Masjid Kuno Bayan Beleq, Simbol Wisata Religi Pulau Lombok

LOMBOK – Salah satu julukan yang melekat erat pada Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), adalah Pulau Seribu, Masjid. Hal ini bisa dimaklumi lantaran Lombok memang memiliki banyak masjid.

Salah satu masjid yang kemudian menjadi destinasi wisata religi adalah Masjid Kuno Bayan Beleq yang berada di Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, NTB.

Menurut Tetua Adat Bayan, Raden Gedarif, didampingi Pembekel Adat Nikrana (Bapuq Bajang), Masjid Kuno Bayan Beleq menjadi bukti jika Lombok kaya akan situs sejarah, utamanya masjid.

“Masjid Kuno Bayan Beleq adalah saksi penyebaran Islam di Pulau Lombok. Utamanya di Bayan. Karena menjadi bagian dari sejarah, bangunan ini menjadi situs cagar budaya dan sangat dijaga oleh pemerintah serta warga,” ujar Raden Gedarif.

Hanya saja, Raden Gedarif mengatakan belum ada fakta otentik tahun berapa Masjid Kuno Bayan Beleq dibangun.

“Sejumlah sumber meyakini Masjid Kuno Bayan Beleq sudah ada sejak masuknya agama Islam di Pulau Lombok, yaitu pada awal abad ke-16,” terangnya.

Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat, Yusron Hadi, mengatakan Masjid Kuno Bayan Beleq sarat akan makna.

“Masjid tua ini menggambarkan peradaban masyarakat Lombok Utara yang dibangun berdasarkan kesadaran kosmos, kesadaran sejarah, kesadaran adat dan kesadaran spiritual,” katanya.

Masjid yang juga salah satu ikon wisata religi di Lombok ini, berukuran 9×9 meter persegi. Dindingnya rendah dan terbuat dari anyaman bambu.

Yang membuat masjid ini berbeda dengan yang lain adalah bagian kubah. Masjid Kuno Bayan Beleq tidak memiliki kubah layaknya masjid lain. Atap Masjid berbentuk tumpang yang tersusun rapi dari bilah bambu atau dikenal dengan Bahasa Dayan Gunung yaitu atap santek. Sementara itu, lantai tanah masjid merupakan susunan batu kali.

Konstruksi masjid terbagi menjadi tiga bagian, yakni kepala, badan dan kaki. Ketiganya memiliki filosofi tersendiri. Bagian kepala menggambarkan dunia atas, bagian badan menggambarakan dunia tengah, dan bagian kaki menggambarkan dunia bawah yang merupakan satu kesatuan dalam entitas kosmos masyarakat Lombok Utara.

Jika diperhatikan lebih detail, Masjid Kuno Bayan Beleq lebih terlihat sebagai rumah tradisional masyarakat Bayan. Denahnya berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi 8,90 meter. Ada 4 soko guru atau tiang utama yang menopang bangunan, yang terbuat dari kayu nangka. 

Uniknya, keempat tiang itu berasal dari empat desa berbeda, yakni Desa Bilok Petung Lombok Timur untuk tiang di sebelah tenggara, Desa Terengan untuk tiang sebelah timur laut, Desa Senaru untuk tiang sebelah barat laut, dan Dusun Semokon, Desa Sukadana untuk tiang sebelah barat daya.

Setiap tiang memiliki fungsi berbeda. Tiang sebelah Tenggara difungsikan untuk khatib, tiang di sebelah Timur Laut untuk Lebai, tiang di sebelah Barat Laut untuk Mangku Bayan Timur, sedangkan tiang sebelah Barat Daya untuk Penghulu.

Di area masjid, terdapat Ada beberapa makam yang merupakan makam para kiai yang membawa Islam dan menyebarluaskannya di Lombok pada zaman dahulu. Nama yang tercatat pada makam tersebut antara lain, Pawelangan, Anyar, Titi Mas Puluh, Sesait dan Karem Saleh. Makam mereka berbentuk seperti rumah dengan dinding anyaman dari bambu.

Ada pula makam milik Syekh Abdul Razak, seorang ulama yang menyiarkan agama Islam sampai ke belahan negara lain di abad ke-16 hingga 17 Masehi. Makam ini berada di bagian dalam masjid bersama dengan sebuah bedug dari kayu yang digantung di tiang atap masjid.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *