Kementan Dongkrak Penguatan Poktan Pohuwato melalui Bimbingan Lanjutan

POHUWATO – Salah satu target yang ingin dicapai Kementerian Pertanian adalah memperkuat SDM pertanian. Salah satunya melalui penguatan kelompok tani (poktan). Hal ini yang dilakukan Kementan di Pohuwato, Gorontalo.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, kinerja pertanian juga ditentukan oleh kerja penyuluh dan petani di lapangan.

“Oleh karena itu, Kementerian Pertanian mendorong BPPSDMP agar mampu memberi pelatihan dan mencetak tenaga terlatih untuk terus menggerakkan pertanian ke arah yang lebih maju, mandiri dan modern,” katanya.

Hal tersebut ditegaskan kembali oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi.

“Melalui Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling up Initiative (READSI), kita memberdayakan petani dengan pelatihan dan bimbingan lanjutan (binjut) agar mampu meningkatkan produksi dan produktivitas serta pendapatan petani,” katanya.

Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berdaya saing, serta melengkapi kemampuan pengetahuan petani di Kabupaten Pohuwato, Kementerian Pertanian memberikan bimbingan lanjutan melalui program READSI. Bimbingan diberikan kepada petani dan penyuluh sebagai lanjutan dari kegiatan Sekolah Lapang.

Sejalan dengan hal tersebut, 126 kelompok tani Program READSI melaksanakan bimbingan lanjutan pasca pelaksanaan Sekolah Lapang (SL).

Pada pertemuan bimbingan lanjut pertama yang di selenggarakan di rumah anggota poktan Musran Lasimpala, Desa Iloheluma, Kecamatan Patilanggio, Kabupaten Pohuwato.

Penyuluh pertanian Aida Abd Gani dalam paparannya kepada poktan memberikan materi kewirausahaan petani dengan tujuan menyadarkan petani untuk meningkatkan pendapatan dengan beberapa metode pengolahan produk sebelum dipasarkan.

Fasilitator Desa Iloheluma, Sopyan ApadjuluI, menjelaskan bahwa bimbingan lanjutan kelompok Lamahu komoditi jagung ini  bertujuan mereview kembali sejauh mana petani memahami dan mampu mengaplikasikan materi yang didapat pasca sekolah lapang.

“Begitu juga dengan produksi tanaman yang diperoleh juga menjadi catatan untuk mengukur tingkat keberhasilannya serta peningkatan pendapatan,” katanya.

Sopyan menegaskan, dengan mempercepat kontribusi  dana sharing 30% – 70 % untuk alsintan maka akan memudahkan kelompok tani untuk membeli alat produksi dan pengolahan sehingga mempermudah pekerjaan.

“Pertemuan ini dijadwalkan sampai 4 kali. Baik petani Padi, Jagung, Pekarangan, Perkebunan, hingga Hortikultura,” ujarnya.

Program yang telah berjalan sejak Tahun 2019 tersebut, dimulai pada proses administrasi dan penetapan lokasi tanam, sosialisasi teknik dan cara budi daya.

Tahun 2020, kelompok tani diberikan bantuan sarana produksi dan pada Tahun 2021 kelompok tani mempersiapkan dana sharing untuk alat mesin pertanian dengan persentase 30% swadaya dan 70% program READSI melalui dana talangan (pre financing) APBD.

Tenaga Ahli Pemberdayaan, Risno Adam menyampaikan pada kelompok tani agar memanfaatkan bimbingan lanjut ini semaksimal mungkin. 

“Diharapkan kelompok tani binaan agar lebih optimis lagi dalam mengelola usahatani, kita harapkan bersama kelompok binaan menjadi kelompok yang teladan, dapat meningkatkan pendapatan dan keterampilan serta diharapkan ke depannya dapat memiliki usaha tani bersama,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *