READSI Kementan Sukses Dorong Poktan di Parigi Moutong Bentuk Pokmas TPID

PARIGI MOUTONG – Sistem korporasi berhasil.dikembangkan program Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling Up Initiative (READSI) Kementan. READSI Kementan bersama stakeholder pertanian Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, membentuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Rabu (21/7). Menariknya, Pokmas TPID hasil kolaborasi beberapa Poktan di Parigi Moutong.

Pertanian menjadi penyangga pangan utama bagi masyarakat Indonesia. Kementan di masa pandemi selain menjaga kebutuhan pangan juga menekan angka kemiskinan. Muara utamanya tentu mensejahterakan petani,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Apresiasi bagi stakeholder pertanian Parigi Moutong yang mengembangkan Pokmas TPID. Secara umum, TPID memiliki fungsi strategis terkait stabilitas perekonomian secara umum di daerah. TPID biasanya terdiri dari berbagai elemen dalam masyarakat, termasuk instansi perintah daerah, BPS, pasar, hingga perbankan. Harapannya untuk menjaga stabilitas harga.

TPID harus memastikan ketersediaan pasokan produk, khususnya pertanian sebagai pangan. Mereka juga memastikan kelancaran distribusinya, termasuk meminimalkan potensi gangguan pasokan dan diatribusinya. Tidak kalah penting, mereka meminimalkan dampak dari kebijakan yang diterapkan. Memastikan tidak terjadi inflasi besar.

“Stabilitas harga pertanian menjadi faktor sangat penting. Untuk itu, pasokan dan distribusinya harus bagus. Masyarakat harus bisa menjangkau pangan dengan harga ideal. Untuk itu, program READSI memastikan semua usaha pertanian dari hulu hingga hilir tetap kompetitif. Stabilitasnya harus kondusif,” terang SYL lagi.

Dengan tanggung jawab besar dan posisi vital, peran TPID di Parigi Moutong bentukan READSI patut dinantikan. Sebab, Pokmas TPID mastikan inflasi yang terjadi stabil seiring tersedianya suplai dan distribusi produk di daerah. Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menjelaskan, pertanian akan maju dengan sinergi besar.

“READSI Kementan terus berupaya memajukan perekonomian daerah. Untuk itu, stok pangan dan distribusinya harus dijaga agar stabil. Kalau semuanya bagus, demand dan supply akan seimbang. Sejauh ini READSI sudah memainkan peranannya dengan sangat baik di daerah,” jelas Dedi.

Mengembangkan Pokmas TPID, Fasilitator Desa Program READSI Desa Sigenti,Tinombo Selatan, Parigi Moutong, bersama dengan Penyuluh dan Kepala Desa membentuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Kegiatan ini menghadirkan dua perwakilan dari enam kelompok tani. kelompok tani ini adalah Harapan jaya, Cipta Baru, Tunas muda kakao, Lembah Sarang, Bukit Zansibar, dan Uwe Sinambe

“Sistem korporasi petani di daerah harus berkembang. Halmini sebagaimana indikator sehatnya sistem pertanian yang dikembangkan READSI. Indikator kompetensi tinggi sumber daya manusia di daerah. Kami apresiasi atas semua kemajuan dan lompatan besar yang diciptakan,” tegas Dedi.

Memastikan suplai dan distribusi aman, TPID memiliki target beberapa komoditas. Utamanya adalah tanaman padi sawah dengan total luasan tanam sebanya 115 hektare. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan survei lokasi yg akan dijadikan tempat pembangunan Infrastruktur Desa (Sanggar Tani). Dedi mengatakan, program READSI akan terus didorong agar memberi impact semakin positif bagi daerah.

“Program READSI harus terus dioptimalkan dalam mendukung pertumbuhan produksi pangan di daerah. Dimana tujuan program ini meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan taraf hidup secara berkelanjutan,” tutupnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *