READSI Kementan Patenkan Profil Petani Pohuwato Sangat Layak Debitur

POHUWATO – Petani maju, mandiri, dan modern dengan daya saing ekonomi tinggi dihasilkan program Rural Empowerment Agricultural and Development Scalling Up Initiative (READSI) Kementan. READSI Kementan mampu merevisi profil Poktan di Pohuwato, Gorontalo, menjadi sangat layak debitur. Menerapkan sistem READSI, petani memiliki produktivitas hingga daya saing ekonomi impresif.

“Kesejahteraan petani menjadi muara dan tolok ukur usaha pertanian. Dengan produktivitas besar yang dimilikinya, petani sebenarnya bisa mengakses permodalan lebih besar. Dengan begitu, usaha pertaniannya semakin berkembang dengan diikuti kesejahteraan tentunya,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Mengembangkan usahanya, petani memang memiliki akses besar untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR). Apalagi, Kementan memiliki fasilitas KUR tersebut. Buktinya, realisasi KUR sektor pertanian Mencapai Rp30,5 Triliun pada 7 Juni 2021. Adapun sepanjang 2021, KUR memiliki alokasi total Rp70 Triliun. Angka ini menjadi indikasi kemampuan petani dalam memanfaatkan program KUR.

“Silahkan ajukan KUR untuk mengembangkan usaha pertaniannya menjadi lebih baik. Dengan begitu, ada potensi pendapatan dan kesejahteraan besar yang bisa dicapai oleh petani. Berada dalam zonasi implementasi READSI, petani di sana layak sebagai penerima kredit,” terang SYL.

Disupport READSI Kementan, Poktan Pahuwato memiliki profil ideal sebagai calon dibitur. Selain perseorangan, petani juga komitmen bersama kelompoknya. Buktinya, Poktan mampu memenuhi syarat biaya 30% bantuan alsintan dan simpanan wajib anggota. Dana tersebut dialirkan melalui Bank SulutGo.

Mengembangkan komoditi Jagung, Poktan Bahtra memiliki simpanan uang anggota Rp450 Ribu. Untuk simpanan pengadaan alsintan sebesar Rp7.460.000. Jadi, mereka memiliki total simpanan Rp7.910.000. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Dedi Nursyamsi menjelaskan, KUR jadi kunci pengembangan usaha.

“Kami mendorong petani untuk mengoptimalkan KUR. Slotnya masih besar. KUR ini menjadi kunci bagi pengembangan usaha pertanian. Segera akses KUR karena suku bunganya juga rendah. Dengan READSI, petani memiliki kemampuan angsuran yang bagus. Potensi risiko gagal bayarnya pun kecil,” jelas Dedi.

Sama seperti Bahtra, profil positif debitur ditunjukan Poktan Molopoga II mampu menyetorkan simpanan anggota Rp765.000. Untuk simpanan alsintan Rp4.072.000 dan jumlah totalnya Rp4.837.000. Lalu, Poktan Bina Raya (Jagung) memiliki simpanan anggota Rp285.000 simpanan alsintan Rp2.970.000. Jadi, nilai totalnya adalah sekitar Rp3.255.000.

Untuk Poktan Butato I (Jagung) dengan simpanan anggota Rp205.000. Adapun simpanan alsintan Rp1.245.000 dengan angka total Rp1.450.000. “KUR bisa diajukan dengan persyaratan mudah. Pastikan syarat administrasinya terpenuhi. Masih ada peluang untuk mengembangkan usaha baik on farm maupun off farm,” papar Dedi.

Lebih lanjut, Fasilitator Desa Karya Baru, Refli Yusuf mengatakan, Poktan akan memiliki keberanian untuk mengakses KUR. Sebab, ada peningkatan pengetahuan literasi keuangan dan akses ke lembaga keuangan. “Petani akan memanfaatkan KUR. Mereka sudah berani karena pengetahuannya cukup bagus terkait itu,” kata Refli.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *