Paket Lengkap READSI Kementan Majukan Pertanian Poso
POSO – Paket lengkap support selalu diberikan program Rural Empowerment Agricultural and Development Scalling Up Initiative (READSI) Kementan. Muaranya menghasilkan petani maju, mandiri, dan modern terutama di Lena, Pamona Utara, Poso, Sulawesi Tengah. Implementasinya mulai penguatan sumber daya manusia (SDM), bantuan saprodi, korporasi, hingga kegiatan off farm.
“Petani berkualitas harus terus didorong. Dengan begitu, pertanian akan terus tumbuh positif dan ketahanan pangan akan tercapai maksimal. Bagaimanapun, pertanian memegang kunci penting dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Petani di Poso memang beruntung karena manjadi bagian dari program READSI Kementan. Sebab, READSI menaikkan produktivitas on dan off farm Poso. Meningkatkan ketrampilan bagi petani di wilayah program. Adanya pemberdayaan perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT). Para petani termasuk KWT diajak mengembangkan konsep korporasi pertanian.
“READSI akan menjaga pertumbuhan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP). Ekspor pertanian akan terus berkembang. Sebab, komoditi yang dihasilkan berkualitas dan kuantitasnya besar. Sebab, elemen pendukung produksi pertaniannya terus ditingkatkan,” terang SYL.
Berbasis korporasi, READSI terus memperbesar keterlibatan perempuan di Poso. READSI mendorong peningkatan semangat aktivitas KWT Tampudju di Pamona Utara, Poso. KWT Tampudju beranggotakan 25 orang. Mereka banyak mengembangkan aktivitas, baik on farm maupun off farm. Selain teknis pertanian, anggota KWT Tampudju mendapat pendidikan organisasi yang memadai.
“SDM pertanian harus terus dibangun dan diperbarui. Sebab, kebutuhan dan tantangan kegiatan pertanian secara umum bekembang. Apalagi, SDM menjadi kunci utama untuk menaikkan produktivitas pertanian. Untuk itu, penguatan tetap diberikan melalui pendampingan dan penyuluhan,” jelas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.
Menebalkan kualitas SDM, READSI Kementan banyak menggelar Sekolah Lapang. Selain non teknis, dukungan teknis juga terus dialirkan READSI Kementan. Mereka mengalirkan bantuan saprodi untuk mendukung kegiatan pertanian. Bibit juga sudah dimanfaatkan petani untuk mengembangkan fungsi pekarangan rumah. Kelompi tani di sana juga sudah memiliki Kebun Demplot yang jadi media pembelajaran.
“Bantuan yang diberikan justru membuat petani termotivasi untuk maju. Mereka berinovasi dengan memanfaatkan potensi pertanian yang ada di sekitarnya. Pekarangan diubah menjadi lahan pertanian bernilai ekonomi tinggi. Dari sini saja setiap keluarga sudah bisa melakukan perbaikan gizi,” kata Dedi lagi.
Secara umum, program READSI Kementan hadir pada 6 provinsi dan 18 kabupaten. Total ada 343 desa yang terkoneksi dengan program READSI. Arvian Tanggola selaku Ketua KWT Tampudju memaparkan, produktivitas tinggi diperlihatkan petani hingga mampu membiayai aktivitas organisasi.
“Aktivitas pertanian di lapangan diawali 2019 dan setahun berikutnya sudah digelar Sekolah Lapang. Pada tahun yang sama pula diberikan bantuan saprodi lengkap. Bibit dimanfaatkan di lahan pekarangan masing-masing anggota. Demplot berkembang dan hasilnya dimasukan kas Poktan KWT Tampudju,” tutup Arvian.(*)