Coklat Kualitas Dunia Dihadirkan READSI dan MARS di Luwu Utara
LUWU UTARA – Kolaborasi besar dilakukan demi mematenkan komoditi coklat Luwu Utara sebagai pemain pasar dunia. Selain kuantitas, komoditi coklat Luwu Utara memiliki kualitas prima. Sebab, proses produksi pertaniannya melibatkan program Rural Empowerment Agricultural and Development Scalling Up Initiative (READSI) Kementan. READSI Berkolaborasi bersama PT. MARS Symbioscience.
“Coklat Indonesia itu berbeda dari negara lain. Contohnya coklat asal Afrika. Dengan kelebihan itu, coklat Indonesia banyak yang mencari. Sangat dibutuhkan masyarakat dunia,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Mengentalkan kualitas coklat Luwu Utara, program penguatan sumber daya manusia (SDM) pun dilakukan. Program Pelatihan Agronomi Kakao digulirkan untuk Batch VI, 5 Juli 2021. Lokasinya berada di CDC Academy, Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Pesertanya ada 18 orang yang merupakan petani kakao.. SYL menambahkan, coklat menjadi bisnis yang menjanjikan secara ekonomi dan tidak terpengaruh pandemi Covid-19.
“Cokelat adalah bisnis yang tidak terpengaruh oleh kondisi apapun, termasuk pandemi Covid-19. Industri coklat sangat bagus dan stabil. Nilai ekonominya juga tinggi. Coklat itu menjadi kebutuhan masyarakat dunia. Terlebih lagi, coklat Indonesia sangat khas karena dihasilkan dari tanah tropis,” lanjut SYL.
Menaikkan tone coklat Indonesia, kerjasama sudah dilakukan Kementan dengan swasta. Bendera yang ditunjuk adalah MARS. Keduanya secara bahu membahu membangun ekosistem kakao melalui peningkatan kompetensi SDM. Semakin serius, sinergi tersebut dituangkan melalui nota kerjasama dan sudah digulirkan sejak Juli 2018.
Nota Kerjasama tersebut bertujuan untuk peningkatan kapasitas SDM pertanian. Sebut saja, Petani, Penyuluh, Widyaiswara serta Dosen Guru SMKPP di UPT Pusat dan Daerah. Pelatihan tersebut juga salah satu komitmen READSI dalam upaya peningkatan produksi kakao yang berkualitas dan berkelanjutan. Mendukung program Kementerian Pertanian menjadikan petani Maju, Mandiri, Modern.
“Sektor pertanian membutuhkan figur smart dan gesit untuk mengelola beragam problem yang muncul. Dengan SDM berkompeten, beragam problem dalam pengelolaan pertanian kakao bisa diatasi. Selain kualitas komoditi, produktivitasnya juga dijamin meningkat,” jelas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.
Selama kurun waktu 4 tahun, program READSI dan MARS berkomitmen untuk melatih 555 orang. Ada berbagai macam pelatihan yang dilakukannya, diantaranya pelatihan teknis Agronomi Kakao, Bisnis Kakao, Master TOT dan Monitoring dan Evaluasi (Adoption-Observation). Dedi menegaskan, SDM menjadi kunci utama sukses pertanian.
“SDM menjadi kunci utama sukses pertanian. Sebab, SDM memberi pengaruh hingga 50%. Adapun sarana prasarana dan peraturan perundangan hanya 25%. Kami sangat optimistis dengan majunya SDM pertanian kakao akan berdampak besar terhadap produktivitas dan kesejahteraan petani,” tegas Dedi.
Lebih lanjut, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Lely Nuryati mengatakan, program READSI bertujuan untuk meningkatkan kesejahtraan petani di 5 provinsi Indonesia. Oleh karenanya program ini berfokus pada pelatihan, manajemen kelompok, serta meningkatkan SDM yang handal di bidang pertanian.
“Saya berharap kepada peserta yang mengikuti Pelatihan Agronomi Kakao Bach VI dapat memaksimalkan pelatihan ini agar menjadi Cocoa Doctor yang suskses sehingga menjadi pioner bagi petani lainnya. juga dapat meningkatkan penadapatan dari segi ekonomi menuju kesejahteraan.”ujar Lely Nuryati.(*)