Kolaborasi dengan ATI, Kemenparekraf Bangun Toilet Standar Bintang 5 di Pantai Kuta
BADUNG – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melaksanakan kolaborasi melakukan aksi (kolaboraksi) dengan Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) dan industri sanitasi menyelenggarakan pilot project revitalisasi toilet di Pantai Kuta.
Hal itu secara resmi diserahterimakan oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Badung di Pantai Kuta pada Kamis (14/10/2021) bertepatan dengan dibukanya Bali untuk wisatawan mancanegara.
Hadir dalam peresmian perwakilan dari Kantor Staf Presiden (KSP) Albertien Enang Pirade (Tenaga Ahli Utama Bidang Pariwisata dan Investasi), Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Pengelola Pantai Kuta, Bendesa Adat Kuta serta perwakilan industri yang telah mendukung kegiatan ini.
Dalam sambutannya, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu menyampaikan saat ini ranking TTCI Indonesia berada di urutan 102 dari 140 negara dalam aspek health and hygiene. Oleh karenanya, program revitalisasi toilet di destinasi sangat tepat.
Mulai tahun ini, pelatihan pengelolaan toilet di destinasi sudah masuk dalam menu DAK non fisik pariwisata, sehingga diharapkan toilet yang ada di destinasi tidak lagi terkesan kumuh dan kotor. Hal ini merupakan bagian dari adaptasi terhadap perubahan dalam tatanan era new normal dan kolaboraksi dengan Asosiasi Toilet Indonesia dan Industri.
“Harapan kami, apa yang sudah kita bangun dan kolaboraksi akan terus berkelanjutan dan pihak industri serta pemda dapat bekerjasama untuk mewujudkan toilet bersih kualitas hotel bintang lima di destinasi. Tahun 2022 program revitalisasi toilet akan kita lanjutkan di Kuta Bali sebagai percontohan untuk daerah lainnya,” ujar Vinsen.
Pernyataan tersebut diperkuat Direktur Pengembangan Destinasi II Kemenparekraf/Baparekraf, Wawan Gunawan, yang turut hadir dalam kegiatan itu.
Wawan mengatakan, yang Kemenparekraf lakukan merupakan implementasi dari strategi Kemenparekraf/Baparekraf. Yaitu, inovasi menggerakkan kembali kebersihan toilet dengan cara baru, berstandar dan pelatihan bagi pengelolaannya.
“Kebersihan toilet menjadi tolok ukur bagaimana kenyamanan di suatu destinasi akan tercipta. Untuk itu, kebersihan toilet harus diperhatikan dengan baik,” ujar Wawan.
Tenaga Ahli Utama Bidang Pariwisata dan Investasi KSP, Albertien Enang Pirade, mengatakan, Bali merupakan barometer pariwisata Indonesia.
“Kami hadir untuk memastikan pembukaan kembali Bali, khususnya untuk wisatawan mancanegara bisa berjalan lancar,” katanya.
Untuk itu, standar CHSE menjadi syarat mutlak dan sangat krusial, bukan hanya vaksin dan protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan mencuci tangan, tetapi juga fasilitas pendukung seperti toilet perlu dijaga kebersihannya.
“Semoga kondisi pandemi tetap bisa dikendalikan dengan baik dan pembukaan kembali Bali menjadi titik awal pemulihan dan kebangkitan pariwisata Indonesia,” ucap Albertien.
Menurut Wakil Ketua Asosiasi Toilet Indonesia (ATI), Nani Sumaryati Firmansyah ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan toilet. Pertama, pengelola harus paham dan serius dalam merawat toilet agar tetap terjaga. Kedua, cleaning service yang andal yang mampu juga menjadi agen perubahan yang bisa menegur secara baik kepada pengguna toilet bila terjadi perilaku yang tidak tepat dalam penggunaan toilet.
“Ketiga adalah pengguna toilet. Ini perlu kita edukasi bersama untuk memudahkan dalam toilet bisa dipasang stiker-stiker edukasi seperti jaga kebersihan, setelah Anda masih ada yang menggunakan, jangan tinggalkan jejak, gunakan air secukupnya dan sebagainya,” katanya.
Toilet bersih adalah salah satu cerminan budaya bangsa. ATI dan industri siap bekerjasama dengan Kemenparekraf/Baparekraf untuk lokasi-lokasi destinasi selanjutnya.
Industri yang turut berkolaborasi dalam revitalisasi toilet Pantai Kuta yaitu PT Surya Toto Indonesia (peralatan sanitasi, kloset, uniral dan wastafel), PT Arwana Citramulia Tbk (keramik lantai dan dinding), PT Industri Dagang Kadanka Utama (IDKU)-Konter Wastafel, PT Kenari Djaja Prima (partisi kubikal dan engsel), PT Propan Raya (cat), PT Dahara Mulia Sejahtera (perlengkapan toilet difabel, pengering tangan, soap dispenser dan sanitizer).
Pemerintah Provinsi Bali, melalui Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa, mengapresiasi dan berterimakasih atas komitmen Kemenparekraf/Baparekraf dalam mendukung bangkitnya pariwisata Bali.
“Peranan toilet di objek wisata sangat penting dalam memberikan kenyamanan wisatawan. Pemerintah Provinsi Bali dan para pengelola Pantai Kuta berkomitmen untuk menjaga toilet hasil revitalisasi oleh Kemenparekraf ini,” ucap dia.(***)