Kesejahteraan Petani Naik, Ini Tanggapan Ketua DPD RI

JAKARTA – Kesejahteraan petani memperlihatkan peningkatan positif. Hal ini diketahui dari meningkatnya daya beli petani yang tercermin dari indeks Nilai Tukar Petani (NTP). Pertumbuhan positif ini disambut positif Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), indeks NTP meningkat pada Juni 2021 sebesar 0,19 persen.

“Kurva nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar usaha pertanian (NTUP) yang meningkat dari waktu ke waktu merupakan sesuatu yang positif. Ini menunjukkan kesejahteraan petani secara perlahan mulai membaik,” kata LaNyalla, Jumat (2/7/2021).

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Data BPS menyebutkan jika NTP Juni 2021 sebesar 103,59, atau naik 0,19 persen dibandingkan bulan lalu 103,39. Hal ini karena indeks yang diterima petani naik 0,01 persen, sementara indeks yang dibayarkan petani turun 0,18 persen.

Berdasarkan subsektor, kenaikan NTP terjadi pada sektor tanaman pangan, yaitu sebesar 0,43 persen dari 96,85 menjadi 97,27. Kenaikan terjadi karena harga gabah naik.

Untuk NTP tanaman perkebunan rakyat naik 0,71 persen karena harga cengkeh dan karet melonjak. Sementara NTP peternakan naik 0,33 persen setelah tingginya harga sapi potong dan kambing.

“Saat ini sektor pertanian memang menjadi sektor yang paling tangguh di era pandemi dibanding sektor ekonomi lainnya. Sektor ini juga sekaligus paling tahan banting dari berbagai ancaman gejolak dan krisis yang ada,” kata LaNyalla.

Mantan Ketua Umum PSSI itu menambahkan, kenaikan NTP merupakan hal bagus bagi kesejahteraan petani dan optimisme baru pada sektor pertanian. Apalagi, kenaikan NTP dan NTUP terjadi secara konsisten sejak Oktober 2020.

“Pencapaian NTP dan NTUP ini harus terus dijaga dan tentunya perlu didukung dengan berbagai kebijakan dan program yang relevan. Supaya seterusnya tetap stabil dan bahkan bisa meningkat lebih tajam lagi,” tuturnya.

LaNyalla yakin Kementerian Pertanian akan mampu mengangkat kesejahteraan petani sebagai garda depan pembangunan pertanian dan penyediaan berbagai bahan pangan. Apalagi memang fokus program Kementan adalah pada perbaikan taraf hidup petani.

“Kita dukung Kementan meningkatkan produksi yang berbasis pertanian maju, mandiri dan modern serta diikuti kualitas pangan berdaya saing ekspor. Kita percaya Kementan akan terus berusaha menjaga ketahanan pangan nasional, terutama saat pandemi Covid-19 seperti sekarang,” ucap LaNyalla.

Terkait NTP di subsektor lain yang justru turun, LaNyalla mengingatkan agar sektor tersebut ditangani dengan baik. Seperti NTP tanaman hortikultura turun 2,41 persen dan perikanan merosot 0,37 persen. Hal ini terjadi karena penurunan harga sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, hingga ikan tongkol dan ikan bandeng payau.

“Subsektor itu harus digenjot lagi penanganannya. Dicari formula dan cara yang tepat agar indeks NTP di subsektor tersebut juga naik. Kalau hal itu tercapai tentunya kesejahteraan petani akan semakin lebih baik,” jelasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *