan segala upaya dan kekuatan yang ada,” kata YAM Paduka Raja. 

YAM Paduka Raja melanjutkan, meski sudah bergabung dengan NKRI, namun Kerajaan Panembahan Mempawah masih memiliki kekuasaan lahan. Ia berharap hal tersebut dipertahankan agar tak tergerus oleh pembangunan imbas kemajuan zaman.

“Kami juga memiliki banyak wilayah yang kaya akan nilai historis. Kami ingin hal itu dipertahankan, jangan sampai tergerus oleh pembangunan. Kami ingin dijadikan lahan hijau,” tegasnya. 

YAM Paduka Raja juga memaparkan jika ada sungai, lalu Benteng Kota Batu yang menjadi bukti perjuangan. 

“Kami juga ingin membangun pusat seni dan budaya. Kami membantu memperkuat bangsa ini dari sisi budaya. Dengan berpegang teguh pada budaya, Indonesia akan menjadi bangsa yang besar,” katanya. 

Dalam sambutannya, LaNyalla sependapat dengan pernyataan YAM Paduka Raja jika Kerajaan dan Kesultanan memiliki kontribusi besar dalam membangun bangsa. Bahkan tak salah jika disebut bahwa Kerajaan merupakan salah satu pemegang saham Republik ini. 

“Fakta-fakta banyak yang menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara besar lahir dari sebuah peradaban yang besar dan unggul yaitu peradaban Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Dari merekalah kita mewarisi banyak tradisi dan nilai-nilai luhur,” papar mantan Ketua Umum PSSI itu.

Dengan alasan itu, sudah seharusnya Kerajaan dan Kesultanan Nusantara diajak dan diberi peran dalam pembangunan bangsa. 

Untuk itu, DPD RI terus menggelorakan rencana Amandemen perubahan ke-5 untuk mengembalikan hak kalangan non parpol sehingga bisa ikut menentukan wajah dan arah perjalanan Indonesia ke depan.

Dalam kunjungannya ini, LaNyalla didampingi sejumlah Senator, yaitu Erlinawati dan Sukiryanto dan Kalbar, Andi Muhammad Ihsan (Sulsel), juga Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifuddin. Turut hadir Ketua Tim Pokja Kerajaan Nusantara dan Sekjen MAKN, Raden Ayu Yani Wage Sulistyowati Keoswodidjoyo.

Sementara dari Kerajaan Panembahan Mempawah, hadir YAM Raja Mempawah XIII Pangeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim Karaeng To Manuru Patileka Patikenag I Lagaligo, Pangeran Naka Yudha Brigjen Pol Rudi Tranggono dan sejumlah keluarga besar Kerajaan.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *