Di Tangan Milenial, Kementan Optimis Pertanian Indonesia Semakin Berkibar

BALI – Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggeluti dunia pertanian. Namun sampai saat ini 70 persen sektor pertanian masih dilakukan oleh generasi tua. Anak-anak muda atau kaum milenial belum banyak yang tertarik dengan dunia tersebut.

Hal itulah yang mendorong Kementerian Pertanian berusaha mencetak sebanyak-banyaknya petani muda. Sebab sektor pertanian harus bisa beradaptasi dengan teknologi untuk menjawab tantangan global dan era industri 4.0.

“Dalam 5 tahun, Kementan mempunyai target mencetak 2,5 juta petani milenial. Anak-anak muda inilah yang diharapkan mampu melaksanakan pertanian modern yang merupakan kunci peningkatan produktifitas,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan anak muda atau kaum milenial dikenal dengan semangat, inovatif dan adaptif terhadap teknologi digital, sehingga cepat melakukan identifikasi dan verifikasi teknologi.

“Dunia pertanian modern sangat perlu aksi-aksi dari para petani milenial. Saya yakin petani milenial akan mampu membangkitkan kejayaan pertanian Indonesia,” katanya dalam Pertemuan Pengembangan dan Penguatan Jejaring Kerjasama Antar Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan Kementerian Pertanian, Kamis (16/9/2021).

Di hadapan para petani milenial Kepala BPPSDMP mengingatkan bahwa pertanian modern merupakan kunci dalam menggenjot produktifitas.

“Saat ini daya saing produk kita rendah karena produktifitas rendah. Salah satu langkah cepat menaikkan produktifitas adalah pertanian modern. Dan anak-anak muda akan cepat menyerap pertanian modern,” katanya.

Saat ini lebih dari 2.000 petani milenial juga sudah memiliki wadah, Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA).

“Petani milenial menjadi jawaban bagi
regenerasi petani. Makanya harus terus ditambah dan diperkuat, kemudian perlu didorong secara masif sehingga bisa memacu sektor pertanian semakin naik ,” lengkapnya.

Menurut Dedi, Kementan akan memberi dukungan penuh bagi petani milenial. Caranya dengan meningkatkan kapasitas SDM-nya, baik dalam bentuk pelatihan maupun pendidikan vokasi.

“Saya yakin peran petani milenial sangat penting dan akan mampu mensejahterakan kehidupan bangsa,” ucapnya lagi.

Dalam kesempatan itu Dedi juga menjelaskan apa itu pertanian modern. Antara lain cirinya adalah memanfaatkan produk unggul yang produktifitasnya tinggi. Kemudian pemanfaatan alat-alat dan mesin pertanian modern.

“Alat dan mesin pertanian dapat medongkrak produktifitas karena kurangi biaya produksi dan mempercepat proses produksi,” lanjutnya.

Ciri ketiga pertanian modern adalah pemanfaatan internet of things (IoT), big data artificial intelligence, sensor dan hal yang terkait inovasi teknologi 4.0

“Petani milenial harus torehkan tinta sejarah dapat meningkatkan produktifitas, harus torehkan sejarah mampu kurangi ongkos produksi dan mampu memberi contoh bagi para petani lainnya,” paparnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *