Mentan SYL Sebut Era 5.0 Petani dan Penyuluh Harus Kuasai Teknologi

Gowa – Kementerian Pertanian memberi Pelatihan Pemanfaatan Alsintan untuk Meningkatkan Produktivitas Tanam Padi, kepada ribuan Penyuluh dan Petani di Indonesia.

Dihadapan ribuan peserta yang hadir secara luring (virtual), dalam acara yang diselenggarakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan era 4.0 telah dilewati dan Indonesia akan segara memasuki era 5.0, dan pertanian akan tetap menjadi sektor penting di era itu, artinya pemanfaatan teknologi dan mekanisasi di bidang pertanian sudah tidak bisa dihindari.

“Menurut saya, bangsa yang maju itu kalau agamanya baik, dan pertaniannya bagus, dan kita ada di era itu. Artinya, kalau mau desanya bagus, kecamatan bagus, kabupaten bagus, provinsi bagus, dan negara bagus, maka perbaiki agama dan pertanian,” ungkapnya saat membuka acara yang di pusatkan di BBPP Batangkaluku – Gowa, Sulawesi Selatan (4/7).

Pria yang pernah menjadi Gubernur Sulawesi Selatan tersebut menegaskan jika bertani itu hebat dan keren, bahkan saat covid 19 menghentak dunia, dan membuat semua orang tidak berdaya termasuk perekonomian dunia melambat, pertanian mampu menjadi sektor yang tetap bertahan dan tumbuh.

“Kalau kita lihat dari PDB, hanya pertanian yang naik, sektor lain semua minus. Ekspor kita juga naik 15,79% dengan nilai Rp. 451,77 triliun di 2020. Dan tahun ini, baru triwulan I saja kita sudah menyumbang 39,99%. Ini artinya pertanian memang dibutuhkan,” katanya.

Sebagai pelaku utama pembangunan pertanian di Indonesia, ungkap Mentan SYL, kinerja pertanian juga ditentukan oleh kerja penyuluh dan petani, maka dari itu dirinya mendorong BPPSDMP agar mampu memberi pelatihan dan mencetak tenaga-tenaga terlatih untuk terus menggerakkan pertanian ke arah yang lebih maju, mandiri dan modern.

“BPPSDMP dengan semua kadis harus siapkan orang yang harus dilatih untuk menaikkan kualitas pertanian, naikkan Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian, siapkan 1 juta orang,” tuturnya.

Penggunaan teknologi, lanjutnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, kualitas SDM sangat penting termasuk penggunaan mekanisasi, dirinya berharap Agriculture War Room (AWR) yang dibangunnya dapat mendukung pembangunan pertanian di segala aspek, mulai dari mempersiapkan SDM yang terlatih hingga penjualan hasil petani berbasis digital.

“Kita harus hadirkan inovasi untuk mendukung itu. Misalnya menghadirkan traktor taksi di setiap kabupaten. Negara lain sudah pakai teknologi, kita juga. Pertanian tidak boleh hanya teori, PPL harus pegang HP dan terhubung dengan AWR setiap Jumat. Litbang harus maksimal, ciptakan varietas baru. Cari tahu mengapa Amerika dan Jepang bisa unggul. Karena kita seharusnya juga bisa seperti mereka,” ujarnya.

Dikesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan pihaknya telah melaksanakan sejumlah pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian.

“Kita sudah memulai pelatihan pemupukan berimbang, pelatihan kesuburan tanah, pelatihan varites padi jagung kedele, pelatihan kewirausahaan pertanian, juga pemanfaatan KUR. Kali ini kami melakukan pelatihan pemanfaatan Alsintan untuk meningkatkan produktivitas tanaman,” katanya.

Dedi menjelaskan, pelatihan kali ini diikuti 120 orang secara offline, dan secara online melalui zoom sebanyak 1000, sedangkan melalui youtube, sekitar 11.000 orang yang tergabung mengikuti pelatihan ini, dengan rincian 8000 adalah penyuluh, dan 2700 adalah petani, utamanya petani milenial.

“Pada pelatihan ini, peserta akan diberikan materi mengenai teknis operator traktor roda 2 dan roda 4, pembuatan pupuk organik seperti kompos, pembuatan pestisida nabati, termasuk juga pemanfaatan KUR,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *