Didukung Kementan, Petani dan Penyuluh Jember Bersinergi Tangkal Serangan OPT

JEMBER – Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) menjadi salah satu permasalahan yang sering dialami petani. Serangan ini menimbulkan potensi kerugian secara ekonomis dan gangguan pada tanaman padi atau palawija.

Oleh karena itu, Kementerian Pertanian(Kementan) mendukung sinergi antara petani dan penyuluh untuk menangkal serangan OPT.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan, petani dan penyuluh harus tetap bersinergi menyediakan kebutuhan pangan, sehingga tidak terjadi krisis pangan. SYL juga meminta kepada petani gerak cepat dan tidak membiarkan tanaman padinya terserang hama penyakit yang meluas dan berlarut-larut.

“Pertanian tidak boleh berhenti untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan,” ujar Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan bahwa pertanian cukup rawan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman.

“Hama bisa merusak tanaman dan membuat petani gagal panen. Oleh karena itu petani dan penyuluh harus mengantisipasinya segera,” tukas Dedi Nursyamsi.

Sementara Bupati Jember, Hendy Siswanto saat melaksanakan kunjungan lapang ke Kelompok Tani (Poktan) Bina Tani Desa Lengkong Kecamatan Mumbulsari, Kamis (14/10/2021), melakukan gerakan pengendalian OPT didampingi Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember dan Ketua Komisi B DPRD Jember.

Gerakan Pengendalian OPT kali ini menggunakan Agensi Hayati Beauveria Bassiana yang dibuat sendiri oleh petani dengan bimbingan oleh penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT).

Luas baku sawah Desa Lengkong 270 Ha dengan pola tanam padi – padi – padi. Serangan OPT menjadi salah satu masalah yang merugikan petani dan agensi hayati menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan.

Beauveria bassiana merupakan cendawan entomopatogen yang dapat menimbulkan penyakit pada serangga. Jamur ini bersifat saprofit atau bisa disebut tidak bisa memproduksi makanannya sendiri, karenanya jamur ini menjadi parasit dan hidup dari mengambil nutrisi inangnya.

Beauveria bassiana adalah agensia hayati ramah lingkungan yang dapat mengendalikan serangan hama wereng hijau, wereng batang coklat, walang sangit dan kutu-kutuan.

Pada kesempatan ini, Bupati Jember juga melihat bagaimana pembuatan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). PGPR berfungsi memacu pertumbuhan dan fisiologi akar serta mengontrol keberadaan dan perkembangan penyakit serta kerusakan akibat serangan serangga hama.

PGPR sangat berperan sebagai bio Fertilizer, bio stimulant, bio protektan dan rhyzoremediator (pembenah tanah berkelanjutan) yang sangat mendukung Sustainable Agriculture.

Kedua hal diatas adalah ikhtiar yang diharapkan petani mampu meningkatkan produktivitas pertanian tetapi menggunakan prinsip pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dukungan Pemerintah Daerah Jember melalui Dinas TPHP menjadi stimulan bagi petani untuk terus semangat menjaga kedaulatan pangan.

Di akhir kegiatan Bupati Jember mengajak masyarakat untuk mencintai petani dan pertanian serta turut serta menjaga kearifan lokal utamanya pada saat pandemi saat ini.

“Saya berpesan agar petani mampu meningkatkan produktivitas pertanian dengan menggunakan prinsip pertanian ramah lingkungan agar kesejahteraan petani makin meningkat. Dan saya berharap masyarakat bisa membeli produk hasil pertanian lokal sehingga roda ekonomi terus berputar,” ujar Hendy Siswanto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *