Milenial Kalbar Kembangkan Olahan Sarang Burung Walet, Mentan SYL: Pertanian Itu Menjanjikan
PONTIANAK – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), memberikan pujian terhadap olahan sarang burung walet yang dikembangkan seorang milenial di Kalimantan Barat. Pujian disampaikan saat Mentan SYL meninjau langsung salah satu tempat pengolahan sarang burung walet di Pontianak, Kalimantan Barat.
“Sore ini Pak Gubernur (Kalbar) dengan unit kerja yang ada disini menunjukkan kepada saya bagaimana processing rumah walet, rumah processing walet yang ada untuk menampung semua hasil rumah walet yang tersebar di Kalimantan Barat yang begitu banyak”, ujar Mentan SYL.
Sarang burung walet adalah salah satu komoditas yang menjanjikan. Hal ini terlihat dari data BPS. Disebutkan jika sejak tahun 2016, nilai ekspor sarang burung walet Indonesia terus tumbuh hingga mencapai 540 juta US dolar di tahun 2020. Tiongkok menjadi negara tujuan ekspor utama dengan hampir 78%.
Mentan SYL pun berharap bahwa pengembangan SBW bisa maksimal.
“Komoditas sarang burung walet yang Bapak Presiden dorong untuk kita jadikan komoditi andalan baru kita di Kalimantan Barat (diharapkan) bisa maksimal, terlebih lagi disini terlihat bahwa anak-anak muda mengambil peranan,” terang Mentan SYL.
Meski demikian, Mentan SYL tetap berharap Kalbar bisa juga mendorong munculnya komoditas-komoditas andalan baru yang mampu memberdayakan masyarakat dan meningkatkan perekonomian.
“Optimalkan semua lahan-lahan eksisting untuk ketahanan pangan dan Pak Gubernur tahun ini sudah mampu mendorong upaya maksimal sehingga katakanlah ketahanan pangan kita di Kalimantan Barat ini bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.
Untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian, Mentan SYL juga mengajak petani khususnya petani milenial agar memanfaatkan akses KUR, dan sejumlah program lainnya.
“Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian adalah Peningkatan IP, VUB, Mekanisasi, korporasi petani, KUR, juga pelatihan entrepreneur,” jelasnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, berharap milenial terus mengambil peran di pertanian.
“Pertanian Indonesia membutuhkan peran dari petani milenial. Karena dari milenial kita harapkan muncul terobosan dan inovasi yang bisa memajukan pertanian di Tanah Air,” katanya.
Tidak itu saja, terkait KUR Dedi Nursyamsi juga mengajak petani milenial untuk memanfaatkan akses KUR.
“KUR sangat bagus untuk mendukung pengembangan produksi pertanian. Kementan melalui BPPSDMP pun kerap melakukan pelatihan yang bisa membantu petani mendapatkan akses KUR,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Dedi, BPPSDMP Kementan tidak pernah berhenti berupaya mencetak entrepreneur.
“Mencetak entrepreneur adalah salah satu upaya serius yang kita lakukan. Kita mempunyai sejumlah pelatihan untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur para petani, utamanya petani milenial. Dari mereka kita harapkan ada pengembangan sehingga pertanian benar-benar bisa tumbuh maksimal,” paparnya.
Sedangkan Gulam Mohamad Sharon, Owner PT. Borneo Walet Lestari, mengatakan bahwa beberapa negara telah melakukan negoisasi untuk ekspor sarang burung walet ini. Selain itu, dari negara Taiwan juga sudah melakukan pemesanan.
Menurut milenial berusia 39 tahun ini, sejak didirikan tahun 2019, perusahaan terus meningkatkan kapasitas produksi dari tahun ke tahun.
“Selain itu, perusahaan ini juga terus meningkatkan kualitas agar memenuhi kualifikasi produk ekspor sarang burung walet sesuai arahan dari Kementerian Pertanian”, ujarnya.