Support Kesejahteraan Petani Kolaka Utara Melalui READSI Kementan
KOLAKA UTARA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus membantu melakukan terapi kesejahteraan di desa-desa. Salah satu formulasi yang didorong adalah program Rural Empowerment Agricultural and Development Scalling Up Initiative (READSI) Kementan. Program ini sudah ditetapkan pada 6 provinsi, 18 kabupaten/kota, dan 343 desa. Salah satunya Desa Lambo Lemo, Samaturu, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.
“Pertanian memiliki potensi besar untuk mendorong kesejahteraan, terutama di pedesaan. Sebab, ada ketersediaan lahan yang memadai dan sumber daya manusia (SDM) potensial. Apalagi, Kementan terus mendorongnya melalui program READSI,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan Kolaka Utara pada prinsipnya mengalami penurunan 0,23% sejak 2019 hingga 2020. Meski demikian, angka kemiskinan sempat naik tipis menjadi 19,8 Ribu Jiwa seiring pertambahan penduduk dan pandemi Covid-19. Namun, dari tahun-tahun sebelumnya relatif turun 0,23%. Untuk pendapatan per kapita masyarakat miskin pada 2020 Rp493.836. Naik tipis dari Rp454.127 dari tahun sebelumnya.
Naik tipis Rp39.709, namun angka tersebut masih positif. Sebab, kenaikan tahun sebelumnya adalah Rp133 dengan nominal terakhir Rp454.127 pada 2020. Sejauh ini, pendapatan Kolaka Utara ditopang oleh sektor pertanian. Kontribusinya dalam 3 tahun terakhir lebih dari 40%. Sebab, Kolaka Utara penghasil banyak komoditi, seperti padi, kakao, dan lainnya.
“Potensi pertanian yang ada di daerah harus dimaksimalkan. Sebab, pertanian tetap menjadi sektor potensial dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Menjadi penyangga kebutuhan pangan bagi daerah bahkan nasional. Apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19, pertanian tetap eksis menjamin perekonomian masyarakat,” terang SYL.
Untuk memaksimalkan potensi pertanian di daerah, Kementan memberikan beragam bantuan melalui program READSI. Untuk Desa Lambo Lemo, Samaturu, bantuan diberikan melalui infrastruktur ringan. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Dedi Nursyamsi menjelaskan, kemiskinan turun seiring peningkatan kesejahteraan.
“Kami optimistis angka kesejahteraan petani terus membaik. Sebab, Kementan memberikan dukungan penuh melalui READSI. Ada peningkatan kompetensi, bantuan infrastruktur, saprodi, dan lainnya. Tujuannya agar produktivitas naik dan petani memiliki inovasi tinggi untuk mendorong hilirisasi pertanian,” jelas Dedi.
Meningkatkan produktivitas dan kualitas pertanian, infrastruktur terbaik dengan pendekatan swadaya masyarakat menjadi opsi terbaik petani di Kolaka Utara. Melalui pokan, petani sudah bermusyawarah menyusun rencana pembangunan infrastruktur sederhana partisipatif. Sinerginya melibatkan Fasilitator Desa, Kepala Desa, Penyuluh, dan Poktan.
“Pertanian tetap menjadi garda terdepan dalam mewujudkan ketersediaan pangan. Secara langsung juga menjadi penyangga kesehatan. Jika kebutuhan pangan terpenuhi, imunitas tubuh masyarakat akan terjaga sehingga kita akan mampu melawan Covid-19. Pangan adalah agen yang melawan Covid-19 paling efektif,” kata Dedi lagi.
Program READSI Ini sangat membantu bagi petani khusunya di Desa Lambo Lemo. Pembangunan infrastruktur sederhana ini adalah untuk menunjang hasil pertanian khususunya Padi Sawah. Kepala Desa Lambo Lemo Usman Yusuf menegaskan, progam READSI Kementan sangat menguntungkan petani.
“Kehadiran program READSI sangat membantu petani di sini. Bantuan yang diberikan banyak. Sebelumnya ada saprodi hingga Sekolah Lapang. Kini kami mendapatkan bantuan berupa infrastruktur ringan untuk mendukung produksi padi. Dengan penerapan semuanya, kami yakin bisa mendapatkan produktivitas besar dan memperbaiki kesejahteraan,” tutup Usman.(*)