Literasi Keuangan Kementan Perkuat Basis Ekonomi Petani Kolaka
KOLAKA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat basis perekonomian petani. Salah satunya dilakukan untuk petani di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Penguatan basis ekonomi petani itu dilakukan dengan memperkuat literasi keuangan di kalangan petani dan penyuluh.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, program literasi keuangan untuk memperkuat basis perekonomian dasar petani sebagaimana program yang dicanangkan pemerintah di tengah pandemi Covid-19 saat ini. “Tentu ini sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional yang salah satunya adalah meningkatkan kesejahteraan petani,” tutur Mentan SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan, kapasitas petani dan penyuluh harus terus menerus ditingkatkan. Hal itu berkaitan erat dengan target pemerintah yang tengah menggenjot peningkatan produktivitas pertanian. “Produktivitas pertanian akan meningkat manakala SDM pertaniannya juga meningkat. Peningkatan SDM pertanian akan sejalan dengan peningkatan kesejahteraan petani. Pada titik itulah pentingnya petani memahami cara mengatur keuangan mereka,” ujar dia.
Di sisi lain, Dedi menilai peningkatan kapasitas petani dalam hal pemahaman keuangan harus terus ditingkatkan. Pasalnya, pada era 4.0 saat ini, pertanian tak hanya sekadar tanam, petik dan jual, tetapi juga telah menjelma menjadi bisnis korporasi yang menjanjikan. “Pertanian itu bak merpati putih yang tak pernah ingkar janji. Pertanian saat ini menjadi tumpuan. Pertanian telah menjelma menjadi bisnis yang menguntungkan,” ujarnya.
Perwakilan International Fund for Agriculture Development (IPAD), Michael Thierry menjelaskan, pihaknya datang ke Kolaka untuk membahas strategi simpan pinjam dan investasi yang dibutuhkan oleh kelompok. “Tentunya tentang literasi keuangan juga menjadi hal utama. Untuk literasi keuangan, program READSI ini sudah melakukan pelatihan Widyaiswara tingkat nasional dan Widyaiswara ini sudah melatih para penyuluh dan fasilitator desa. Nantinya, fasilitator desa dan penyuluh ini akan melatih ke kelompok tani. Tahun ini masih tahap sosialisasi.Sedangkan pelatihannya itu akan dilakukan pada tahun 2022,” ujar Thierry.
Nantinya, para petani ini akan dilatih cara mengelola keuangan, baik di dalam rumah tangga mereka maupun di tingkat kelompok. Tujuannya agar mereka bisa mengakses ke perbankan. “Dan itu yang akan dibahas. Nantinya program READSI akan memfasilitasi pertemuan petani dengan perbankan dan stakeholder yang lain,” papar Thierry.
Ke depan, program literasi keuangan READSI akan lebih besar memberikan wawasan kepada petani tentang bisnis management training. Para petani juga akan dilatih bagaimana mengelola bisnis pascapanen. “Kemudian program READSI juga akan mengajarkan bagaimana pertanian ini juga merupakan bisnis. Jadi penghasilannya akan bertambah, sehingga petani itu akan sejahtera,” tutur Thierry.(***)