Kementan Sejahterakan Petani Melalui Peningkatan SDM Berdaya saing
JAKARTA – Kementerian Pertanian memberikan perhatian besar kepada peningkatan kesejahteraan petani. Untuk itu, Kementan kerap memberikan bantuan sesuai dengan yang dibutuhkan petani. Antara lain, bantuan alsintan melalui program READSI.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, berharap bantuan bisa membuat SDM pertanian menjadi berdaya saing.
“Tentunya dengan bantuan ini, kami harap kegiatan pertanian semakin produktif, efisien, dan efektif. Sehingga kesejahteraan petani pun bisa ditingkatkan,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan modernisasi pertanian terus dilakukan Kementan.
“Tujuannya, agar produktivitas naik. Sebab, READSI selama ini sudah menaikkan kompetensi sumber daya manusia pertanian. Kementan juga terus mendorong melalui peraturan perundangan,” jelasnya.
Komitmen memajukan pertanian daerah terus dilakukan Kementan. Melalui Badan PPSDMP bantuan alsintan lewat progam Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling Up Initiative (READSI) telah disalurkan dan dimanfaatkan oleh petani yang berada di Buol, Sulawesi Tengah.
Kementerian Pertanian terus melakukan evaluasi terhadap program hibah dalam bentuk bantuan alsintan. Monitoring dan evaluasi alsintan di Provinsi Sulawesi tengah dilakukan agar pemanfaatan alsintan dapat optimal bagi peningkatan produksi, pengolahan dan kesejahteraan petani.
Tim monitoring dan evaluasi mendapati bahwa kabupaten Buol hampir memenuhi target realisasi alsintan di seluruh wilayah. Dari target 127 kelompok yang akan menerima alsintan, sudah terealisasi di 115 kelompok.
Menariknya, mekanisme hibah alsintan ini berbeda dari bantuan-bantuan sebelumnya dimana ada kontribusi swadaya petani 30% dari harga barang, 70% nya akan di tanggung oleh program. Diharapkan dengan adanya mekanisme kontribusi dari poktan 30% peningkatan produksi dan pengolahan dapat meningkat.
Dalam kunjungan Tim Monitoring dan Evaluasi di KWT Lestari Desa Pujimulyo, kecamatan Momunu, Kabupaten Buol telah menerima bantuan alsintan untuk produksi dan pengolahan hasil seperti handsprayer, gerobak dorong, blender dan penggiling mie.
Hasil penuturan Tim Monev bantuan tersebut sudah dimanfaatkan anggota kelompok dan sudah memproduksi produk yang diolah melalui alsintan tersebut seperti VCO, kacang sembunyi, kacang panada tore dan vas bunga dari sabut kelapa. Produk tersebut nantinya akan dipasarkan melalui kios-kios dan kantin sekolah.
Berbeda dengan KWT Dinamis Desa Oyak, Kecamatan Paleleh Barat mereka memproduksi minyak kelapa, keripik pisang dan stick manis. Produk tersebut juga dihasilkan melalui bantuan alsintan Program READSI.
Untuk pengelolaan alsintan kelompok wanita tani ini memiliki regulasi terhadap peminjaman alsintan yang berbeda-beda setiap kelompok. Hal ini dilakukan agar ada tanggung jawab terhadap barang yang dipinjamkan oleh anggota maupun di luar anggota.
“Kami sangat terbantu sekali dengan adanya Program READSI karena program ini membuat kami ibu-ibu lebih berdaya dengan pelatihan-pelatihan yang diberikan, setelah itu diberikan saprodi, juga diberikan alsintan untuk menunjang hasil olahan dari pekarangan. Kami berharap program READSI ini dapat terus memberikan dampak bagi KWT dimana pun berada,” terang Syamsiar Ketua Kelompok Lestari.
Memajukan perekonomian daerah melalui pertanian, READSI memiliki fungsi vital lainnya. Sebut saja, pemberdayaan rumah tangga petani di pedesaan baik secara individu maupun kelompok. Mereka didorong melalui peningkatan keterampilan, rasa percaya diri, dan optimalisasi potensi dari sumber daya yang ada.
Untuk itu, dukungan penuh diberikan READSI untuk Kostratani dan penumbuhan petani milenial hingga P4S. Poktan sebagai garda terdepan juga dikuatkan dengan orientasi korporasi.