Kementan Gelar Pelatihan Penyuluh dan Petani, BPPP Batu Ikut Ambil Peran

BATU – Pelaksanaan Pelatihan Petani dan Penyuluh semakin semarak. Pada hari ketiga atau gelombang 7, giliran BBPP Batu, Malang, yang mengisi kegiatan. Melalui pelatihan ini, Kementan melakukan penguatan pertanian melalui peningkatan produktivitas pertanian.

Petani sebagai pelaku utama dalam pertanian, diajak untuk memanfaatkan teknologi modern. Petani akan didorong oleh penyuluh pertanian, sebagai garda terdepan.

Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang disampaikan secara virtual pada saat pembukaan.

“Kita harus membangun kemandirian pangan untuk kesejahteraan petani dan saya mengapresiasi kepada Kementerian Pertanian dalam membangun SDM pertanian,” tutur Presiden Jokowi.

Menurutnya, petani dan kelompok tani diharapkan dapat menggarap sektor hulu hingga hilir mulai dari budidaya, hingga pascapanen pengolahan dan pemasaran.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan hal serupa.

“Alam Indonesia sangat melimpah dan harus bisa dimanfaatkan dengan baik oleh kita semua,” ujar Mentan Syahrul saat pembukaan pelatihan petani dan penyuluh.

Pelatihan petani dan penyuluh Gelombang 7 dibuka tepat pukul 8.00 WIB dan Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, kembali mengingatkan kembali pada para peserta pelatihan terkait dengan kesuburan tanah.

Pada hari ketiga pelatihan, Dedi Nursyamsi, memberikan materi untuk 3 gelombang secara virtual. Prof Dedi menyampaikan materi mengenai pemupukan nasional.

Menurutnya, pemupukan dengan jumlah yang tepat akan mengefisienkan biaya tanam.

“Dan pemanfaatan pupuk organik sebagai alternatif pupuk kimia akan memberikan dampak yang baik untuk lingkungan, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani,” tuturnya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, kunci untuk meningkatkan daya saing adalah kompetisi produk Indonesia dan produk lain dengan produktivitas dan inovasi teknologi.

“Untuk saat ini, yang paling berpengaruh untuk meningkatkan produktivitas adalah varietas unggul dan pupuk berimbang,” ujar Dedi

BBPP Batu yang mengisi pada Gelombang ke-7 (10/8) dengan area wilayah Bali, mencakup 9 kabupaten dan kota, yang tersebar di 56 BPP Kostratani.

Hasil menjaring melalui pendaftaran diperoleh jumlah peserta penyuluh sebanyak 556, peserta petani sebanyak 24.932 sementara peserta insan pertanian lainnya sebanyak 648 jumlah keseluruhan peserta yang terjaring mencapai 26.145 orang peserta lebih besar dari target yang diperkirakan.

Antusias masyarakat Bali begitu tinggi disamping menyimak secara sendiri-sendiri diperoleh data dari ID1 sebanyak 694 peserta, ID2 955 peserta dan Youtube sebanyak 120 Viewer juga BPP Kostratani, Posluhdes, Saung Tani, bahkan P4S dijadikan nonton bareng pelatihan online petani dan penyuluh.

Tercatat sekitar 526 titik yang dijadikan tempat berkumpul para petani dan lain, jika diasumsikan masing tempat berkumpul sebanyak 20 sesuai dengan prokes, maka jumlah peserta digelombang ke 7 mencapai 10.052

Dengan demikian peserta yang hadir dan menyimak di gelombang 7 sebanyak 12. 289 peserta.

Pelatihan bagi Sejuta Penyuluh dan Petani dimulai dengan kurikulum pengelolaan kesuburan tanah dan pendampingan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Metode pelatihan dilakukan secara online dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat di lokasi pelatihan setempat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *