Terinspirasi READSi Kementan, Petani Buol Kembangkan Off Farm Berbasis Ijuk
BUOL – Program Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling Up Initiative (READSI) Kementan memberikan inspirasi besar bagi petani di daerah. Para petani mengembangkan aktivitas off farm dengan memanfaatkan segala potensi yang ada di sekitarnya. Hasilnya? Petani mendapatkan income tambahan kompetitif. Potensial mendukung kesejahteraan keluarga para petani.
“Ada banyak kesempatan terbuka bagi petani untuk maju. Program READSI berhasil membuka cakrawala pandang petani lebih luas. Selain on farm, mereka mengembangkan aktivitas off farm yang positif. Program READSI selaku memantik inovasi dan kreativitas petani,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Program READSI menjadi salah satu booster bagi kemajuan daerah. READSI saat ini beroperasi pada 6 provinsi dan 18 kabupaten. Program ini diarahkan meningkatkan kesejahteraan keluarga petani, termasuk pemberdayaan kaum perempuan. Program ini juga diarahkan untuk menguatkan kemampuan simpan pinjam dengan koneksi KUR.
“Daerah zonasi READSI saat ini sangat produktif. Adanya produksi produk pertanian itu tandanya membuktikan bahwa kekuatan pertanian kita sangat besar dan menjadi pasar yang kuat di mancanegara. Apalagi komoditas kita ditanam di negara tropis” lanjut SYL.
Memantik inovasi melalui off farm, petani berinovasi dengan memanfaatkan potensi lokal Desa Mantinan, Gadung, Buol, Sulawesi Tengah. Mereka memanfaatkan ijuk untuk diolah menjadi bahan kerajinan tangan. Ijuk dihasilkan oleh pohon aren. Ijuk tersebut lalu diolah menjadi sapu dan beberapa produk kerajinan lainnya.
“Kami siap memberikan dukungan untuk berbagai aktivitas off farm yang dikembangkan oleh para petani. Untuk itu, tetap dibutuhkan keseriusan dalam mengembangkan off farm agar hasilnya maksimal. Kalau produknya berkualitas, pangsa pasarnya jelas lebih luas,” kata Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi.
Merespon potensi yang dimiliki petani Buol, aktivitas pelatihan dilakukan oleh Fasilitator Desa Readsi Buol Sarini dan Penyuluh Pertanian Lapangan Irham. Mereka memoles kemampuan off farm Kelompok Tani Suka Maju pada 18 Juli 2021 kemarin. “Kompetensi petani harus terus dikembangkan. Sebab, produktivitas dipengaruhi oleh kompetensi sumber daya manusia,” kata Dedi lagi.
Dengan tangan terampilnya para petani mengolah kerajinan tangan ini menjadi sapu ijuk. Nilai ekonominya bagus dengan harga pasar Rp. 20.000. Hal ini mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat setempat. “Kalau berusaha keras pasti ada hasil pendapatan yang besar. Pendapatan tersebut ideal mendukung kesejahteraan petani. Petani hanya perlu melakukan perluasan pasar.agar hasilnya bertambah besar,” tutup Dedi.(*)