Klik! Menparekraf Sandiaga Bakal Kolaborasi dengan Rotary District 3420

JAKARTA – Akrab, dekat, klik! Zoominar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno Bersama Rotary District 3420, Jumat 30 Juli 2021, betul-betul berkualitas. Kedua belah pihak bersepakat menjalin kerjasama yang lebih konkret dan serius ke depan dalam bentuk Program Kemanusiaan Parekraf. Sekitar, 250 member dan aktivis rotary club di bawah District Governor (DG) Cindy Bachtiar hadir secara daring dari pukul 14.30 sampai dengan 16.00 WIB.

Berkali-kali Sandiaga memuji organisasi pengabdian non profit yang tertua di dunia, yang didirikan 23 Februari 116 tahun silam ini. “Ketika kami kupas, salah satu yang meningkat dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif adalah sisi kemanusiaan. Wisatawan datang bukan hanya berwisata, tapi juga berkontribusi sosial. Dan kali ini saya bangga dengan Rotary yang berani mengangkat tema ini,” ucap Menparekraf Sandiaga Uno.

Seolah dejavu, Sandi menceritakan sebuah momen, sekitar 2 pekan setelah ditugaskan oleh Presiden Jokowi menjadi orang nomor satu di Kemenparekraf. “Saat itu saya donor darah, dan ada perbincangan untuk memulai konsep wisata kemanusiaan. Social Humanity in Tourism. Ada yang merespons positif, ada yang negative, dan banyak yang mem-bully,” kisahnya.

Tetapi, belakangan isu soal kedermawanan justru semakin naik, lagi-lagi terlepas dari pro dan kontra. Terutama setelah seorang warga di Sumatera Selatan bernama Akidi Tio, memberi sumbangan untuk penanganan Pandemi Covid 19 senilai Rp 2T, Senin 26 Juli 2021 lalu. “Angka yang sangat spektakuler, fantastik, dan menginspirasi. Bisa menjadi pemicu semangat orang Indonesia lain, untuk aksi kemanusiaan membantu sesama,” ungkap Sandi.

Menurut Sandi, pariwisata berbasis kemanusiaan itu ada, dan sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia, dengan gotong royong, spirit saling membantu, berbuat baik untuk sesame. “Bahkan, kalua dipilih orang paling dermawan di dunia, mungkin orang Indonesia. Karena itu, saya harap ke depan, bisa dikembangkan dan bekerjasama dengan Rotary District 3420 ini,” tuturnya.

Lebih jauh, Menteri Sandi mempresentasikan tiga poin penting untuk pariwisata dan ekonomi kreatif agar segera recovery pasca pandemic. Yakni Gaining Confidence, Fasilitasi Usaha Parekraf dan gongnya yang terkait dengan Rotary Club adalah Program Kemanusiaan Parekraf. Program ini memang sudah ada di Kemenparekraf, dan dikategorikan sebagai wisata Minat Khusus. Bagai dulang, dengan tudung saji, sangat selaras, amat serasi dengan inisiasi Rotary D-3420.

Di Kemenparekraf sendiri, lanjut Sandiaga, sudah mencanangkan Gerakan BISA: Bersih, Indah, Sehat, Aman, untuk mengakselerasi penerapan Protokol Kesehatan dan Revitalisasi Destinasi Pariwisata yang berkelanjutan.

“Bersih, itu melakukan pembersihan destinasi wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Indah, itu seperti penanaman terumbu karang, pengecatan amenitas, tourism informationcenter, toilet, dan lainnya. Sehat, dengan pengukuran suhu, disinfektan, penyediaan sarana Kesehatan seperti masker, hand sanitizer, portable washtafel, thermogun dan lainnya. Aman, itu peningkatan fasilitas keselamatan, penyediaan dan pembaharuan papan informasi safety code, jalur evakuasi dan lainnya,” jelas Sandi.

Jalannya seminar melalui web itu juga berlangsung sangat akrab. Mengawali presentasi, Sandi Berpantun, yang dia singkat dengan istilah “Santun.”

“Bangun tidur tak lupa sarapan, sarapan pagi pakai lontong ketupat.

Salam hormat saya ucapkan, untuk para hadirin Rotary yang terhormat.

Pergi ke pasar membeli buah alpukat, tidak lupa juga membeli keperluan lainnya.
Jika sektor Parekraf nanti Insya Allah melesat, perekonomian maju, masyarakat sejahtera.”

“Batik Indonesia tentu memiliki beragam motif
Motifnya menarik dengan ciri khas yang istimewa
Mencari organisasi pengabdian masyarakat yang paling aktif
Tentu rotary International yang menjadi referensinya.”

Cukup lama para audience rotarian memberi tepuk tangan, saling senyum, saling tertawa. Suasana pun menjadi sangat cair, untuk berdiskusi.

Sementara itu, District Governor Cindy Bachtiar dalam welcome speech menjelaskan, bahwa Rotary adalah organisasi pengabdian non profit, –bukan organisasi sosial–, yang sudah ada di 200 negara, dengan membership lebih dari 1,2 juta orang. Di Asia, Rotary sangat berkembang di Pakistan, Bangladesh, Filipina, dan di Indonesia memiliki 58 klub. “Di Indonesia didirikan tahun 1927, dan dibagi menjadi 2, yakni District 3410 di wilayah barat, dan kami di District 3420 di Indonesia bagian timur,” jelas Cindy.

District 3420 ini, kata dia, meliputi Semarang, Kudus, Pati, Solo, Madiun, Malang, Surabaya, Bali, Lombok, Kupang, Sorong, Makassar. Organisasi ini bersifat inklusif, terdiri dari para professional, pelaku usaha, filantripi, dan tidak membedakan suku, ras, agama, antar golongan. “Prinsip kami, service above self, mendahulukan kepentingan umum,” ucap DG Cindy.

Ada tujuh area aktivitas yang dikerjakan Rotary selama ini. Dari soal pendidikan dan literasi, pengembangan ekonomi, sanitasi, kesehatan ibu dan anak, mengatasi konflik, pencegahan penyakit dan penanganannya, serta lingkungan. Rotary membantu banyak persoalan di belahan bumi manapun, dan disupport oleh para anggota dari negara lain, seperti Belanda, Korea, Australia, Amerika Serikat, Jepang, melalui Rotary Foundation yang berkantor pusat di Illenois USA.

Misalnya, salah satu program yang sudah lebih dari 35 tahun dikerjakan secara konsisten adalah “End Polio Now” Bersama The Gates Foundation. Program ini sudah menjangkau 3 miliar anak di banyak negara, dan saat ini sudah menembus 99,99% bebas polio. “Karena itu salamnya seperti ini,” ucap Cindy sambil mengepalkan jari kelingking, jari manis dan jari tengah. Lalu membuka telunjuk dan ibu jari, yang artinya, tinggal sedikit lagi.

Di pariwisata, saat pandemic, kata Cindy, Rotary D-3420 sudah membantu banyak hal, seperti wastafel, sarana cuci tangan, di lokasi wisata di banyak kota di Indonesia. Lalu membagi 10.000 kain masker 95 untuk para tenaga medis di rumah sakit dan klinik. “Juga membantu satu juta masker kain yang disebar luaskan ke seluruh warga Indonesia yang membutuhkan,” lanjutnya.

Lalu, saat ini pihaknya juga sedang berkolaborasi dengan District 3410 untuk membantu tabung oksigen, yang saat ini sedang dibutuhkan. Di Ekonomi Kreatif, pihaknya juga membentuk Rotary Commmunity Corps (RCC), pembinaan terhadap masyarakat dalam kelompok kecil agar lebih berdaya. “Kami siap dan senang hati untuk bekerjasama dan kolaborasi dengan Kemenparekraf,” ungkapnya.

Dalam Webinar itu, beberapa program yang sudah laksanakan Rotary D-3420 juga dipaparkan. Diantaranya, PDG Aloysius Purwa yang menceritakan perjuangan Rotary tahun 2016 membangun sumber daya manusia, memberdayakan anak-anak di Pulau Sumba melalui Sumba Hotel School, sehingga lulusannya bisa bekerja di sector pariwisata di Bali.

Lalu PDG I Wayan Suryawan, yang juga bercerita soal mendidik anak-anak di Pulau Dewata Bali sejak lama, melalui Project Bali Kid Rotary. Cerita inspiratif lain datang dari DGN Romy Junardi dari Surabaya, yang berkisah tentang perjuangannya yang dikemas dalam program Help The Children di Malang, bersama Rotary Singapore. DGE Lina Soeratman dari Semarang, memaparkan soal support Rotary pada ekonomi kreatif bersama Rotary Community Corp di area Jawa Tengah.
Menteri Sandiaga Uno mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh Rotary District 3420 ini. Karena itu, ke depan, mereka sepakat untuk menjalin kolaborasi dan Kerjasama. Di Kemenparekraf sendiri, sudah merumuskan kunci sukses di masa pandemi, yakni inovasi, adaptasi dan kolaborasi. “Nah, kami siap bekerjasama untuk memulihkan sector pariwisata dan industri kreatif, membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, dengan #Gercep (gerak cepat), #Geber (gerak Bersama), dan #Gaspol (garap semua potensi lapangan kerja!” tutup Sandiaga Uno. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *