READSI Kementan Dorong Produktivas Kakao Kolaka Utara 100%

JAKARTA – Formulasi yang ditawarkan Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling Up Initiative (READSI) Kementan memang luar biasa. Mengembangkan konsep kolaboratif, READSI Kementan mampu menaikkan produktivitas Kakao hingga 100% di Kalahunde, Pakue, Kolaka Utara. Sulawesi Tenggara. Semakin spesial, READSI terlibat langsung melalui aliran saprodinya.

“Semua potensi harus dioptimalkan agar pertanian menghasilkan produktivitas tinggi. Memberi value ekonomi maksimal bagi masyarakat. Untuk itu, dukungan terus diberikan oleh Kementan melalui READSI. Bentuknya banyak, diantaranya melalui saprodi, sumber daya manusia (SDM), hingga regulasi,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Dukungan penuh selalu diberikan READSI Kementan di zonasi implementasinya. Saat ini READSI Kementan beroperasi pada 6 provinsi dan 18 kabupaten. Selain Sulawesi Tenggara, READSI Kementan hadir juga di Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah. Misi utamanya adalah kesejahteraan, pemberdayaan perempuan, perbaikan gizi keluarga, dan simpan pinjam.

“READSI Kementan akan terus berupaya agar petani dan masyarakat luas sejahtera. Untuk itu, kami terus melakukan upaya peningkatan kompetensi SDM-nya. Sejak awal kami minta pendamping, pengajar, hingga Widyaiswara aktif mengawal program ini untuk ketahanan pangan. Dan, kami yakin pertanian akan terus berkembang positif bagi perekonomian nasional,” terang SYL.

Bukti keberpihakan dan komitmen READSI memang terlihat jelas di Kolaka Utara. Program READSI hadir dengan paket lengkapnya. Selain dukungan SDM berkualitas, READSI juga mengalirkan bantuan berupa saprodi untuk budidaya tanaman Kakao milik Poktan Tunas Lestari. Dukungan tersebut tentu sangat positif, terutama menekan pembiayaan petani. Satu sisi lain, petani tetap produktif dari hasil usahanya.

“Dukungan berupa saprodi memang selalu diberikan melalui READSI Kementan. Namun, kami juga terus mendorong kompetensi para SDM-nya. Kualitas SDM pertanian sepenuhnya dijaga, khususnya di daerah penerapan READSI,” jelas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.

Melalui dukungan masif READSI Kementan, produktivitas tinggi memang dihasilkan oleh petani di Kolaka Utara. Sebagai gambaran, produksi Kakao dari lahan milik petani Ambo Unga naik 100%. Kolaborasi yang digalang READSI mampu menghasilkan produktivitas 100 Kg/1 Kali Petik untuk luas lahan 1 Hektar. Sebelum program READSI digulirkan, kapasitas panennya hanya 50 Kg/1 Kali Petik pada luas lahan sama.

“Kolaborasi harus terus dilakukan untuk percepatan kuantitas dan kualitas produksi pertanian. Melalui READSI Kementan, kami mengoptimalkan fungsi BPP dan Kostratani. Pelatihan terus diberikan melalui online guna mensikapi kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini,” tegas Dedi.

Menguatkan kolaborasi, READSI Kementan tetap mengoptimalkan fungsi dan posisi Fasilitator Desa. Para Fasilitator Desa tersebut secara rutin melakukan monitoring pemanfaatan saprodi. Ada juga implementasi program lain melalui sekolah lapang yang memiliki impact sangat positif bagi pertanian di sana. Fasilitator Desa Kalahunde Iin Purwanti memaparkan, READSI Kementan membuat pertanian makin kompetitif.

“Dengan READSI Kementan, pertanianemang semakin kompetitif di sini. Makin berdaya saing. Petani semakin mandiri karena mendapatkan hasil ekonomi yang bagus. Bagaimanapun, hasil panen naik berkali lipat. Kami sangat bersyukur karena READSI diterapkan di sini hingga manfaat langsung sudah dirasakan petani Kakao,” tutup Iin.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *