Kementan Pelopori Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Pertanian

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) memelopori gerakan nasional peningkatan produktivitas dan daya saing melalui peningkatan kompetensi masyarakat pertanian, milenial, penyuluh dan pekerja sektor pertanian. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui diklat tematik untuk mensukseskan program budidaya sesuai kebutuhan masyarakat bersinergi dengan program utama Kementan.

Hal itu terungkap dalam “Rakor Pra-Ratas Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing (GNP2DS) Multisektor di Masa Pandemi Covid-19”, Kamis (22/7/2021).

Dalam kesempatan itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menerangkan, peningkatan produktivitas dan daya saing adalah hal pertama dan utama yang mesti diupayakan. Kementan sendiri, kata Mentan SYL, melalui beberapa direktoratnya melahirkan program-program yang diarahkan pada peningkatan produktivitas dan peningkatan daya saing. 

“Untuk peningkatan produktivitas, beberapa program seperti akses KUR (Kredit Usaha Rakyat), alat mesin pertanian (alsintan) dan faktor pendukung lainnya terus diprogramkan,” kata Mentan SYL. Sedangkan untuk meningkatkan daya saing, kapasitas insan pertanian terus digembleng melalui pelatihan-pelatihan, baik kekhususan maupun tempatik. 

“Peningkatan daya saing ini erat kaitannya dengan SDM. Jika SDM pertanian kita andal, saya yakin dan optimistis daya saing kita juga akan terangkat. Tentu kita bisa bekerja dengan memanfaatkan teknologi, inovasi, jejaring dan kerjasama yang kuat,” ujar Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan lembaganya untuk meningkatkam produktivitas pertanian dan menggenjot daya saing adalah melalui pelatihan sejuta petani dan penyuluh di seluruh Indonesia. 

“Pelatihan sejuta petani dan penyuluh adalah salah satu gerakan meningkatkan kemampuan masyarakat pertanian yang terselubung dengan baik siapa pesertanya, bagaimana tingkat kemampuannya dengan evaluasi pasca-diklat dan siapa yang berhak mendapatkan sertifikat,” kata Dedi.

Pelatihan itu, Dedi melanjutkan, dilakukan dengan baik dan dievaluasi terus menerus. Di sisi lain, faktor penting yang juga diupayakan adalah mendidik anak-anak muda untuk mau terjun ke sektor pertanian. 

“Semuanya dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi berbasis data yang dapat di-tracing dan dievaluasi oleh pihak-pihak terkait. Termasuk di dalamnya mengubah mindset pemuda milenial, anak-anak petani bahwa bekerja di sektor pertanian dengan menerapkan mekanisme, robot construction, IoT dan TIK lainnya itu keren,” papar Dedi.

Sementara Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah menambahkan, gerakan nasional peningkatan produktivitas dan daya saing ini dalam rangka semakin meningkatkan pendapatan di sektor pertanian yang berorientasi pada meningkatnya kesejahteraan petani. Selain itu, gerakan ini juga bertujuan untuk menumbuhkembangkan semangat bertani di kalangan anak-anak muda agar mereka mau menekuni usaha dan bisnis pertanian

“Program ini sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional yaitu menyediakan pangan bagi 270 juta rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor,” papar dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *