READSI Lokomotif Kesuksesan Pelatihan Petani dan Penyuluh Gelombang 1-3
JAKARTA – Hari pertama pelaksanaan Pelatihan Petani dan Penyuluh untuk Gelombang 1 – 3 yang dilakukan Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan Pengeembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), sukses dilaksanakan. Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari program READSI.
Pelatihan Petani dan Penyuluh dilaksanakan 7 – 14 Agustus 2021. secara online dan offline. Pelatihan dibuka secara resmi oleh Presiden pada 6 Agustus 2021. Pelatihan diharapkan dapat meningkatkan kompetensi SDM pertanian, khususnya petani dan penyuluh.
Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah akan membuat sektor pertanian menjadi sektor yang menguntungkan, juga sebagai sektor yang mampu meningkatkan kesejahteraan.
Menurutnya, petani tidak hanya bergerak di hulu atau di on farm saja, melainkan harus masuk ke tahap hilir serta tahap pengolahan pasca panen sampai ke packaging dan trading.
“Justru di situlah keuntungan terbesar yang akan diperoleh. Hal ini juga yang akan memberikan peluang bagi peningkatan kesejahteraan Petani. Oleh karena itu manfaatkan akses KUR dari perbankan BRI, BNI, Mandiri dan BPD provinsi dengan baik,” ujar Presiden.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kuantitas SDM berkualitas menjadi target yang harus dipenuhi agar pertanian semakin berdaya saing.
“Selain SDM pertanian berkualitas, jumlah mereka juga harus diperbanyak. Tujuannya untuk akselerasi pencapaian target berbasis standardisasi tinggi. Dengan begitu, kuota ekspor pertanian Indonesia akan terus naik,” jelasnya.
Pada hari pertama ini, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, memberikan materi untuk 3 gelombang secara virtual. Prof Dedi menyampaikan materi mengenai pemupukan nasional.
Menurutnya, pemupukan dengan jumlah yang tepat akan mengefisienkan biaya tanam.
“Dan pemanfaatan pupuk organik sebagai alternatif pupuk kimia akan memberikan dampak yang baik untuk lingkungan, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani,” tuturnya.
Dedi Nursyamsi menambahkan, kunci untuk meningkatkan daya saing adalah kompetisi produk Indonesia dan produk lain dengan produktivitas dan inovasi teknologi.
“Untuk saat ini, yang paling berpengaruh untuk meningkatkan produktivitas adalah varietas unggul dan pupuk berimbang,”ujar Dedi
Pelatihan Petani dan Penyuluh hari pertama, 7 Agustus 2021, gelombang 1 – 3, sukses dilaksanakan dengan dukungan kolaborasi UPT Lingkup BPPSDMP dan perbankan. BBPP Ketindan, BBPKH Cinagara, BPP Lampung, BNI, Mandiri dan BRI.
Kegiatan ini mendapat respon sangat positif dari Petani. Ribuan peserta hadir mengikuti pelatihan yang dilaksanakan via daring.
Narasumber lainnya, Nurlela dari BBPP Ketindan, mengatakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM.
“Tepatnya berupa kebijakan pemberian kredit atau pembiayaan modal kerja atau investasi kepada debitur individu, perseorangan, badan usaha, juga kelompok usaha yang produktif dan layak, namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup,” ujar Nurlela.
Dijelaskannya, tujuan dilaksanakannya Program KUR antara lain adalah untuk meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif, meningkatkan kapasitas daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
“UMKM merupakan salah satu sektor unggulan yang menopang perekonomian Indonesia. Pelaku UMKM dan koperasi menempati bagian terbesar dari seluruh aktivitas ekonomi rakyat Indonesia mulai dari petani, nelayan, peternak, petambang, pengrajin, pedagang, dan penyedia berbagai jasa,” kata Nurlela lagi.
Saat ini telah terdaftar lebih dari 1,5 juta peserta Petani dan Penyuluh serta 2000 petani milenial. Pelatihan dilaksanakan secara bertahap dari tanggal 7 – 14 Agustus, menggunakan fasilitas IT di 5.789 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Kantor Kecamatan, Balai Desa, Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes), Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), dan Saung Tani.(“)