Upacara Adat Jadi Magnet Bagi Para Wisatawan Berkunjung Ke Senaru

LOMBOK – Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa. Keindahan tersebut juga dibalut dengan budaya yang masih terjaga. Cermin perpaduan dan keindahan tersebut dapat dilihat di Desa Senaru, Lombok Utara. 

Menurut Kepala Desa Senaru, Raden Akria Buana, Desa Wisata Senaru masuk dalam 50 Besar Desa Wisata Kemenparekraf. Desa wisata lainnya di Pulau Lombok adalah bonjeruk Lombok Tengah, Sesaot Lombok Barat, dan lainnya. 

“Dari 99 desa wisata yang terdaftar, Senaru termasuk yang lolos. Keunggulan yang kita miliki adalah kebudayaan, alam, serta ritual-ritual yang masuk dalam kearifan lokal,” katanya. 

Desa Senaru juga memiliki aktivitas nempadi, padi bulu yang disimpan di geleng atau lumbung. Ada juga tarian mendewa, (bodaya) kesenian sakral yang merupakan rasa syukur terhadap alam serta perempuan sebagai pengiring lagu, rudat, cupak (cerita kehidupan sebelum islam masuk). 

“Kegiatan-kegiatan itu diselenggarakan setiap habis panen, perayaan syukuran setelah lulus akademi, sembuh dari sakit,” terangnya. 

Kegiatan adat lain milik Desa Senaru yang bisa dinikmati wisatawan adalah gegeroq, upacara goible (khitanan, perkawinan) yang diadakan pada waktu tertentu, baca lontar, minangin atau proses penerimaan tamu. 

“Suku Bayan di Desa Senaru tetap melestarikan budaya sebagai daya tarik bagi wisatawan dan rasa syukur warga sekitar terhadap kepercayaan masing-masing,” jelasnya. 

Desa Senaru juga memiliki meloka yang bertugas menjaga gunung, hutan, dan satwa di Taman Nasional Rinjani. Ada juga inan ai (prumbakdaya) penjaga mata air air terjung sendang gile (singang gila) yang tinggal di hutan dan air terjun yang merupakan aset Desa Senaru dan Suku Bayan. 

Desa Senaru memiliki BUMDES dan PAMDes, serta dibantu KemenDes 1,5 hektare dalam bentuk (homestay). Desa ini berpenduduk 8.555 jiwa dengan potensi alam seperti air terjun, sendang gile mengairi 3 desa sekitar untuk Irigasi. 

Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat, Yusron Hadi, mengatakan, pandemi membuat pihaknya memutar strategi untuk menghadirkan wisatawan. 

“Sekarang kita lebih fokus pada wisatawan lokal. Kita buat spot-spot baru yang kekinian, seperti spot selfie, arung jeram. Selain itu, ada homestay 10 yang masih aktif,” katanya. 

Dijelaskan Yusron, daya tarik Senaru, dan Lombok pada khususnya, adalah Taman Nasional Rinjani (TNR). 

“Oleh karena itu, kita buat wisata terintegrasi antara TNR dengan Gili, jadi satu paket. Ada 35 guide perempuan di Desa senaru mendukung kesetaraan gender, pelaku wisata dari masyarakat setempat dan desa sekitarnya. Total ada 75 guide, dan beberapa porter,” katanya. 

Dalam kondisi normal, menurut Yusron, Juli-September merupakan high season. Untuk bisa menikmati sendang gile, wisatawan cukup membayar tiket Rp 10.000 untuk wisman dan Rp 5.000 lokal. Sedangkan biaya tour guide Rp 15.000, sampai Rp 35.000 tergantung jumlah air terjun yang akan di kunjungi. 

Selain sebagai titik awal puncak pendakian, Desa Wisata Senaru ternyata juga menyimpan kekayaan alam yang patut untuk dieksplorasi. Yaitu Air Terjun Sendang Gile, Air Terjun Tiu Kelep, Bayan Beleq, Rumah Adat Gubuk Karang Bajo, Rebound Desa Wisata Senaru, Akomodasi Traveling.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *