Sapa UMKM Dieng, Komunitas Bebek APIC Berkolaborasi dengan JNE Riders
Jakarta -Touring menikmati perjalanan diatas Roda dua sudah menjadi kebutuhan sekunder bagi para pecinta otomotif roda dua. Menikmati indahnya alam serta lika liku lalu lintas di daerah dipercaya menjadi media penambah semangat bagi mereka.
Begitupun dengan Komunitas yang menamakan dirinya APIC (Astrea Prima Indonesian Community). Para pecinta bebek Astrea Prima keluaran tahun mulai 1988-1991 melakukan perjalanan touringnya pada tanggal 7 Oktober 2021 lalu menuju Dieng, Banjarnegara. Sebanyak 5 bebek tua ini start riding pukul 21:00 WIB dari Bekasi.
KUAT ?
Pertanyaan itu kerap muncul pada semua orang. Terkadang saat di lampu merah dan di SPBU banyak orang geleng geleng kepala melihatnya. Bahkan ada pengendara mobil sampai buka kaca dan bertanya darimana? “Expresi tubuh geleng geleng kepala sudah pasti kami dapat,” Jelas Abdul Basyit selaku Ketua Umum APIC.
“Ternyata Bebek ini Bebek Jahanam,” canda Abah Martin, JNE Riders Indonesia (JRI) yang malam itu bersama dua rekannya mengawal Bebek Bebek tangguh ini. “Bagi mereka motor klangenan atau impian mereka adalah benda yang harus disayangi dan dinikmati, bukan sebatas pajangan, namun bisa mengantarkan ke berbagai destinasi yang mereka inginkan, dan itu dibuktikan,” Sambung Melky Sinaga dari JRI.
“Karakter unik yang dimiliki para bikers Bebek klasik ini membuat perjalanan semakin menyenangkan. Canda gurau dan kekompakan yang terjalin ketika salah satu motor mengalami ban bocor di pagi buta dan belum ada bengkel buka menjadi sebuah cerita indah,” Sambung Melky.
APIC berkolaborasi dengan JRI melakukan touring bukan sekedar hura hura. Misi kami adalah menyapa UMKM yang ada di pelosok wilayah Jawa Tengah Indonesia. “Kegiatan yang diinisiasi oleh APIC dalam merangkul UMKM di Dieng patut menjadi contoh bagi komunitas lain dalam berkegiatan,” Jelas Harry Purnama Manager Engagement Development JNE
JNE BERI SOLUSI KE UMKM
“Sekedar “say hello” Dan bertanya apa kabar akan menjadi pembuka obrolan dimanapun. Begitupun kami, dalam menjalankan kegiatan social responsibility kami tidak hanya berkutat di pusat saja. Namun dengan berbagai cara kami lakukan, termasuk merangkul Komunitas sepeda motor yang memiliki kegiatan positif,” terang Kurnia Nugraha Head Promotion and Activation JNE. Dieng menjadi Destinasi APIC dalam merangkul UMKM dan kami mensupport kegiatan tersebut.
Sebanyak 12 pelaku usaha kecil yang tergabung dalam komunitas UMKM Dieng Syariah hadir dalam sukacita. Acara berlangsung santai namun berbobot. Saat sesi tanya jawab banyak diantara mereka yang selama ini belum mengerti pelayanan jasa apa saja yang dimiliki JNE. “Saya selama ini menggunakan expedisi lain, saya belum tau kalau di JNE ada JTR (JNE Trucking) dan setelah dihitung-hitung ternyata lebih murah,” ujar Bu Siti pembuat oleh-oleh Carica di Dieng. Senada dengan Ibu Siti, Bu Chotinah juga meraskan hal serupa dan harus jauh jika mengirimkan produknya ke JNE karena harus ke Kota. “Loh ternyata bisa dijemput barang kita,” katanya.
Christian Widi Admoko
Sales & Marketing JNE Semarang menjelaskan secara lugas tentang sejumlah pelayanan yang ada di JNE. Membuat para UMKM tekun menyimak.
Team JNE Regional Semarang dan Banjarnegara yang saat itu hadir dalam memberikan Knowledge kepada para UMKM langsung diserbu penggiat UMKM untuk membuat JNE Loyalty Card (JLC). “Baru tau kalau banyak benefit dengan kita memiliki JLC, bisa umrah dan naik Helicopter,” ungkap Bu Chotinah merasa kegirangan.
