READSI Kementan Berdayakan IRT Kupang Produktif Secara Ekonomi
KUPANG – Program Rural Empowerment Agricultural and Development Scalling Up Initiative (READSI) Kementan media ideal pemberdayaan kaum perempuan. READSI Kementan mampu memberdayakan ibu rumah tangga (IRT) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT), mereka produktif secara ekonomi melalui Pekarangan Pangan Lestari (P2L).
“Program P2L menjadi salah satu cara memenuhi lonjakan kebutuhan pangan masyarakat. Ideal dikerjakan KWT dengan pemanfaatan lahan terbatas. Hasilnya bagus secara ekonomi. Bisa menunjang gizi keluarga. Artinya, IRT bisa memberi nilai lebih bagi keluarganya melalui READSI,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Disupport READSI Kementan, program P2L mampu memberikan produktivitas bagi petani secara menyeluruh. Selain kuantitas dan kualitas, ada income tambahan bagi keluarga. Apalagi, P2L tidak terlalu menyita waktu dan energi. Sebab, ada implementasi inovasi dan teknologi yang diberikan READSI. Wawasan petani juga diupgrade melalui beragam pelatihan.
“P2L dan READSI menjadi kolaborasi yang sangat bagus. Perempuan bisa mendapatkan ruang lebar untuk mengembangkan kemampuannya dalam pertanian. Dalam mata rantai besar bisa menjadi pilar pendukung ketahanan pangan daerahbbahkan nasional. Apalagi, semua aspek mendukung dalam pengembangan P2L,” terang SYL lagi.
Salah satu KWT yang fokus mengembangkan program P2L adalah Manekat Oelpuah. Menjadi binaan READSI, KWT Manekat Oelpuah berada di Enorean, Amarasi Timur, Kupang, pun memanfaatkan lahan yang ada, mereka mengembangkan budidaya tanaman hortikultura. Komoditasnya beragam dengan nilai ekonomi tinggi.
Komoditas yang diusahakannya adalah Sawi, Kangkung, Bayam, Bawang Merah, dan Bawang Lokananta. Daftar komoditas semakin beragam dengan budidaya Ketimun, Kacang Panjang, Labu Lilin, Salada, Tomat, dan Lombok. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menjelaskan, READSI memberi peluang besar.
“READSI memberi peluang besar bagi petani untuk mengembangkan usaha taninya. Lahan terbatas pun masih bisa optimal menghasilkan keuntungan ekonomi tinggi. READSI juga siap memberikan dukungan penuh melalui unit pelaksana teknis (UPT) di daerah,” jelas Dedi.
Memajukan usaha pertaniannya, KWT Manekat Oelpuah pun mengembangkan Rumah Pangan Lestari. Sistem ini mampu memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga. Mereka juga mengembangkan ekonomi kreatif melalui aktivitas off farm. Selain komersial, aktivitas mereka mampu menciptakan lingkungan hijau bersih dan sehat.
Lebih lanjut, program ini diharapkan menjadi gerakan dari dan untuk masyarakat baik di perkotaan maupun perdesaan. Mulai tingkat dusun sampai dengan tingkat rumah tangga. Bekerjasama dengan ibu-ibu Tim Penggerak PKK ataupun anggota Kelompok Wanita Tani (KWT). Sedangkan instansi pemerintah hanya berfungsi sebagai motivator, fasilitator dan stabilisator terhadap gerakan tersebut.
“Semangat bertani harus terus digelorakan. Stok pangan harus aman, apalagi dalam situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Perlu diingat, pertanian juga menjadi sektor paling stabil dalamasa pandemi. Tidak terpengaruh, bahkan mampu menjadi penggerak perekonomian nasional,” tegas Dedi lagi.
Mengusahakan program READSI melalui P2L, KWT Manekat Oelpuah sebelumnya sudah mendapatkan penguatan kompetensi sumber daya manusia (SDM). SDM mereka dinaikkan melalui kegiatan Sekolah Lapang program READSI. Treatment ini pun diklaim sangat efektif dalam meningkatkan kompetensi petani. Apalagi, petani juga diajarkan kemandirian mengatasi masalahanya.
“Saya sangat senang dapat mendampingi kelompok wanita di Program READSI ini. Daya mendapat pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Suasananya juga positif, bahkan seperti keluarga baru yang belajar menuju kesuksesan,” papar Fasilitator Desa, Santy.(*)