Melalui SDM unggul, Kementan tingkatkan Produktivitas Pertanian Belu

KUPANG – Lesatan produktivitas pertanian Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) masuk orbit. Selain kuantitas, kualitasnya juga unggul. Komoditi yang ditawarkannya makin menuju hilir dengan value ekonomi besar. Metamorfosa format pertanian tersebut tidak lepas dari tangan dingin READSI yang digulirkan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan. Mereka berhasil mengiptimalkan fungsi petani, penyuluh, dan pendamping pertanian.

READSI merupakan salah satu bagian dari program Kementerian Pertanian untuk mendukung terwujudnya Visi Pembangunan Pertanian yaitu tercapainya kedaulatan pangan dan meningkatnya kesejahteraan petani serta mendukung suksesnya program regenerasi petani.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, meminta pemerintah daerah untuk bisa menyusun perencanaan program pertanian yang berpihak kepada kepentingan rakyat.

Mentan Syahrul menegaskan, kebijakan dan program pertanian harus terasa oleh rakyat dan bisa turut mengambil peran besar dalam pemulihan ekonomi nasional.

“Program yang kita jalankan harus  didasarkan pada kepentingan rakyat. Dengan begitu, program kita bisa jadi kekuatan dalam memulihkan ekonomi daerah maupun nasional,” tuturnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mempertegas hal itu.

“Pertanian tidak boleh berhenti apapun kondisinya apa lagi terlambat karena menyangkut dengan kehidupan  ratusan juta manusia di Indonesia. Kita juga harus  optimis  2021 pertanian harus aman,” tuturnya.

Oleh karena itu, Dedi berharap kepada Poktan, Gapoktan, Penyuluh, Petani Milenial dan seluruh insan pertanian bahu membahu dan tetap bekerja di sektor pertanian untuk mencukupi pangan nasional. Salah satunya melalui program READSI.

Tujuan pelaksanaan program READSI adalah memberdayakan rumah tangga di pedesaan di Sulawesi, Kalimantan Barat dan NTT, baik secara individu maupun secara kelompok, dengan keterampilan, membangun rasa percaya diri dan pemanfaatan sumberdaya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian dan non-pertanian serta meningkatkan taraf hidupnya secara berkelanjutan.

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur, pelaksanaan Program READSI berpusat di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Belu. Pengembangan program READSI di NTT berjalan dengan baik karena peran aktif Penyuluh dan Fasilitator Desa dalam mendampingi petani secara maksimal memanfaatkan potensi lahan dan sumber daya alam lokal yang dapat dikembangkan menjadi sumber pencaharian yang menjanjikan.

Terlebih di Kabupaten Belu sebagai salah satu lokasi food estate di Nusa Tenggara Timur dengan potensi lahan yang luas dan menjanjikan, SDM pertanian dan kejelian masyarakat dalam memanfaatkan potensi lahan harus terus ditingkatkan.

Peran aktif Penyuluh dan Fasilitator Desa di Kabupaten Belu, terlihat dari usahanya meningkatkan pendampingan petani dengan melakukan penanaman tanaman pangan yang berpotensi baik untuk dikembangkan di lahan kering.

Tanaman jagung menjadi salah satu komoditi pilihan yang dikembangkan di Kabupaten Belu melihat kegunaannya sebagai salah satu bahan makanan pokok bergizi tinggi serta pengembangannya pun tidak begitu sulit dilakukan di lahan yang tandus.

Dengan kerja sama yang baik antara masyarakat, Penyuluh, Fasilitator Desa, perangkat desa dan pemerintah daerah serta pemerintah pusat, pelaksanaan program READSI di Kabupaten Belu semakin menunjukkan progres yang baik.

Salah satunya adalah dengan dilaksanakannya kegiatan Panen Bersama Komoditi Jagung Manis varietas Paragon di Desa Tohe, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu (3/9/2021).

Acara ini turut dihadiri oleh Perwakilan Anggota DPRD Kabupaten Belu, Camat Raihat, Kepala Desa Tohe, PPL, Fasilitator Desa dan sejumlah masyarakat. Selain dilakukan pemanenan, kegiatan ini juga dilanjutkan dengan penanaman jagung secara simbolis di lahan yang masih kosong.

Anggota DPRD Kabupaten Belu, Melkiayaris Lelo, dalam sambutannya mengajak petani agar tetap bertani serta meningkatkan produktivitas dan selalu membaca peluang bisnis agar petani dapat memasarkan produknya lokal maupun nasional.

“Terlebih bagi petani milenial agar dapat  memanfaatkan  teknologi internet  untuk memasarkan produknya,” katanya.

Kepala Desa Tohe, Cyprianus Mau, sangat mendukung Program READSI. Menurutnya, program ini sangat bermanfaat terhadap masyarakat.

“Program ini telah memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan produktivitas serta bantuan seperti saprodi yang dapat menambah modal bagi petani. saya berharap kepada kelompok tani yang mendapat dampingan Program READSI harus serius dan memaksimalkan program untuk keberlangsungan di masa depan,” katanya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *