Kementan Maksimalkan Peran Penyuluh untuk Dukung Kampung Hortikultura
JAKARTA – Sejak tahun 2021, Kementerian Pertanian mengembangkan setidaknya lebih dari 1000 kampung hortikultura di antaranya adalah kampung buah. Untuk menyukseskan program ini, Kementan mendorong agar penyuluh turut menyukseskan kampung hortikultura.
Saat ini, sektor hortikultura sangat menjanjikan untuk peningkatan devisa, sekaligus kesejahteraan rakyat. Namun, diperlukan keseriusan dan kerjasama semua pihak untuk mengangkat hal tersebut. Selain itu, kemandirian petani perlu ditingkatkan.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), menginginkan sub sektor hortikultura lebih baik dari tahun ke tahun dan mampu meningkatkan neraca ekspor.
Menurutnya, pengembangan hortikultura harus holistik, terintegrasi hulu hingga hilir. Upaya yang tengah digencarkan salah satunya melalui program kampung hortikultura.
“Ke depan, harus ada daerah sentra-sentra komoditas, dengan ditanganinya hulu sampai hilir. Dengan cashflow dan perencanaan yang baik semuanya akan berjalan dengan baik dan menguntungkan bagi petani,” jelas Mentan SYL.
Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, dalam pembukaan Kegiatan Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP) Volume 22 Tahun 2021, Jumat (2/7/2021).
Menurut Dedi Nursyamsi, komoditas hortikultura merupakan komoditas favorit dalam situasi pandemi ini karena merupakan komoditas yang paling cepat menghasilkan untung. Hortikultura dapat menghasilkan untung lebih banyak daripada komoditas lainnya.
“Misalnya menanam komoditas hortikultura khususnya florikultura 1 ha dengan komoditas pangan 1 ha, maka perbandingan untungnya jauh lebih besar komoditas florikultura. Komoditas hortikultura adalah komoditas yang berpotensi untuk menghasilkan uang lebih banyak,” ujar Dedi.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut menjelaskan mengenai strategi pengembangan hortikultura tahun 2021-2024 yang salah satunya adalah dengan pengembangan kampung hortikultura.
Menurutnya, kampung hortikultura merupakan kampung yang memiliki luasan lahan 5-10 Ha yang merupakan akumulasi dari parsial lahan dalam 1 wilayah desa yang ditanami tanaman hortikultura.
Syarat pengembangan kampung hortikultura diantaranya yaitu kesesuaian Agroekosistem terhadap komoditas yang akan dikembangkan, semangat dari masyarakat, komitmen Pemerintah Daerah dalam pengawalan dan pendampingan kegiatan Kampung Hortikultura, dan terbangun dalam satu kesatuan administrasi Desa.
Total kampung hortikultura saat ini sudah ada sebanyak 1345 kampung yang tersebar di 31 provinsi. Target kampung hortikultura di Tahun 2022 diharapkan sebanyak 2174 kampung.
“Sudah ada beberapa kampung hortikultura yang telah sukses, diantaranya kampung buah ada di Kampung Durian Songgon-Banyuwangi, Kampung Mangga Agrimania Situbolang-Indramayu dan Desa Wisata Somongari- Kaligesing Purworejo,” ungkap Prihasto.
Kesuksesan kampung hortikultura tersebut tak lepas dari peran penyuluh pertanian yang mendampingi proses pengembangan kampung hortikultura tersebut.
Ditjen Hortikultura bersinergi dengan BPPSDMP terkait pelatihan SDM untuk pelatihan/bimtek Petani, dan Penyuluh Pertanian.
Pusat Penyuluhan Pertanian siap memfasilitasi bimtek melalui kegiatan Ngobras yang dilaksanakan pada hari Selasa setiap 2 minggu sekali.
Prihasto pun memberikan sedikit pantun saat menutup materinya.
“Ke Pasar Minggu membeli duku. Jangan lupa membeli jambu. Pertanian Indonesia harus terus maju. Petani, penyuluh harus bersatu,” pungkasnya.(dea/hvy)