Sinergi Kementan dan MARS Tingkatkan Kapasitas Petani Kakao
JAKARTA – Kementerian Pertanian tidak pernah berhenti untuk meningkatkan kapasitas, kemampuan dan pengetahuan petani. Bekerjasama dengan PT. MARS Symbioscience , Kementan juga meningkatkan kapasitas petani kakao.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo terus menegaskan bahwa pertanian harus tetap berjalan di tengah kondisi wabah Covid-19.
“Pertanian harus terus berjalan. Bahkan, kita berharap gerakan ekspor tiga kali (Gratieks) masih bisa digenjot. Dengan harapan, dalam waktu singkat dapat memberikan kontribusi pertanian terhadap PDB Nasional,” katanya..
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan, pertanian membutuhkan figur smart dan gesit untuk mengelola beragam problem yang muncul.
Dengan SDM berkompeten, beragam problem dalam pengelolaan pertanian kakao bisa diatasi. Selain kualitas komoditi, produktivitasnya juga dijamin meningkat.
“SDM menjadi kunci utama sukses pertanian. Sebab, SDM memberi pengaruh hingga 50%. Adapun sarana prasarana dan peraturan perundangan hanya 25%. Kami sangat optimis dengan majunya SDM pertanian kakao akan berdampak besar terhadap produktivitas dan kesejahteraan petani,” tegas Dedi.
Program READSI dalam berupaya meningkatkan produksi pertanian di kelompok sasaran, termasuk kakao. Khusus kakao pengembangan ditujukan pada penumbuhan Cocoa Doctor/Petani Inovatif di tiap desa sasaran program READSI yang diharapkan dapat memberikan solusi peningkatan produktivitas tanaman dan pendapatan petani kakao.
Hal ini dilakukan agar petani dapat memproduksi kakao yang berkualitas dan berkelanjutan. Dimana READSI berupaya mendukung program Kementerian Pertanian menjadikan petani Maju, Mandiri, Modern.
Dalam upaya peningkatan produksi kakao, READSI bekerjasama dengan PT. MARS Symbioscience dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian Petani, Penyuluh, Widyaiswara serta Dosen Guru SMKPP di UPT Pusat dan Daerah.
Kesepakatan kerjasama dituangkan lewat nota kerjasama yang disetujui bersama pada Juli 2018. Selama kurun waktu empat tahun, READSI dan MARS berkomitmen melatih sebanyak 555 orang dengan berbagai pelatihan teknis Agronomi Kakao, Bisnis Kakao, Master TOT dan Monitoring dan Evaluasi (Adoption-Observation) dengan durasi 17 s.d 30 hari di MARS Academy-Tarengge Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan.
Arah pengembangan ditujukan pada penumbuhan Cocoa Doctor/Petani Inovatif di tiap desa sasaran program READSI yang diharapkan dapat memberikan solusi peningkatan produktivitas tanaman dan pendapatan petani kakao.
Untuk mempererat kerja sama yang sudah terjalin lama DPMO Kolaka utara melakukan pertemuan internal dengan PT. MARS, untuk mengagendakan penguatan poktan kakao dan menjalin kemitraan kelembagaan serta singkronisasi materi bimbingan lanjut.
Pertemuan ini diadakan di aula pertemuan Cocoa Development Center (CDC) PT. MARS, Desa Tambuha, Kecamatan Watunohu, Kolaka Utara. dihadiri oleh Perwakilan MARS, Manager READSI Kolaka Utara, Tenaga Ahli Pemberdayaan, Fasilitator Desa dan 16 orang kelompok tani cokelat.
Jamal, selaku perwakilan MARS, menegaskan pihaknya siap bekerjasama dari sisi teknologi budidaya Kakao dan pemasaran khususnya biji basah serta menyiapkan SDM sebagai trainer pada kegiatan bimbingan lanjut Program READSI.
Hal tak jauh berbeda disampaikan Tenaga Ahli Pemberdayaan, Boby.
“Mitra pemasaran menjadi dukungan Poktan Kakao dalam penjualan biji basah sekaligus menjadi cikal bakal penumbuhan Usaha Bersama Poktan,” ujar Boby.
Ngatimo, Manager READSI Kolaka Utara, menekankan agar seluruh poktan Program READSI benar-benar memaksimalkan pelatihan-pelatihan yang diberikan agar dirasakan manfaatnya oleh Poktan dan meningkatkan kesejahteraan Petani secara berkelanjutan.
Kakao merupakan salah satu komoditi perkebunan yang strategis dan ekspor terbesar kedua setelah kelapa sawit. Kakao menarik perhatian berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta untuk mengembalikan kejayaannya di era 1990-an.