Petani Semakin Percaya Diri Berkat Perpustakaan Kementan Berbasis Inklusi
JAKARTA – Untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian turut memanfaatkan perpustakaan khusus berbasis inklusi. Dengan cara ini, SDM pertanian yang terdiri dari petani dan penyuluh bisa mendapatan ilmu tambahan.
Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, perpustakaan bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan potensi pertanian.
“Kita berharap SDM pertanian bisa terus membuka diri untuk informasi, ilmu, serta pengetahuan baru. Dengan cara ini, kemampuan dan kapasitas SDM pertanian bisa ditingkatkan,” katanya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menegaskan hal serupa.
“Pandemi ini telah mengubah banyak hal. Termasuk juga mengubah kebiasaan dan pola pikir masyarakat, termasuk juga pola bertani. SDM pertanian harus merespons hal tersebut. Caranya dengan literasi, manfaatkan perpustakaan inklusi yang ada untuk menambah wawasan,” katanya.
Penjelasakan lebih lanjut mengenai hal tersebut juga dipaparkan Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah, pada Peer Meeting Learning Provinsi, Rabu (22/9/2021).
“Kita memanfaatkan perpustakaan khusus pertanian berbasis inklusi sosial untuk melakukan berbagai kegiatan. Seperti menyediakan konten pertanian koleksi fisik dan digital, berkolaborasi dengan pemangku kepentingan atau stakeholders, serta menyelenggarakan bimbingan literasi untuk mewujudkan masyarakat yang literate,” katanya.
Selain itu, cara ini juga dimanfaatkan Kementan untuk menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas dan keterampilan bagi petani dan masyarakat.
“Termasuk meningkatkan minat baca sekaligus mengenalkan pertanian kepada generasi muda dan masyarakat. menjadi salah satu pusat promosi lembaga dan program Kementerian Pertanian kepada masyarakat luas,” katanya.
Siti Munifah mengatakan, ada sejumlah manfaat dari Perpustakaan Khusus Pertanian Berbasis Inklusi Sosial.
Diantaranya, akses ke sumber daya pertanian semakin mudah dan terbuka, meningkatnya literasi informasi pertanian secara rutin dan masif.
“Pustaka menjadi salah satu rujukan bagi akademisi untuk kegiatan outing class mendukung Gerakan Literasi Sekolah dan Pertanian Masuk Sekolah, kemudian, meningkatkan kinerja pengelolaan dan pelayanan publik, meningkatkan akuntabilitas dan integritas, meningkatkan sinergi seluruh pemangku kepentingan, dan tentunya benjadi best practice sistem pengelolaan perpustakaan khusus,” katanya.
Siti Munifah menambahkan, peningkatan angka kunjungan perpustakaan sejak diterapkannya inovasi perpustakaan khusus berbasis inklusi sosial, mencerminkan peningkatan akses dan pelayanan informasi pertanian sebagai tujuan inisiatif inovasi.
“Terjadi juga peningkatan Indeks Kepuasan masyarakat (IKM) terhadap layanan Pustaka. Hal ini sebagai gambaran inovasi diterima dan dirasakan manfaatnya. Petani, penyuluh, mitra industri, agropreneur, dan praktisi pertanian aktif terlibat, sesuai harapan agar program menukik dan bersentuhan langsung dengan sasaran,” jelasnya.
Siti Munifah mengatakan, tiada hari tanpa literasi menjadi semboyan untuk sharing pengetahuan dan pengalaman kepada pengguna, baik tatap muka maupun virtual literacy.
“Bagaimana semangat Library comes to you ini bisa kita wujudkan bersama, harapannya tidak ada masyarakat Indonesia yang tidak terpapar literasi yang bertujuan untuk membentuk masyarakat pintar, unggul sesuai harapan Bapak Presiden kita”, tutupnya.