Di Tengah Pandemi, Ketersediaan Pangan Sangat Penting
JAKARTA – Kementerian Pertanian berkomitmen untuk menjaga ketersediaan pangan di seluruh penjuru negeri Indonesia. Untuk mendukung hal itu, Kementan turut mengawal pendataan produksi pangan di Sulawesi Tengah
Menteri Pertanian, Syharul Yasin Limpo (SYL) kerap menyatakan pentingnya menjaga ketersediaan pangan.
“Sesuai arahan Presiden RI, kita bertugas menjamin ketersediaan pangan seluruh rakyat Indonesia. Ini berarti kebutuhan makanan 273 juta rakyat Indonesia wajib kita kawal, tidak boleh terganggu sama sekali,” ungkap Mentan Syahrul.
Menurutnya, untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan data-data yang akurat terkait kondisi riil di lapangan agar pengambilan keputusan dan kebijakan dapat sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
“Pertanian tidak boleh salah hitung, tidak boleh salah kalkulasi. Kalau pertanian salah kalkulasi, bisa terancam kehidupan 273 juta masyarakat Indonesia. Senjata bagus, peluru bagus, tapi kalau tidak ada juru tembaknya maka akan sulit,” terangnya.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menyatakan bahwa di tengah pandemi Covid-19, petani adalah pejuang untuk melawan Covid-19.
Petani menjamin roda produktivitas dalam menyiapkan komoditas pangan, maka pangan akan selalu ada sebagai imunitas utama untuk melawan Covid-19.
“Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarkat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi,” ujar Dedi.
Pada Rapat Koordinasi Program Utama Kementerian Pertanian di Provinsi Sulawesi Tengah, 16-17/09/2021, di Kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah dan Kantor Dinas Tanaman Pangan, Horitkultura dan Perkebunan Kabupaten Parigi Moutong, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Leli Nuryati selaku Penanggung jawab Supervisi dan Pendampingan Program Utama Kementan Provinsi Sulawesi Tengah mengungkapkan pentingnya pendataan produksi pangan yang akurat.
“Penyuluh di setiap BPP, Dinas Pertanian Kabupaten dan Dinas Pertanian Provinsi perlu melakukan update data pada Aplikasi Laporan Utama Kementan. Mengingat aplikasi tersebut sangat penting sebagai bahan evaluasi dalam melakukan pemantauan terhadap produksi, produktivitas dan ketersediaan pangan strategis disetiap kecamatan,” ungkap Leli.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah, Trie Iriani Lamakampali, menyatakan
“Capaian Luas Tambah Tanam (LTT) diharapkan minimal sama dengan capaian tahun sebelumnya. Mengingat anggaran lebih besar dari tahun sebelumnya,” katanya.
Untuk mendukung pencapaian tersebut diperlukan usaha untuk memperbaiki pelaporan data Luas Tambah Tanam yang telah dihimpun dari penyuluh di setiap kecamatan di Provinsi Sulawesi Tengah.
“Sangat disayangkan bila ada petani yang sudah menanam tetapi tidak tercatat sehingga seolah-olah pada lokasi tersebut tidak mencapai target LTT, oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi untuk memastikan data yang dilaporkan sesuai dengan kondisi di lapangan. Selain itu perlu untuk mengupdate data pada Simluhtan agar bantuan dari pemerintah tepat sasaran dan tidak terbuang,” Imbuh Trie.
Pada kesempatan itu Kementan juga melakukan sosialisasi dan pendampingan aplikasi EReporting bagi penyuluh untuk mendata lahan pada masing-masing wilayah binaannya. Diharapkan dengan pendataan melalui aplikasi EReporting pelaporan kondisi pertanaman di masing-masing wilayah dapat dilakukan secara tepat dan efisien.