Aneka Ragam Kuliner Khas NTB yang Lezat dan Bikin Betah Berlibur

NUSA TENGGARA BARAT – Bagi Anda yang tengah berlibur ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sala satu yang perlu dinikmati adalah kuliner khas setempat. Selain ayam taliwang, Pulau Lombok rupanya memiliki banyak kudapan khas yang tak kalah lezat. Rasanya, tentu saja membekas di hati, membuat kita ingin segera kembali berkunjung lagi.

“Selain ayam taliwang ada banyak menu makanan khas lainnya di Lombok ini. Tak hanya dari Pulau Lombok, tetapi juga ada menu makanan khas dari Pulau Sumbawa yang tak kalah nikmat,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Yusron Hadi, Selasa (21/9/2021).

Dijelaskan Yusron, Lombok juga terkenal dengan ayam rarang dan nasi puyung, selain dari ayam taliwang. Rasanya yang khas tak kalah lezat dibanding ayam taliwang. “Bahan dasarnya tetap ayam, tetapi memiliki cita rasa tersendiri yang lezat dan gurih,” ujar dia.

Dominan bercita rasa pedas dan berbumbu rempah yang diracik khusus agar menciptakan keunikan khas penduduk Lombok, ayam rarang dan ayam puyung juga diburu oleh wisatawan untuk dinikmati.

Ayam rarang menggunakan ayam kampung yang dimasak dan digoreng terlebih dahulu sebelum disajikan. Ayam rarang sendiri merupakan makanan khas Lombok yang berasal dari Rarang, sebuah desa yang berada di kabupaten Lombok Timur. Ayam rarang juga menggambarkan ciri khas masakan Lombok yang pedas.

“Baluran bumbu sambal yang berpadu dengan cabai rawit membuat makanan ini sekilas sangat pedas. Padahal ketika dicoba, rasa ayam rarang tidak sepedas penampilannya,” kata Yusron.

Di sisi lain, hidangan utama kelas wahid yang paling nikmat disantap untuk mengisi perut yang sedang lapar saat berada di Lombok adalah nasi puyung.

Nasi puyung begitu familiar di Nusa Tenggara Barat. Hampir setiap penduduknya mengenal makanan khas Lombok ini.

Puyung pada nama makanan ini merujuk pada daerah asalnya, yakni kampung Puyung yang berada di bagian Lombok Tengah.

“Makanan ini biasa disajikan dengan menggunakan alas daun pisang. Keistimewaannya terletak pada lauk pauknya yang beragam, seperti sambal, kedelai goreng, dan suwiran daging ayam yang ditambah taburan kelapa parut,” tutur Yusron.

Nasi puyung mempunyai cita rasa yang sangat pedas. Saking pedasnya bahkan ada yang sampai tak jarang yang menyerah untuk melanjutkan makannya hingga habis.

Selain keduanya, makanan khas NTB lainnya adalah bebalung. Bebalung oleh masyarakat Lombok dianggap sebagai makanan penambah tenaga dan penumbuh vitalitas. “Penggunaan makna tersebut merupakan arti dari istilah bebalung yang dalam bahasa Sasak berarti tenaga,” jelas Yusron.

Makanan khas Lombok ini secara tampilan mirip dengan gulau atau soto daging. Bebalung biasanya terbuat dari tulang iga sapi sehingga dinamakan bebalung sapi.

Selain pakai iga sapi, bebalung juga bisa menggunakan iga kerbau yang kemudian diracik bersama bumbu halus berupa cabai rawit, lengkuas, kunyit, jahe, bawang merah, dan bawang putih.

“Oleh masyarakat Sasak, bumbu semacam itu disebut sebagai ragi rajang. Setelah bumbu menyatu dalam tulang iga, bebalung sapi sudah bisa disantap,” tutur Yusron.

Bebalung, Yusron melanjutkan, paling enak dihidangkan saat masih hangat. Biasanya penyajian bebalung dilakukan dalam mangkok ditemani nasi putih, plecing dan sambal.

Selain di Lombok, Pulau Sumbawa rupanya memiliki menu makanan yang tak kalah lezat. Adalah Singang dan sepat yang begitu digemari wisatawan. Singang merupakan masakan tradisional berbahan ikan segar yang dibumbui dengan berbagai macam rempah. Selintas mirip dengan gulai ikan karena kuahnya.

“Dari tampilannya saja, kuah Singang sudah cukup menggugah selera,” tutur Yusron. Warna kuah yang kekuningan dipadu dengan warna hijau daun kemangi dan warna merah cabe rawit, menjadikan menu masakan ini terlihat segar. Sementara rasa kuah Singang yang di dalamnya ada asam Jawanya, terasa agak asam, tapi sangat lezat.

Makanan khas lainnya yakni ikan kuah sepat khas Sumbawa. Ikan celup kuah sepat adalah ikan bakar yang disajikan dengan nasi putih, sambal tomat dan irisan mentimun. “Ikan yang dipilih biasanya adalah jenis kakap dan baronang serta berukuran sedang,” ujarnya.

Kuah sepat terbuat dari terong, mangga muda, daun aru dan ketimun belimbing wuluh, tomat, kemiri dan asam Sumbawa. Bahan ditaruh di dalam mangkuk kemudian dituangi air. Kuah sepat disajikan tanpa dimasak lebih dahulu. Ini menjadikan kuah ini terasa asam segar. Rasanya seperti acar. Bedanya, asam kuah ini alami dari bahannya, bukan karena cuka.

Masakan yang menggunakan kuah sepat bisa disebut ikan celup kuah sepat karena cara memakannya. Daging ikan disuwir, dicelupkan ke kuah sepat lalu dicocolkan di sambal tomat, baru dimakan. “Saat menyentuh lidah, rasanya lengkap. Ada rasa manis dari ikan bakar, asam kuah sepat serta pedas dari sambal tomat. Semua papila lidah mencecap masakan. Kita akan berpikir, masakan ini lezat,” jelas Yusron.

Terakhir, kata Yusron, dari Bima ada menu makanan khas bernama uta palumara londe. atau bandeng kuah santan. Uta palumara londe adalah makanan khas Bima yang terdiri dari bahan utama ikan bandeng yang diolah dengan santan yang sudah dibumbui. Beberapa bumbu yang digunakan dalam makanan ini diantaranya adalah bawang putih, bawang merah, cabe merah, kunyit dan juga tomat. “Uta palumara londe ini memiliki rasa yang manis, asam dan pedas. Makanan ini juga memiliki aroma khas yang dihasilkan dari kemangi,” terang Yurson.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *