Kunci Peningkatan Produktivitas Pertanian Ada di Penguatan SDM Pertanian
BALI – Program Food Estate atau lumbung pangan baru merupakan upaya pemerintah mewujudkan ketahanan pangan nasional. Hal ini sebagai langkah antisipasi menghadapi adanya krisis pangan yang merupakan warning dari Badan Pangan Dunia.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa ketersediaan pangan yang memadai untuk seluruh rakyat memang menjadi fokus utama Kementerian Pertanian.
“Karena tujuan pembangunan pertanian nasional yaitu menyediakan pangan untuk seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor,” ujar Mentan Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa food estate ditujukan juga untuk meningkatkan produksi pertanian Indonesia.
“Food estate di Kalimantan itu utamanya padi. Di Sumatera Utara fokus ke hortikultura. Sedangkan NTT atau Sumba Tengah ada padi dan jagung. Meski begitu inti dari food estate tetap ditujukan untuk menggenjot produksi,” kata Dedi.
Ditambahkan oleh Dedi saat membuka pertemuan koordinasi tim detasering food estate, Kamis (16/9/2021), ada 3 faktor pengungkit produktivitas. Yaitu inovasi teknologi dan sarana-prasarana, peraturan perundangan, peraturan Presiden, peraturan Menteri, Gubernur dan tingkat bawahnya.
“Tetapi yang paling utama dan paling tinggi dalam mendongkrak produktifitas pertanian adalah tetap SDM pertanian. Tak lain adalah petani, poktan, gapoktan, KWT, petani milenial dan penyuluh,” lanjut Dedi.
Makanya yang harus dibenahi terlebih dahulu agar produktifitas naik adalah SDM pertanian. SDM yang mampu tingkatkan produktifitas adalah SDM yang menguasai seluruh tahapan dari usaha tani.
“Tentu harus dimulai dari penyuluhnya. Harus mengerti bagaimana caranya menggenjot produktivitas baru dampingi petani. Nah tugas kita di sini, terutama para pendamping food estate atau tim detasering ini adalah itu. Genjot produktivitas. Kalau kata Pak Menteri tim detasering ini pasukan khusus. Mereka punya kemampuan lebih dan andalan untuk di lokasi food estate. Kita sudah turunkan pasukan khusus dan target itu harus tercapai,” ucapnya.
Selain itu Dedi juga menyampaikan perlunya penguatan kelembagaan petani. Karena petani tidak bisa berjalan sendiri untuk mencapai produktivitas tinggi. Mereka harus berkolaborasi, bekerjasama dengan petani lain atau mitra-mitra lain.
“Harus kita bangun kapasitas petani dan kelembagaannya. Petani harus ada dalam kelompok termasuk kelompok ekonomi petani. Dengan cara itu selain produktifitas juga olahannya. Sehingga petani dapatkan keuntungan maksimal,” tuturnya.