Bahu membahu dalam meningkatkan Ekonomi Kerakyatan sudah di gaungkan oleh JNE sejak dua tahun lalu. Dan semua program yang berkaitan dengan ekonomi kerakyatan JNE berusaha untuk selalu hadir.
“Walau dengan Bebek tua, tapi bisa menyapa banyak usaha. Sampai pedagang sarapan simbok simbok yang menyungguh bakul di atas kepala menjadi sasaran kami dalam berbagi rejeki,” tegas Riyan, Humas APIC.
Persiapan Bebek Bebek ini semudah motor motor lainnya. Ganti oli service dan lainnya hanya butuh kesabaran saja untuk merawat benda tua ini. Maklum, benda klasik. “Bagi kami motor hanya sebagai media ibadah, walau dikemas dalam agenda touring, sebisa mungkin bermanfaat bagi banyak orang,” tutup sangat Humas APIC
PERJALANAN 21 JAM
Kecepatan Rata-rata Astrea Prima hanya sekitar 70-80 Kpj. Menempuh jarak sekitar 500KM. Idealnya jika nonstop jarak tersebut bisa ditempuh dalam waktu 12 jam dengan motor. Namun dengan kondisi jalanan di sepanjang pantura yang sedang perbaikan membuat perjalanan tidak selancar yang diperhitungkan.
Istirahat sholat makan dan mengisi BBM memakan waktu yang tidak biasa. “Bikers APIC tergolong petouring handal, kekompakan mereka terjaga, tapi istirahatnya tidak sebentar karena memikirkan stamina motor yang rata-rata usianya sudah lebih dari 30tahun,” kata Eko Pujianto (member JRI) yang turut dalam rombongan touring.
Persiapan kendaraan sebelum berangkat touring sudah menjadi kewajiban. Selain stamina tubuh bikernya, kendaraan juga penting untuk disiapkan.
“Dalam menjaga segala kemungkinan dijalan kami mewajibkan para bikers untuk mengganti beberapa part dengan yang baru. Seperti kampas rem, gir set beserta rantainya, ganti oli bahkan membawa cadangan,” ujar Dimas Maulana, member APIC sekaligus mekanik andalan group ini. “Bahkan ban dalam cadangan motor pun kami bawa,” tambahnya.
Fahrur Rozi menyiapkan kendaraan sebelum touring seminggu sebelumnya. Karena tidak ingin motor kesayangannya ini bermasalah dijalan dan membebani peserta lain dalam hal waktu.
Jalanan pantura yang masih banyak lubang dan bergelombang bahkan membuat kondisi motor mengalami beberapa kerusakan. “Harus pintar mengatur kecepatan dan memilih jalan, agar tidak menimbulkan kerusakan pada motor atau fatalnya jatuh dijalan. Kami akui bimbingan dari bikers JNE dalam memandu rombongan sangat luar biasa,” ungkap Yos Sidharta peserta Touring yang membawa Honda Tiger tahun 90an.
Untuk konsumsi bahan bakar Astrea Prima menuju Dieng terbilang irit. Hanya dengan 100ribu, sudah sampai dan BBM yang digunakan pun jenis Pertamax. Sehingga daya bakar sempurna pada kecepatan konstan.
IKATAN MOTOR INDONESIA JATENG
IMI Jateng mensupport acara baik yang dijalankan oleh sejumlah komunitas salah satunya APIC dan JRI. Ini merupakan bentuk bahu membahu masyarakat Indonesia dalam menggeliat kan ekonomi kerakyatan. “Banyak komunitas yang memulai kegiatannya dengan sisi sosial yang tinggi, bahkan 100% acara mereka murni sosial,” jelas Danang Tedjo, Ketua Keanggotaan IMI Jateng.
IMI menyambut baik kehadiran bikers Jakarta yang mau menyapa masyarakat Jateng untuk turut berbagi. Kami berharap ini menjadi contoh baik bagi komunitas yang ada di Jateng. Semoga masyarakat Indonesia tetap terus terjaga kerukunan nya walau dari sisi pehobi.