Rakyat Mengawasi, Kubu AHY Tak Boleh Provokasi dan Intimidasi Saksi-saksi Judicial Review AD ART Demokrat
Jakarta – Judicial Review (JR) AD ART oleh empat orang Ketua DPC Partai Demokrat asuhan AHY ke Mahkamah Agung, telah bergulir. Rakyat Indonesia dan masyarakat dunia tentu akan mengawasi dan sangat menanti nanti, apa yang akan terjadi dalam beberapa minggu kedepan.
Berdasarkan pengakuan saksi fakta yang kami himpun, AD ART Partai Demokrat Tahun 2020 memang penuh rekayasa dan isinya dimanipulasi tanpa persetujuan anggota dalam forum kongres. Karena itu, AD ART produk tahun 2020 itu layak untuk disebut AD ART Siluman. Berdasarkan AD ART ini pulalah kepengurusan AHY dibentuk dan didaftarkan ke Kemenkumham.
AD ART yang sudah di SK kan Kemenkumham inilah yang diajukan JR ke MA oleh empat Ketua DPC yang dipecat AHY dengan kuasa hukumnya, Yusril Ihza Mahendra.
JR ini mendapat perhatian masyarakat Indonesia dan dunia. Jika permohonan JR ini dikabulkan MA, maka AD ART Demokrat dan DPP AHY terancam bubar. Oleh karena itu, wajar jika SBY-AHY mulai panik dan kroni kroninya mulai membabi buta.
Kami hanya mengingatkan, silahkan kubu AHY panik, tapi jangan membabi buta. Silahkan mempersiapkan diri dengan sebaik baiknya menghadapi JR, namun jangan sampai melakukan provokasi dan intimidasi kepada saksi saksi yang akan memberikan kesaksian. Itu tentu tidak boleh dan tidak baik dalam praktek berdemokrasi di Indonesia.
Jangan bikin malu SBY yang dulu mendapat julukan Bapak Demokrasi Indonesia. Jagalah marwah SBY. Kami mengharapkan kubu AHY dapat memberi contoh yang baik kepada rakyat Indonesia dan masyarakat dunia, bagaimana cara berdemokrasi yang baik, dan bagaimana cara menjunjung supremasi hukum.