Peran Wanita Tani Dimaksimalkan Kementan untuk Jaga Ketahanan Pangan Keluarga

KUPANG – Untuk memperkuat kemandirian dan ketahanan pangan, Kementerian Pertanian melakukan pendampingan, termasuk memaksimalkan program READSI, kepada Kelompok Wanita Tani (KWT).


Salah satunya pendampingan kepada KWT Manekat Oelpuah di Desa Enoraen, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang.
 
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengatakan di tengah pandemi Covid-19, menjaga ketahanan pangan bisa dilakukan semua pihak. Wanita tani pun bisa mengambil peran.

“Ibu rumah tangga bisa memanfaatkan lahan pekarangan untuk mencukupi kebutuhan pangan dan gizi keluarga,” tutur Mentan SYL.

Hal serupa disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP),
Dedi Nursyamsi.

“Kita mendorong Unit Pelaksana Teknis (UPT) di seluruh Indonesia untuk menggelorakan semangat bertani mulai dari rumah tangga hingga ke lahan pertanian. Kami mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan dengan menanam aneka tanaman,” katanya.

Untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga petani, perlu adanya kolaborasi antar program, multisector, pusat dan daerah serta pembinaan berkelanjutan.

Dedi menambahkan, BPPSDMP, melalui Program Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling Up Initiative (READSI), memberdayakan rumah tangga di pedesaan di lokasi program, baik secara individu maupun secara kelompok.

“Kita bekali dengan keterampilan, membangun rasa percaya diri dan pemanfaatan sumberdaya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian dan nonpertanian serta meningkatkan taraf hidupnya secara berkelanjutan,” katanya.

Salah satu bukti pembinaan dan pendampingan program READSI, dilakukan kepada KWT Manekat Oelpuah. KWT ini telah dibina melalui program dari mulai manajemen kelompok oleh Fasilitator Desa dan Penyuluh sejak tahun 2019.

Melalui dukungan READSI, KWT Manekat dibekali cara olah tanam yang baik dan benar. Anggota kelompok memanfaatkan lahan pekarangan untuk mengolah tanam, demplot dan siap panen tomat, terong, bawang merah, dan cabai.

Santy, Fasilitator Desa, menjelaskan bahwa panen di demplot kali ini terbilang sangat baik dengan luas lahan sekitar 4 are menghasilkan 10 kg bawang, 10 ikat terong, 5 kg tomat , 8 kg cabai.

“Hasil panen tersebut ditimbang dan dijual ke pasar dari hasil panen tersebut terjual  Rp.1.000.000. Hasil penjualan tersebut sebagian disisihkan untuk pembelian bibit dan pupuk  Sebagian lagi di simpan dalam kas kelompok,’’ tambah Santy.

Anggota KWT Manekat tani memahami bahwa dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk bercocok tanam dapat menghemat pengeluaran dan menghasilkan pendapatan ibu rumah tangga.

“Semua anggota kelompok betul – betul memanfaatkan pekarangan mereka setelah belajar di lahan demplot kelompok,” ucap Jahya, Penyuluh.

Itu semua tidak lepas dari adopsi kegiatan Sekolah Lapang Program READSI yang merupakan salah satu metode penyuluhan yang efektif dalam rangka meningkatkan kompetensi pelaku utama karena sekolah lapangan petani belajar secara terstruktur untuk mengatasi permasalahan dan mencari solusinya.

Tujuan dari pengembangan pekarangan  adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, mengembangkan ekonomi produktif dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat sehingga menekan angka  stunting dan gizi buruk pada anak-anak di desa Enoran.

Program ini diharapkan menjadi gerakan dari dan untuk masyarakat baik di perkotaan maupun perdesaan mulai tingkat dusun sampai dengan tingkat rumah tangga bekerjasama dengan ibu-ibu Tim Penggerak PKK ataupun anggota Kelompok Wanita Tani (KWT). Instansi pemerintah menjadi motivator, fasilitator  pendampingan inisiatif kegiatan masyarakat tersebut.

Program pengembangan pekarangan merupakan salah satu upaya dalam peningkatan ketahanan pangan. Dengan memanfaatkan petak lahan untuk tanaman produktif yang dibutuhkan sehari-hari bagi keluarga dan memberdayakan potensi pangan lokal.

READSI hadir di 6 Provinsi dan 18 Kabupaten bertujuan meningkatkan penghidupan petani kurang mampu di daerah sasaran. Tidak hanya berfokus pada kelompok komoditas tanaman pangan, READSI juga menyasar kelompok pemanfaatan pekarangan, sayur, buah, perkebunan hingga peternakan. Untuk kelompok pemanfaatan pekarangan karena READSI ingin keterlibatan wanita tani yang berdampak signifikan pada ketahanan pangan dan pemenuhan gizi keluarga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *