Genjot Peningkatan Produktivitas, READSI Kementan Gencarkan Sekolah Lapang di Kolaka
KOLAKA – Kompetensi sumber daya manusia (SDM) pertanian dibombardir melalui program Sekolah Lapang. Sekolah Lapang tersebut merupakan turunan dari program Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling Up Initiative (READSI) Kementerian Pertanian. Zonasi READSI yang terus mengalami penguatan adalah Kolaka, Sulawesi Tenggara. Mereka kali terakhir menikmati upgrade pengetahuan adalah lima hari silam.
“Kami ingin pertanian ke depan lebih maju, lebih mandiri dan modern untuk hasil yang memuaskan. Mentan SYL mengatakan bahwa READSI merupakan dana hibah dari IFAD yang sangat bermanfaat di lapangan khususnya dimasa pandemi covid-19 ini,” jelas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Penguatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pertanian menyasar Kelompok Tani Karya Bakti, Polinggona, Kolaka, Sulawesi Tenggara. Pertemuan ke-2 Sekolah Lapang untuk pengusahaan komoditas Padi Sawah dilaksanakan Sabtu (17/7) waktu setempat.
Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan, dukungan penuh diberikan READSI.
“Kemandirian petani harus diutamakan. Untuk itu, program READSI turut mendukung setiap upaya untuk menaikkan hasil pertanian di daerah. Dengan begitu, produktivitas dan kualitas akan tercapai. Petani di daerah semakin mandiri dalam mengakses pangan dan kesejahteraannya,” kata Dedi.
Pada hakikatnya, Sekolah Lapang merupakan proses pembelajaran non formal bagi petani. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengenali potensi, menyusun rencana usaha identifikasi, dan mengatasi permasalahan. Petani juga diajarkan cara pengambilan keputusan dengan basis implementasi teknologi. Untuk itu, dibutuhkan SDM handal agar mencapai keseimbangan ekonomi dan kelestarian alam.
“Modernisasi harus dilakukan agar hasil yang didapat maksimal. Di situ juga ada efisiensi besar sehingga secara keseluruhan usahatani pertanian menjadi efektif. Untuk itu, manfaatkan fasilitas yang diberikan READSI melalui Sekokah Lapang. Implementasikan pengetahuan yang didapat untuk kesejahteraan,” terang Dedi lagi.
Lebih lanjut, program READSI Kementan sudah 6 kali menggulirkan program Sekolah Lapang. Pesertanya terdiri dari pengurus dan anggota kelompok tani. Mereka didampingi oleh para penyuluh dan Fasilitator Desa. Kegiatan ini dibiayai oleh READSI dengan materi diantaranya ‘Pengaturan Jarak Tanam’. Kegiatan ini melibatkan civitas akademika kampus yang berasal dari Akademi USN Kolaka.
“Perubahan untuk kemajuan harus diberikan. Tujuannya, untuk menarik minat petani muda, meningkatkan produktivitas dan memajukan sektor pertanian. Dengan begitu, ketahanan pangan lestari bisa terapai karena generasi muda memiliki kepedulian tinggi akan kegiatan pertanian. Keberlanjutan pangan sangat diperlukan karena kehidupan terus berjalan,” kata Dedi lagi.(*)