READSI Dorong Optimalisasi Produktivitas Tomat Organik di Kupang
KUPANG – Program Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling Up Initiative (READSI) Kementerian Pertanian memberikan garansi produktivitas. Sebabnya melalui program ini terbukti mampu mendorong optimalisasi hasil pertanian bahkan hingga maksimal. Apapun lahan yang digunakan, READSI Kementan mampu meningkatkan volume produksi hingga positif bagi pendapatan. Hal ini juga dilakukan bersinergi dengan Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mengusahakan Tomat Organik.
“Lahan harus dioptimalkan potensinya. Dengan begitu, ada manfaat yang bisa dipetik. Minimal untuk pemenuhan kebutuhan pangan keluarga. Kalau volumenya besar tentu bisa dijual. Dari situ, tentu ada nilai tambah bagi keluarga. Sebab, progam READSI juga diarahkan untuk mendukung kesejahteraan dan perbaikan gizi keluarga,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Memanfaatkan lahan, BBPP Kupang mengusahakan budidaya Tomat Organik dalam green house. Luasannya skeitar 128 meter persegi. Green house tersebut pun mampu menampung 190 polybag tanaman Tomat Organik. Menariknya, BBPP Kupang kini mampu melakukan panen 2-3 kali dalam sepekan.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian menambahkan, petani akan semakin sejahtera bila kegiatan usahatani dilaksanakan secara optimal.
“Dalam budidaya pertanian harus melibatkan teknologi. Melalui teknologi yang diterapkan, hasil maksimal bisa diraih. Volume produksi tinggi. Kalau kegiatan usahatani dilaksanakan secara maksimal, maka kesejahteraan besar akan dinikmati petani atau siapapun yang mengusahakan budidaya tersebut,” terang Dedi.
Dengan kemampuan yang dimiliki BBPP Kupang kini saatnya menikmati panen Tomat Organik. Apalagi, Tomat Organik baru bisa dipanen setelah berusia 2 bulan. Adapun masa tanam Tomat Organik pada Februari 2021 dengan menggunakan Pupuk Bokasi untuk meningkatkan kesuburan tanah dan memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman Tomat.
“Apa yang dilakukan BBPP Kupang bisa menjadi contoh bagi para petani. Sebab, mereka tetap produktif dan jeli membaca peluang. Pengetahuan yang mereka miliki juga bisa ditransformasikan kepada petani. Tentunya dengan beberapa penyesuaian,” tambah Dedi Nursyamsi.
Lebih detail dijelaskan Widyaiswara Madya di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang, Longginus Lengi, varietas yang digunakan saat ini Betavila F1 yang diproduksi Palang Merah. Varietas ini relatif tahan terhada serangan Virus. Ukuran buah yang lebih besar dari produk lain yang satu perusahaan. Berat rata-rata untuk buah tomat hibrida Betavila saat panen adalah sekitar 90 Gram. Persentase jumlah bunga untuk jadi buah juga tinggi ( tidak mudah rontok ).
Ditambahkannya tanaman dapat di petik perdana saat umur tanaman tomat mencapai 65 HST. Pemeetikannya eengan Interval 5 hari sekali. Buah keras sehingga sangat cocok bila di gunakan untuk pengiriman jarak jauh yang banyak makan waktu. Potensi benih Tomat Hibrida Betavila ini mencapai 70 Ton per Ha. Agar hasil optimal, petani harus mengenali karakteristik varietas yang dibudidayakan.
Tomat merupakan tanaman berry yang termasuk dalam keluarga Solanaceae atau suku terung-terungan seperti Terung, Cabai dan Ranti. Tomat dapat dimakan segar ataupun dimasak menjadi hidangan yang bernutrisi tinggi. Meskipun secara teknisnya berbentuk buah, tomat pada umumnya digolongkan sebagai sayur-sayuran. Tomat yang matang biasanya berwarna merah namun ada juga yang berwarna kuning, hijau dan jingga. Tanaman tomat diperkirakan adalah berasal dari Peru dan Ekuador dan kemudian mengalami penyebaran ke seluruh dunia.
“Buah Tomat merupakan sumber makanan yang mengandung nutrisi tinggi, beberapa nutrisi yang didapat dari tomat adalah antioksidan Likopen, Vitamin C, Potasium/Kalium, Folat dan Vitamin K. Varietas yang dibudidayakan oleh Longinus Lengi yaitu Betavila F1 yang produksi oleh Panah Merah,” kata Longginus.