Pemberdayaan Wanita Tani di Konawe Dongkrak Kesejahteraan Petani

KONAWE – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mengimplementasikan program Rural Empowerment and Agriculture Development Scaling up Initiative (READSI) di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Supervisi dalam rangka Mid Term Review (MTR) program tahun 2021 tengah dilakukan. Hasilnya, kesejahteraan petani di Konawe meningkat. Hal itu sejalan dengan semakin berdayanya Kelompok Wanita Tani (KWT) yang tersentuh program READSI Kementan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, tujuan pembangunan pertanian nasional yakni menyediakan pangan untuk seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor. “Untuk mencapai target tersebut, maka produktivitas adalah hal utama yang harus dikedepankan. Sementara untuk menggenjot produktivitas, SDM pertanian yang harus ditingkatkan,” ujar Mentan Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, kapasitas petani dan penyuluh harus terus menerus ditingkatkan jika pertanian kita ingin maju.

Katanya, SDM pertanian menyumbang peningkatan produktivitas paling tinggi dibanding prasarana dan sarana pertanian dan peraturan perundang-undangan. “Peningkatan kapasitas SDM pertanian merupakan hal pertama dan utama yang harus disasar jika produktivitas kita ingin meningkat,” terang Dedi.

Dikatakannya, saat ini berbagai macam program tengah digulirkan untuk meningkatkan kapasitas SDM pertanian. Salah satunya melalui program READSI Kementan ini yang tengah diimplementasikan di sejumlah daerah, salah satunya Kabupaten Konawe.

“Program peningkatan kapasitas SDM ini terus kita gulirkan. Pertanian ini amat penting untuk pemenuhan kebutuhan hidup kita. Kesejahteraan petani harus meningkat. Untuk meningkatkan kesejahteraan petani, maka SDM-nya pun harus ditingkatkan,” ujar Dedi.

Manager READSI Kabupaten Konawe, Yasir menuturkan, program READSI telah digulirkan sejak tahun 2019 silam. Sejumlah kegiatan telah dilakukan di antaranya sekolah lapang. “Sejumlah kelompok tani ikut dalam program ini, salah satunya adalah Kelompok Wanita Tani atau KWT,” papar dia.

Dari hasil monitoring dan evaluasi di lapangan, Yasir menjelaskan untuk kelompok tani wanita antusias sekali dalam mengembangkan pekarangannya menjadi lahan pertanian.

“Jadi mereka sudah mulai mengelola pekarangannya dengan berbagai jenis tanaman sayuran. Dengan modal kemampuan mereka yang didapatkan selama mereka mengikuti sekolah lapang, Alhamdulillah mereka sudah bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan sudah bisa menjual hasilnya ke pengepul dan tetangga yang membutuhkan sayuran,” ujar dia.

Dari sisi teknis, Yasir menyebut mereka sudah menguasai cara bercocok tanam yang baik dan mengolah tanaman menjadi produk yang baik.

“Karena itu akan dikembangkan dalam hal literasi keuangan. Ini kita sadari bahwa dalam hal keuangan mereka rata-rata masih lemah dalam pengelolaan keuangan maupun dalam manajemen usaha tani. Itu coba pelan pelan kita benahi melalui kegiatan-kegiatan binaan lanjutan maupun dalam kegiatan lainnya ke depan,” tutup Yasir.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *